Dokter Eka Julianta Wahjoepramono
Beliau yang lahir di daerah Jawa Tengah tepatnya di Klaten pada tanggal 27 Juli 1958 ini, merupakan seorang dokter paling favorit dan sekaligus menjadi guru besar di bidang ahli bedah syaraf. Beliau pernah mendapatkan penghargaan dari MURI, karena satu-satunya dokter Indonesia yang berhasil melakukan bedah otak bagian batang pada pasien yang tidak mampu.
Dokter Soelarto Reksoprodjo
Beliau adalah seorang dokter ternama yang lulus di Universitas Indonesia fakultas kedokteran pada tahun 1961. Beliau seorang dokter yang dinilai killer karena karakter yang keras, bahkan beliau sendiri mengakui akan sikap kerasnya kepada banyak pasien. Sikap kerasnya menjadikan nama beliau banyak terdengar di mata masyarakat.
Namun dengan adanya sikap tersebut, ditambah dengan kejujuran dan profesionalitasnya di dunia kedokteran membuat banyak orang kagum akan prestasinya. Sebagai seorang dokter yang mempunyai keahlian di bidang ahli bedah, beliau pernah mendapat penghargaan di sebuah organisasi internasional dengan sebutan "pisau bedah."
Dokter Pujilestari Sudarmono
Beliau seorang ilmuwan hebat dari Indonesia yang lahir di Bandung pada tanggal 31 Juli 1952. Saat ini beliau menjabat sebagai seorang profesor ahli mikrobiologi di Jakarta, tepatnya di Universitas Indonesia. Beliau mendapatkan gelar sebagai master dan juga gelar Ph.D. dalam bidang biologi di universitas terkenal di Jepang. Pada tahun 2002 beliau pernah menjadi ketua di sebuah departemen khusus Mikrobiologi di Fakultas Medis UI. Selain itu di tahun 1958 beliau juga pernah terpilih untuk menjadi bagian dari misi wahana NASA sebagai ahli spesialis muatan.
Dokter Padmosantjojo
Nama lengkap dan gelarnya adalah Prof. dr. R.M Padmosantjojo. Beliau adalah seorang ahli bedah syaraf yang pernah menggemparkan dunia kedokteran di Indonesia. Karena beliau pernah melakukan sebuah operasi pada anak kembar yang kepalanya saling berdempetan. Tidak hanya terkenal karena kejadian itu, beliau juga adalah seorang dokter yang tidak pernah ingin menarik bayaran dari para pasiennya. Seorang dokter dengan lulusan di Gronigen, Belanda pada tahun 1970 ini memang patut menjadi teladan untuk para dokter di jaman sekarang.
Dokter Akmal Taher
Beliau adalah seorang dokter ahli bedah yang lahir di Jakarta pada tanggal 27 Juli 1955. Banyak karya beliau telah memberikan pengembangan di dunia kedokteran, salah satunya adalah inhibitor of phosphodiesteras 4 yang ada di Jerman, Kanada, Amerika, dan Jepang, beliau memang merupakan pemilik hak patennya. Pada tahun 2013 lalu beliau diangkat menjadi Direktur Jenderal BUK di kementerian kesehatan, ketika menteri Nafsiah Mboi menjabat. Pada tahun 2004 lalu beliau juga mendapatkan penghargaan sebagai Satyalancana Karya Satya, sehingga beliau dikukuhkan menjadi guru besar di UI.
Dokter Enrina Diah
dr. Enrina Diah, Sp.BP-RE yang mempunyai paras cantik ini merupakan ahli bedah Craniofacial pertama di Indonesia yang mendapat sertifikasi Internasional dari Pusat Bedah Craniofacial terkemuka di dunia. Dokter Enrina sempat bekerja untuk beberapa rumah sakit besar di Jakarta, diantaranya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Brawijaya Women & Children Hospital serta salah satu tim pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada tahun 2009, dokter Enriana mendirikan Ultimo Aesthestic & Dental Center. Dengan konsep one-stop-beauty clinic, menggunakan teknologi medis terkini dan didukung oleh tim dokter spesialis yang berpengalaman, Ultimo Clinic berusaha untuk memberikan pelayanan paripurna yang selalu mengutamakan kepuasan kliennya.
Dokter Ryan Thamrin
Dokter Ryan yang pernah menjadi presenter di acara Dr. OZ ini pernah menempuh pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran di Universitas Gadjah Mada. Setelah lulus S1 kedokteran tahun 2000, pada tahun 2004 ia melanjutkan pendidikan di bidang Kesehatan Reproduksi dan Penyakit Menular Seksual pada universitas di Bangkok,
Thailand. Pada tahun 2011, dokter Ryan mengambil gelar masternya di bidang Anti Aging and Aesthestic Medicine di Universitas Padjajaran, Bandung. Sebagai seorang ahli medis, serangkaian prestasi pernah diraihnya. Salah satunya ia pernah mewakili Indonesia dalam proyek penelitian penyakit menular seksual se-Asia di Bangkok, Thailand pada tahun 2004.