Setiap perempuan berhak untuk merasa cantik dan diterima secara utuh bagaimana pun keadaannya. Pandangan ini disuarakan oleh brand kosmetik lokal Luxcrime dalam kampanye Beauty in Diversity & Equity atau Kecantikan dalam Keragaman dan Kesetaraan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional.
Kampanye sosial ini merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh Luxcrime, sebagai bentuk apresiasi terhadap perempuan di Indonesia. Setiah tahunnya, di bulan Maret, Luxcrime akan menggandeng komunitas serta lembaga swasembada masyarakat, dengan mengangkat isu-isu terkait perempuan di Indonesia.
Di tahun ini, Luxcrime mengajak model difabel untuk mengampanyekan Beauty in Diversity & Equity atau Kecantikan dalam Keragaman dan Kesetaraan.
Sebagai puncak acara, Luxcrime mengadakan kegiatan sosial bersama komunitas Unique Project Theater dan Nalitari, komunitas difabel dari Yogyakarta. Pada acara ini, Luxcrime bersama dua komunitas ini mengadakan sebuah pertunjukan seni yang menyuarakan "Kecantikan dalam Keragaman dan Kesetaraan". Pertunjukan ini diadakan di Pendhapa Art Space, pada Jumat (24/3/2023) di Yogyakarta.
Ahmad Nurul Fajri, Founder Luxcrime, menyatakan jika Luxcrime mencoba untuk mengerti setiap problematika yang dihadapi oleh perempuan. Sudah menjadi komitmen Luxcrime untuk dapat membantu perempuan Indonesia dalam memancarkan kecantikan yang dimiliki melalui produk yang dihadirkan dan atau kegiatan-kegiatan sosial.
"Bagi Luxcrime cantik itu universal dan tak terbatas," ungkap Fajri.
Pertunjukan Teater Berjudul "The Unlimited of Beauty" dari Unique Project Theatre
Dalam puncak kampanye sosial Luxcrime, ditampilkan pertunjukan seni dan budaya dari kelompok seni disabilitas Unique Project dan Nalitari. Unique Project Theatre mengangkat cerita "The Unlimited of Beauty - Keindahan Tak Terbatas".
"Kami sangat mengapresiasi Luxcrime atas kepeduliannya terhadap komunitas-komunitas seperti kami dan juga para perempuan di Indonesia. Kami berharap kegiatan sosial ini dapat menjadi salah satu wadah kami dalam menyuarakan isi hati kami, yang selama ini sering mendapatkan diskriminasi dan masih dipandang sebelah mata sebagai objek belas kasihan." ujar Nanik Indarti, Pendiri Komunitas Unique Project Theater, juga berperan sebagai sutradara sekaligus penulis naskah dalam pertunjukkan teater "The Unlimited of Beauty".
Dialog-dialog yang disampaikan dalam pertunjukan ini menyuarakan isu-isu kecantikan bagi tubuh perempuan difabel yang mengalami keterbatasan karena dianggap tidak memenuhi standar kecantikan.
"Pertunjukkan teater ini mengandung pesan, bahwa kecantikan itu tidak terbatas, bukan untuk si tinggi kurus dan putih, tapi untuk semua perempuan di Indonesia," tambah Nanik.
Pertunjukan Tari Berjudul KAKSA dari Nalitari
Acara puncak ini juga menghadirkan kelompok tari Nalitari yang mengangkat cerita berjudul "KAKSA".
KAKSA merupakan kayu yang tumbuh tanpa bisa memilih dimana dia akan memulai hidupnya. Kaksa tidak memiliki nafsu dan keinginan, hidup mengikuti peredaran waktu untuk akhirnya akan tumbang dan menjadi sebuah perdu.
Makeup Class untuk Teman-Teman Difabel
Selain pertunjukan seni dan budaya, Luxcrime juga mengadakan sesi make-up class bersama teman-teman difabel. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan keahlian tambahan bagi teman-teman difabel ini, sehingga kelak dapat dimanfaatkan sebagai mata pencaharian tambahan.