Banyak orang masih menganggap bahwa IQ tinggi adalah kunci utama menuju kesuksesan hidup. Anggapan ini begitu kuat, sampai-sampai skor IQ kerap dijadikan patokan dalam berbagai hal: mulai dari penerimaan sekolah, seleksi kerja, hingga penilaian terhadap potensi seseorang.
Orang tua sering merasa bangga jika anaknya memiliki skor IQ di atas rata-rata, seolah-olah itu sudah cukup menjamin masa depan cerah. Bahkan di media sosial dan budaya populer, kita sering melihat cerita atau film yang mengisahkan sosok jenius yang sukses besar karena kecerdasannya.
Namun, apakah benar realitas di dunia nyata seperti itu? Berikut tiga mitos paling umum seputar hubungan IQ dan kesuksesan beserta penjelasannya.
1. IQ Tinggi Adalah Penentu Utama Kesuksesan
IQ tinggi penentu kesuksesan/ Foto: Freepik.com/KamranAydinov |
Mitos ini sudah melekat sejak lama, terutama dalam lingkungan pendidikan. Banyak yang beranggapan bahwa orang dengan IQ tinggi pasti lebih sukses dalam karier dan kehidupan. Namun, kenyataannya tidak sepenuhnya benar.
Memang benar IQ memiliki peran, terutama dalam memecahkan masalah logis dan belajar konsep baru. Tetapi, menurut riset dari American Psychological Association, kontribusi IQ terhadap kesuksesan hanya sekitar 20–25%. Sisanya ditentukan oleh faktor lain seperti ketekunan, keterampilan sosial, kreativitas, dan lingkungan.
Bahkan ada banyak contoh nyata yang membuktikan hal ini. Tokoh-tokoh sukses dunia seperti Richard Branson atau Oprah Winfrey dikenal bukan karena skor IQ mereka, melainkan karena kerja keras, kemampuan membangun relasi, dan keuletan mereka.
Artinya, IQ hanyalah salah satu faktor di antara banyak aspek lain yang lebih menentukan.