Dalam era modern yang serba cepat seperti sekarang, seringkali kita merasa terpaksa untuk melakukan banyak hal sekaligus, agar dapat menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat. Kebiasaan multitasking menjadi solusi yang seringkali diambil untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan cepat dan efisien.
Multitasking adalah kegiatan melakukan dua atau lebih tugas atau aktivitas secara bersamaan dalam satu waktu. Contohnya seperti membaca email sambil mengerjakan laporan, makan siang sambil bekerja, atau bahkan menggunakan ponsel saat mengendarai mobil.
Seiring dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan, kebiasaan multitasking mungkin terlihat seperti solusi yang tepat. Namun, ada dampak negatif yang mungkin terjadi ketika kita terlalu sering melakukan multitasking.
Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat terjadi akibat kebiasaan multitasking. Simak!
1. Menurunnya Produktivitas
Ketika kita melakukan multitasking, otak kita membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan beralih dari satu tugas ke tugas yang lain. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Bahkan, studi menunjukkan bahwa multitasking dapat mengurangi produktivitas hingga 40%.
2. Meningkatkan Stres dan Kelelahan
Meningkatkan stres dan kelelahan/ Foto: Freepik.com/ stockking |
Multitasking membutuhkan banyak energi dan konsentrasi dari otak kita, yang dapat membuat kita merasa lelah dan stres. Ketika kita terus-menerus berpindah dari satu tugas ke tugas yang lain, hal ini membuat otak kita menjadi lelah dan sulit berkonsentrasi.
Akibatnya, kita menjadi lebih mudah merasa lelah, frustrasi, dan cenderung menjadi lebih mudah tersinggung.
3. Rentan Membuat Kesalahan
Ketika kita terlalu sibuk melakukan beberapa tugas secara bersamaan, kita lebih rentan membuat kesalahan. Hal ini dapat menyebabkan masalah yang lebih besar seperti kehilangan data penting, kecelakaan saat mengemudi, atau bahkan kesalahan dalam mengambil keputusan penting.