Istilah toxic relationship atau hubungan beracun sering menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Toxic relationship dapat digambarkan sebagai hubungan yang tidak sehat yang terjadi antara seseorang dengan orang lain, bisa keluarga, teman maupun pasangan.

Toxic relationship ada banyak jenisnya, mulai dari kekerasan secara fisik, verbal, mental, perilaku mengekang, membatasi, manipulasi dan masih banyak lagi. Untuk menghindari perilaku tersebut, kita harus mulai mengenali tanda-tanda jika hubungan yang kita miliki mengarah ke sana.

Perlakuan kasar secara fisik atau verbal mungkin lebih mudah dikenali karena hal tersebut sangat terlihat jelas. Namun, bagaimana jika ternyata kita mengalami perlakuan tidak menyenangkan yang jarang kita sadari? Salah satu yang sering ditemui dan tidak sadar untuk dilakukan adalah silent treatment.

Apa Itu Silent Treatment?

Pasangan yang Berkonflik/foto: pexels.com/Timur Weber

Silent treatment adalah sebuah perlakuan di mana seseorang mendiamkan orang lain yang sedang terlibat konflik dengannya, yang jika dalam hubungan percintaan adalah pasangannya. Perlakuan silent treatment tersebut bisa memiliki berbagai tujuan. Bisa untuk menghindari konflik, menjauh, bahkan tindakan yang bertujuan agar pasangan tidak ingin membahas masalah tersebut.

Tindakan ini tentu bukan hal yang baik karena konflik akan dibiarkan berlarut-larut. Justru, kesalahpahaman akan terus terjadi karena inti masalah tidak terselesaikan.

Hubungan yang baik idealnya memiliki komunikasi yang baik yang terjalin dari kedua belah pihak. Komunikasi yang baik bisa dilihat dari kemampuan mengutarakan pendapat, keinginan, harapan, dan mampu berdiskusi untuk menyelesaikan masalah hingga mencapai kata sepakat tanpa merugikan salah satu pihak. Komunikasi juga merupakan pondasi penting bagi pasangan karena dapat mempererat hubungan.

Silent Treatment Tanda Toxic Relationship

Ilustrasi Pasangan yang Berkonflik/foto: pexels.com/Vera Arsic

Setiap pasangan memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan konfliknya lewat komunikasi. Masing-masing dapat mengutarakan keinginannya hingga mencapai titik temu. Namun, tidak semua pasangan dapat melakukan hal yang demikian.

Lantas, apa yang membuat silent treatment dapat dikategorikan sebagai tanda hubungan toxic?

Beberapa pasangan yang tidak mampu untuk mengutarakan pendapat, keinginan, dan harapannya kepada pasangannya dapat menyebabkan konflik yang terjadi akan semakin berlarut-larut. Apalagi jika salah satu pihak mendiamkan pihak lain saat terjadi konflik dalam waktu yang cukup lama tanpa ada penjelasan apapun.

Ilustrasi pasangan bertengkar/Foto: Freepik

Pihak yang didiamkan akan merasa serba salah karena tidak ada penjelasan. Belum lagi jika hal tersebut menimbulkan trauma dan efek psikologis seperti stres hingga depresi. Hal tersebut dapat dikategorikan sebagai kekerasan emosional, lho!

Segala kekerasan dalam bentuk apapun akan menjadikan sebuah hubungan menjadi tidak sehat atau biasa kita kenal dengan istilah toxic relationship. Jika kamu atau pasanganmu merasa melakukan hal tersebut, segera evaluasi diri dan belajar untuk lebih bisa asertif lagi ya, Beauties.

Berbicara saat emosi sedang memuncak pun juga tidak baik. Jika memang selama ini sudah terbiasa untuk mendiamkan pasangan saat marah, alangkah baiknya saat amarah sudah mereda segera komunikasikan hal-hal yang menjadi kesalahpahaman. Ungkapkan apa yang menjadi penyebab konflik dan utarakan keinginan serta harapan agar bisa saling evaluasi dan mencapai titik temu. Semoga kamu selalu berada pada hubungan yang sehat ya, Beauties!

***

[Gambas:Youtube]

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!