Setiap orang akan mengupayakan apapun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan yang dilakukan pun beragam, mulai dari yang tidak berbahaya, hingga yang berpotensi mengancam nyawa.
Pekerjaan berbahaya adalah pekerjaan yang mempunyai risiko cedera atau kematian lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lain. Dalam hal ini, pekerja sering bekerja dengan bahan atau peralatan yang berbahaya, di lingkungan yang berbahaya atau dalam situasi yang lebih mungkin memicu kecelakaan.
Dilansir dari TRADESAFE, berikut adalah sejumlah pekerjaan yang dinilai paling berbahaya di dunia.
1. Pekerja Penebangan
Pekerja penebangan/ Foto: Freepik/@aleksandarlittlewolf |
Tugas dari pekerja penebangan adalah menebang pohon dan mengangkut kayu gelondongan ke tempat penggergajian kayu atau fasilitas pemrosesan kayu lainnya. Mereka mengoperasikan mesin dan alat berat, seperti skidder, pemanen, dan gergaji mesin. Mereka juga bekerja di lokasi yang sering kali terpencil.
Pekerja penebangan menghadapi berbagai bahaya dan risiko, termasuk peralatan yang berbahaya, pohon tumbang, keadaan lingkungan sekitar yang tidak kondusif, cuaca ekstrem, potensi kontak dengan satwa liar, dan gigitan atau sengatan serangga.
Tingkat cedera fatal: 132,7 per 100.000 pekerja.
2. Pilot Pesawat dan Insinyur Penerbangan
Pilot pesawat dan insinyur penerbangan/ Foto: Freepik/@DCStudio |
Pilot pesawat dan insinyur penerbangan bertanggung jawab untuk menerbangkan dan menavigasi pesawat terbang, helikopter, dan pesawat lainnya. Mereka harus bisa menginterpretasikan data penerbangan, laporan cuaca, dan instruksi kontrol lalu lintas udara untuk mengambil keputusan selama penerbangan.
Selain itu, mereka juga melakukan pemeriksaan pra-penerbangan dan memastikan bahwa semua protokol keselamatan diikuti. Intinya, mereka mempunyai tanggung jawab yang besar berkaitan dengan keamanan dan keselamatan penerbangan.
Pilot dan insinyur penerbangan menanggung berbagai bahaya dan risiko, seperti kecelakaan pesawat, keadaan darurat medis dalam penerbangan, paparan bahan kimia dan gas berbahaya di kabin pesawat, tabrakan dengan pesawat lain, kesalahan pilot, kegagalan mekanis bagian pesawat, insiden yang berhubungan dengan cuaca, terorisme, serta pembajakan.
Tingkat cedera fatal: 48,6 per 100.000 pekerja.
3. Tukang Atap
Tukang atap/ Foto: Freepik/@gajus |
Tukang atap biasanya mempunyai tugas untuk memperbaiki dan memasang atap pada bangunan hunian dan komersial. Dalam memberikan lapisan kedap air dan tahan cuaca di atas bangunan, mereka pasti bersinggungan dengan berbagai bahan, seperti sirap, logam, dan aspal.
Tentunya bekerja di ketinggian memiliki risiko yang tinggi, termasuk jatuh dari ketinggian, sengatan listrik, kelelahan, cedera muskuloskeletal, paparan bahan kimia, cedera mata akibat puing-puing dan debu yang beterbangan, serta luka bakar.
Tingkat cedera fatal: 47 per 100.000 pekerja.
4. Pekerja Besi dan Baja
Pekerja besi dan baja/ Foto: Freepik/@BalashMirzabey |
Pekerja besi dan baja harus membangun dan memasang kerangka struktural yang terbuat dari baja atau besi. Mereka bekerja di berbagai tempat, seperti lokasi konstruksi, pabrik manufaktur, dan fasilitas industri. Pekerja besi dan baja dapat merakit dan memasang balok baja, memperkuat beton dengan tulangan, dan mengelas komponen logam untuk membuat struktur yang kuat dan kokoh.
Pekerja besi dan baja menghadapi berbagai bahaya dan risiko di tempat kerja, termasuk jatuh dari ketinggian, sengatan listrik, tertimpa benda jatuh, terjepit di antara peralatan atau mesin, paparan bahan kimia berbahaya, dan berisiko mengalami gangguan muskuloskeletal.
Tingkat cedera fatal: 32,5 per 100.000 pekerja.
5. Pengemudi Truk
Pengemudi truk/ Foto: Freepik/@aleksandarlittlewolf |
Pengemudi truk bertanggung jawab untuk mengangkut barang dalam jarak jauh, seringkali melintasi batas negara bagian atau bahkan lintas negara. Mereka mengoperasikan truk komersial, seperti trailer-traktor, tanker, atau bak datar. Pengemudi truk harus mempunyai surat izin mengemudi komersial (CDL) yang valid dan mematuhi peraturan Federal Motor Carrier Safety Administration (FMCSA).
Pengemudi truk menghadapi berbagai bahaya dan risiko di tempat kerja, termasuk kelelahan, kecelakaan, cedera gerakan berulang, paparan bahan berbahaya, dan masalah kesehatan mental.
Tingkat cedera fatal: 24,3 per 100.000 pekerja.