Harry Halim kembali mengukuhkan posisinya sebagai maestro drama dan simbolisme dalam fashion lewat koleksi terbarunya, Spring/Summer 2026 bertajuk "11/11". Lebih dari sekadar peragaan busana, koleksi ini adalah sebuah manifesto emosional yang terbagi dalam dua babak kontras, mengeksplorasi tema kelahiran kembali, kerentanan, dan kemanusiaan dengan gaya yang tegas dan artistik.
Harry Halim: Maestro Dark Couture Indonesia di Kancah Global
Sejak mendirikan rumah modenya, HOUSE OF HARRY HALIM, desainer kelahiran Indonesia ini telah dikenal luas karena estetikanya yang unik: Dark Couture. Karyanya selalu identik dengan siluet power dressing yang tajam, minimalis, namun selalu diselimuti aura misterius dan dramatis.
Sebelum koleksi "11/11", Harry Halim telah sukses memukau panggung fashion internasional, khususnya di Paris. Ia dikenal piawai memainkan busana monokrom dengan interpretasi goth yang mewah. Koleksi-koleksi terdahulu, seperti yang sering menampilkan gaun-gaun sheer yang provokatif, corsetry yang kaku, atau permainan volume asimetris, selalu menarik perhatian selebritas A-list dunia. Reputasi ini menegaskan bahwa setiap koleksi Harry Halim adalah sebuah pernyataan filosofis, bukan sekadar tren musiman.
Kini, melalui pagelaran yang berlangsung dramatis di The Brickhall at FCC, Jakarta, pada 11 November 2025, Harry Halim membawa kembali DNA dramatisnya dalam koleksi "11/11". Judul ini bukan hanya merujuk pada tanggal pergelaran, tetapi juga simbol dari angel number yang melambangkan kebangkitan dan awal yang baru.
Dalam setiap karyanya, Harry Halim selalu menggunakan fashion sebagai medium komunikasi yang kaya akan simbol, dan kali ini, ia menceritakan sebuah perjalanan dari kegelapan menuju cahaya, dari kekuatan menuju penerimaan.