Belakangan ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan video yang memperlihatkan puluhan biksu asal Thailand melakukan perjalanan kaki menuju Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Tahukah kamu kalau rombongan biksu itu ternyata sedang menjalani ritual Thudong?
Tradisi Thudong tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Raya Waisak yang jatuh pada 4 Juni. Perjalanan ini diawali dari Nakhon Si Thammarat, Thailand, pada 23 Maret lalu.
Pada awalnya mereka melakukan perjalanan dari Singapura ke Batam dengan kapal, kemudian dilanjut dari Batam ke Jakarta dengan pesawat. Lalu dari Jakarta ke Kota Magelang ditempuh seluruhnya dengan jalan kaki.
Tradisi ini pun membuat masyarakat penasaran dengan apa sebenarnya ritual Thudong itu yang mengharuskan biksu untuk berjalan kaki. Dikutip dari detikJateng, Selasa (30/5), simak fakta selengkapnya dalam artikel berikut ini.
1. Diikuti 32 biksu, salah satunya dari Indonesia
Tradisi Thudong sampai jalan kaki ke Candi Borobudur ini diikuti sebanyak 32 biksu. Sebanyak 27 biksu asal Thailand, empat biksu dari Malaysia, dan satu biksu dari Indonesia.
2. Melestarikan ajaran Buddha dengan cara modern
Menurut Bhikku Dammaavuddho, perjalanan biksu dari Thailand ke Indonesia ini merupakan salah satu praktik dalam ajaran Buddha Gautama. Thudong adalah kegiatan atau perjalanan ritual oleh para biksu yang dilakukan dengan berjalan kaki sejauh ribuan kilometer.
Lebih lanjut, dia menjelaskan tradisi thudong tetap dilestarikan hanya dengan penyesuaian. Jika dulu para biksu keliling dari satu hutan atau desa, kini para biksu ini singgah di vihara.
3. Melatih kesabaran para biksu
Tradisi Thudong bertujuan untuk melatih kesabaran para biksu. Ini karena dalam melakukan perjalan tersebut mereka akan terkena panas sinar matahari dan hujan.
Selain itu, para biksu hanya makan sebanyak satu kali setiap hari dengan minum seadanya. Mereka juga akan tinggal atau beristirahat di tempat seadanya.