1. Mental yang Kuat
Peran sebagai seorang ibu tentunya akan sangat jauh berbeda ketika masih berstatus lajang. Menjadi ibu dituntut untuk bisa memikirkan kebutuhan lain, yaitu kebutuhan anak. Mental yang kuat sangat perlu untuk dibangun bahkan sebelum si buah hati lahir. Hal ini bertujuan agar saat buah hati lahir dan semua aktivitas akan berubah, sang ibu muda tidak mudah stres dan merasa tertekan yang akhirnya mengakibatkan depresi.
2. Wawasan yang Luas
Tidak cukup hanya mental, ibu muda juga harus berwawasan luas. Begitu banyak hal tentang perkembangan buah hati yang membutuhkan pemahaman. Untuk itu, seorang ibu muda harus terus belajar dan memperbanyak pengetahuan.
Saat ini sudah banyak ilmu parenting yang tersedia di internet dan dipelajari dengan mudah. Namun yang lebih penting, sebagai orangtua harus terus belajar dari mana saja dan bukan hanya dari internet.
3. Ilmu Mengurus Bayi
Saat menjelang kelahiran sang buah hati, persiapan perlengkapan bayi saja tidak cukup. Ibu muda juga harus belajar mengurus bayi. Aktivitas ini akan menjadi aktivitas baru yang butuh banyak penyesuaian. Maka seorang ibu perlu membekali diri dengan ilmu mengurus bayi. Seiring berjalannya waktu, ibu muda juga harus terus belajar tentang kebiasaan bayi dan pola asuhnya yang tepat.
4. Hubungan Baik dengan Orang Sekitar
Mempertahankan hubungan baik dengan orang sekitar sangat penting untuk dilakukan dalam perjalanan menjadi ibu baru. Seperti misalnya hubungan dengan suami yang harus bisa berkomunikasi dengan baik agar kehadiran sang buah hati membawa kebahagiaan bagi keduanya. Tak kalah penting, hubungan baik dengan orangtua, mertua dan sanak saudara juga perlu tercipta kerukunan agar ibu muda mendapat dukungan penuh untuk peran barunya itu.
5. Mindset dan Fokus
Tidak ada orangtua yang sempurna di dunia ini. Mindset itu perlu ditanamkan pada ibu muda agar nantinya anak tidak jadi korban dari ambisis orangtua yang selalu ingin jadi sempurna. Peran sebagai orangtua muda juga sangat membutuhkan fokus.
Jika tidak bisa fokus karena terlalu mengejar penilaian orang lain, kebutuhan anak bisa saja tidak terpenuhi. Dengan kata lain, lebih penting untuk menjaga fokus dan abaikan sifak perfeksionis dalam mengurus dan membesarkan buah hati.