Ini Kisah Fidel Castro, Presiden Termiskin di Dunia yang Cuma Digaji Rp350 Ribu dan Menjabat 32 Tahun

Walau tau tidak mudah, menjadi pemimpin negara adalah keinginan banyak orang. Sering kali, seorang pemimpin negara dikaitkan dengan gaya hidup mewah yang dimilikinya. 

Padahal nyatanya tidak selalu demikian. Beberapa pemimpin negara memilih hidup sederhana dan lebih banyak menyumbangkan harta yang dimiliki untuk banyak orang yang tidak mampu. Seperti kisahnya Fidel Castro, presiden Kuba yang jauh dari kemewahan. 

Berikut kisah Fidel Castro yang dikenal juga sebagai presiden termiskin di dunia. Simak!

Kisah Fidel Castro, Presiden Termiskin di Dunia

Fidel Castro/foto: instagram.com/fidel_castro_ruz

Fidel Alejandro Castro Ruz, lahir di Biran, Provinsi Holguin, Kuba pada 13 Agustus 1926. Ia meninggal dunia pada 25 November 2016 lalu, saat usianya 90 tahun. 

Semasa hidupnya, ia telah menghabiskan waktu 3 dekade lebih, atau tepatnya 32 tahun sejak 1976-2008 sebagai Presiden Kuba. 

Ia adalah anak ketiga dari enam bersaudara. Ayahnya, Ángel, adalah seorang pemilik perkebunan tebu kaya raya yang berasal dari Spanyol yang menjalankan sebagian besar bisnisnya dengan United Fruit Company milik Amerika, yang mendominasi pertanian di wilayah tersebut pada saat itu. Ibunya yang bernama Lina Ruz González, dulunya merupakan pembantu istri pertama Ángel. 

Saat Fidel berusia 15 tahun, ayahnya resmi bercerai dengan istri pertamanya dan menikahi ibu Fidel. Saat usia 17 tahun, barulah Fidel secara resmi diakui ayahnya dan namanya diubah dari Ruz menjadi Castro. 

Secara singkat, ia merupakan lulusan ilmu hukum di Universitas Havana. Di usia muda, Fidel Castro telah tergabung dalam banyak gerakan revolusi di Kuba dan mendedikasikan dirinya pada dunia politik. 

Melansir Biography, Fidel Castro menikah dengan Mirta Diaz Balart, yang berasal dari keluarga politik kaya di Kuba. Mereka dikaruniai seorang anak, bernama Fidel, pada tahun 1949. Dari pernikahan ini, membuat Castro memiliki gaya hidup dan koneksi politik yang lebih kaya. Namun, pada saat yang sama, ia mulai tertarik pada karya Karl Marx dan berniat mencalonkan diri di kongres Kuba. 

Sayangnya, pada 1952, kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Fulgencio Batista berhasil menggulingkan pemerintah dan pemilu mendatang dibatalkan. Ini membuat Castro tidak memiliki platform politik yang sah dan hanya memiliki sedikit pendapatan untuk menghidupi keluarganya.