Evolusi Gerakan Body Positivity Anti Insecure, Setiap Waktu Semakin Baik!

Retno Anggraini | Beautynesia
Sabtu, 06 May 2023 12:00 WIB
Evolusi Gerakan Body Positivity Anti Insecure, Setiap Waktu Semakin Baik!/Foto: Getty Images/iStockphoto/Youngoldman

Gagasan kepositifan tubuh atau body positivity telah berubah dari penyebab khusus menjadi gerakan yang mencakup semua di mana setiap orang didorong untuk mencintai tubuh mereka apa adanya. Ini adalah praktik yang kuat dan universal, tapi seperti pemberdayaan, gerakan kepositifan tubuh telah digabungkan.

Salah satunya bertujuan untuk komersil, entah itu untuk menjual produk atau merek yang sering kali memanfaatkan ketidakamanan kita. Lantas, bagaimana gerakan kepositifan tubuh bisa menjadi seperti sekarang? Berikut evolusinya seperti yang telah dilansir dari The List.

Asal Mula Gerakan Body Positivity


Asal mula gerakan body positivity/Foto: Pexels.com/Laura Tancredi

Standar untuk tubuh sehat telah berubah sepanjang sejarah, tetapi orang bertubuh besar telah secara konsisten mengalami diskriminasi dalam berbagai cara, termasuk melalui bias berat badan yang bermanifestasi sebagai pelecehan di tempat kerja atau ditolak di fasilitas kesehatan. Orang bertubuh besar juga mengalami stereotip dan stigmatisasi yang dapat menyebabkan kerusakan fisik dan psikologis, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal.

Istilah kepositifan tubuh berasal sekitar tahun 1967 ketika ratusan orang melakukan aksi fat-in di Central Park untuk memprotes diskriminasi dan stigma yang meluas terhadap orang bertubuh besar. Kemudian pada tahun 1969, National Association to Aid Fat Americans (NAAFA) menganggap bahwa diskriminasi terhadap orang bertubuh besar sebagai masalah hak sipil.

Seiring berjalannya waktu, NAAFA mendorong terciptanya bab-bab yang lebih radikal, termasuk Fat Underground, yang mengkhotbahkan 'pembebasan lemak' bagi mereka yang tertindas karena ras, selain masalah bobot mereka.

"Gerakan kepositifan tubuh diciptakan oleh dan untuk orang-orang dalam tubuh yang terpinggirkan, terutama orang-orang bertubuh besar, orang berkulit hitam, aneh, dan memiliki kelainan fisik," kata Chelsea Kronengold, manajer komunikasi di National Eating Disorders Association.

Berjuang untuk Inklusi


Ilustrasi body positivity/Foto: Pexels.com/Antoni Shkraba

Sementara istilah kepositifan tubuh belum tersebar luas karena gerakan penerimaan lemak tumbuh selama beberapa dekade, internet pun mengubah semuanya. "Internet adalah salah satu tempat utama penyebaran rasa malu pada tubuh dan cinta pada tubuh," kata Osborn. Ketika situs media sosial berkembang pesat, aktivisme untuk penerimaan orang bertubuh besar diterima secara online, akhirnya mengarah ke rangkaian aktivisme digital yang dikenal sebagai visabilitas gemuk.

Visabilitas lemak telah berkembang pesat meskipun masih ada beragam reaksi kontra. Influencer dan selebriti sama-sama dipermalukan karena memuliakan obesitas. Namun, Indeks Massa Tubuh yang tinggi bukanlah indikasi kesehatan yang buruk dan istilah obesitas yang biasanya digunakan sebagai diagnosis medis, kini juga diperdebatkan sebagai bahan cercaan.

(naq/naq)