Tidak dapat dipungkiri bahwa kasus kekerasan perempuan merupakan salah satu kasus sering terjadi di Indonesia.
Melansir dari Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, terjadi peningkatan pada Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) selama masa pandemi Covid-19. Bentuk KDRTnya pun beragam, mulai dari kekerasan fisik, seksual, psikis, hingga ekonomi.
Salah satu alasan mengapa kasus ini masih sering terjadi adalah karena para perempuan dihantui keraguan untuk membuka suara. Mengapa mereka ragu melakukan hal itu?
Simak 5 alasan utama mengapa para perempuan bertahan di rumah tangga yang penuh kekerasan di bawah ini, Beauties!
1. Takut Ditinggal Sebatang Kara
kekerasan/ Foto: Pexels.com/ engin aykurt |
Alasan perempuan bertahan yang pertama adalah takut ditinggal sendirian. Perempuan yang takut ditinggalkan rela melakukan apa pun demi bersama pendampingnya, meskipun mereka merupakan pelaku kekerasan.
Meskipun perempuan takut ditinggalkan, namun ini tidak sepatutnya dijadikan sebuah alasan untuk bertahan dengan kekerasan yang dilakukan dalam rumah tangga!
2. Memprioritaskan Kepentingan Anak
kekerasan/ Foto: Pexels.com/august de ricelieu |
Alasan perempuan bertahan pada kekerasan lainnya adalah demi kepentingan anak. Merupakan hal yang wajar ketika mereka mengorbankan diri sendiri untuk memprioritaskan kepentingan anak.
Ketika sebagai pasutri mereka harus berpisah, maka ini menunjukkan bahwa anaknya akan kehilangan sosok seorang ayah. Maka, para perempuan pun berusaha menghindari kemungkinan ini sehingga mereka terpaksa bertahan di rumah tangga yang penuh kekerasan.
3. Yakin Bahwa Pasangannya Bisa Berubah
kekerasan/ Foto: Pexels.com/nathan cowley |
Tidak dapat dipungkiri bahwa para perempuan selalu menaruh harapan pada pasangannya bahwa mereka dapat berubah. Karena pelaku kekerasan pada dasarnya sering meminta maaf dan mengaku akan berubah, namun yang sesungguhnya ini tidak terjadi.
Mereka kerap memanipulasi korbannya hingga mereka bisa memaafkan dirinya selaku yang melakukan kekerasan. Berhati-hatilah jika kalian menyadari perilaku pasangan kalian yang seperti ini, Beauties!
4. Takut Terhadap Pandangan Orang Lain
kekerasan/ Foto: Pexels.com/ just name |
Perempuan yang merupakan korban kekerasan dihantui ketakutan atas penghakiman orang lain terhadap dirinya. Ia pastinya akan menerima banyak komentar, kritikan, dan pertanyaan dari orang-orang di sekelilingnya terkait kondisi rumah tangganya, terutama dari keluarga dan teman terdekat.
Maka, untuk menghindari sederetan komentar, kritikan, dan pertanyaan tersebut, maka para perempuan pun terpaksa bertahan di lingkungan rumah tangga mereka yang penuh dengan kekerasan. Apa yang sebaiknya harus mereka lakukan?
5. Berpikir Bahwa Perlakuannya Wajar
kekerasan/ Foto: Pexels.com |
Alasan perempuan bertahan yang terakhir adalah mereka kerap merasa bahwa kekerasan yang diterima merupakan hal yang wajar karena kesalahan yang telah dilakukan. Para perempuan juga cenderung berpikir bahwa suami mempunyai hak untuk memukul istrinya ketika istrinya melakukan kesalahan. Namun, penting untuk menyadari bahwa kekerasan yang dilakukan juga ada batasnya, Beauties.
_______________
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!