9 Gaya Parenting Ala Orangtua Jerman: Anak Dilatih Mandiri Sejak Dini

Cikal Chairunisa | Beautynesia
Minggu, 20 Aug 2023 22:00 WIB
9 Gaya Parenting Ala Orangtua Jerman: Anak Dilatih Mandiri Sejak Dini/Foto: Freepik.com/senivpetro

Saat kamu memikirkan sosok orangtua di Jerman, apa yang pertama kali kamu bayangkan? Hal pertama yang terlintas dalam pikiran mungkin adalah sosok tegas yang memberitahu anak mereka untuk melakukan sesuatu.

Akan tetapi, menurut Sara Zaske, penulis buku Achtung Baby: An American Mom on the German Art of Raising Self-Reliant Children hal tersebut tidaklah benar. Sebaliknya, Zaske menuliskan bahwa orang Jerman sebenarnya mempunyai gaya parenting yang santai berdasar pada nilai budaya selbständigkeit atau kemandirian.

Berikut adalah beberapa cara orangtua Jerman mendorong kemandirian dan kepercayaan diri pada anak-anak mereka, dikutip dari Mom.com.

1. Biarkan Anak Bermain Sendiri


Biarkan anak bermain sendiri/ Foto: Freepik

Zaske menceritakan kisahnya saat bergabung dengan pasangan orangtua baru di Berlin untuk piknik. Ketika anak-anak pasangan lain ingin pergi bermain, ia mengizinkan putrinya untuk ikut pergi ke taman bermain yang ada di balik tembok juga.

Orangtua lain tidak bergabung dan menolak keras saat ia menyarankan untuk menjaga anak-anak. Mungkin sebagian dari kamu merasa was-was ketika membiarkan anak bermain sendiri, tetapi di Jerman hal tersebut sangat normal, lho.

Ketika anak bermain sendiri, ternyata cukup banyak pelajaran berharga yang bisa didapatkan. Bermain sendiri akan membuat anak menjadi lebih mandiri, meningkatkan kemampuan sosial dalam kelompok, dan membantu menghilangkan stres.

2. Dorong Bayi untuk Menyendiri


Dorong bayi untuk menyendiri/ Foto: Freepik/@Holiak

Cara berikutnya yang diterapkan oleh orangtua Jerman dalam membantu anak mereka merasa aman dengan tubuh mereka sendiri adalah dengan membiarkan dan bahkan mendorong bayi untuk mandiri.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Zaske pernah bertemu dengan beberapa orangtua yang membiarkan anak mereka menghabiskan waktu bermain sebelum tertidur sendiri. Perihal ini, anak tidak boleh bergoyang, bernyanyi, dan merangkak keluar ruangan.

3. Belajarlah untuk Mengatakan Tidak


Belajarlah untuk mengatakan tidak/ Foto: Pexels/Brett Sayles

Saat putranya mengalami masalah tidur di tahun pertamanya, Zaske pun bergegas pergi ke dokter spesialis gangguan tidur. Ia segera menyadari bahwa anaknya tidak bereaksi dengan baik setiap kali diberitahu tidak.

Lebih lanjut, rekomendasi yang didapat Zaske untuk mengatasi masalah ini adalah tidak meninggikan suaranya atau membuat aturan yang lebih ketat, melainkan mengatakan tidak dengan cara yang tenang. Apabila anak masih mengamuk, orangtua harus menunggu dan mengamati terlebih dahulu. Kemudian, menghiburnya ketika sudah mulai tenang.

4. Menempatkan Anak-Anak di Penitipan Anak 


Menempatkan anak-anak di penitipan anak baik untuk mereka/ Foto: Freepik/@pvproductions

Tahukah kamu? Menempatkan anak-anak di penitipan anak dianggap baik di Jerman, terlebih Jerman Timur. Alih-alih merasa bersalah untuk kembali bekerja atau menggunakan pengasuhan anak sebagai pilihan terakhir, orang tua Jerman sangat senang membiarkan anak-anak mereka memiliki waktu jauh dari keluarga untuk mengembangkan diri dan menjelajahi hal baru.

Nah, hal yang harus diperhatikan adalah seluk-beluk tempat penitipan tersebut. Selain itu, perhatikan juga kebersihan tempat dan makanan yang disediakan di sana, supaya nutrisi anak-anak tetap terjaga.

5. Biarkan Anak Menyelesaikan Konfliknya Sendiri


Biarkan anak menyelesaikan konfliknya sendiri/ Foto: Freepik/@lookstudio

Satu hal penting yang dipelajari oleh Zaske tentang mengasuh anak adalah diri kita, semacam prasekolah di mana para guru menetapkan beberapa aturan, tetapi sebagian besar mengizinkan anak-anak untuk mengaturnya sendiri. Poin pentingnya adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menegakkan aturan dan menyelesaikan konflik mereka sendiri.

Anak-anak akan belajar satu sama lain soal perilaku yang dapat diterima secara sosial. Tentunya para guru menjelaskan terlebih dahulu kepada anak-anak konsekuensi dari tindakan mereka dan kemudian membiarkan mereka memutuskan tindakan selanjutnya.

(naq/naq)