Denmark Resmi Sambut Raja Baru Setelah Ratu Margrethe II Turun Takhta

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Senin, 15 Jan 2024 10:00 WIB
Foto: AP Photo/Martin Meissner

Pergantian tahta suatu kerajaan merupakan sebuah momen bersejarah. Tonggak baru mengawali masa jabatan seorang pemimpin bernegara akan selalu dikenang, bukan cuma oleh masyarakatnya, tapi juga dunia. Pada Minggu (14/1), Denmark menancapkan tonggak sejarah tersebut ketika Raja Frederik X naik tahta menggantikan ibunya, Ratu Margrethe II.

Ratu Margrethe II pertama kali mengumumkan pengunduran dirinya saat pidato tahun baru, Beauties. Perempuan 83 tahun itu mengakhiri 52 tahun masa kekuasaannya--terlama sepanjang sejarah Denmark. Ia juga menjadi pemimpin pertama yang secara sukarela turun takhta dalam hampir 900 tahun sejarah monarki Denmark.

Penandatanganan deklarasi penurunan takhta di Istana Christiansborg, Kopenhagen, berlangsung kemarin. Bersama dengan itu, Denmark turut sambut pemimpin monarki baru, Raja Frederik X, yang telah Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen proklamirkan di balkoni istana. Sebanyak 10.000 rakyatnya menyambut sambil mengibarkan bendera Denmark ukuran mini, memakai pernak-pernik seperti mahkota dan cape buatan.

Tidak Ada Upacara Pemahkotaan

Mengutip Time, Denmark merupakan salah satu negara monarki tertua di dunia. Menariknya, upacara pemahkotaan atau penobatan raja atau ratu tidak pernah dilakukan. Pergantian tahta cukup dilakukan tanda tangan dokumen, lalu perdana menteri bertindak sebagai proklamator. Tradisi yang mulai dilakukan sejak 1849 itu juga melibatkan penguasa baru muncul di balkoni.

(dmh/dmh)