Kenapa Kita Sering Jatuh Cinta Pada Orang yang Salah? Ini Penjelasannya!

Daya Tarik Kimiawi yang Tak Terhindarkan

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Saat kita merasa tertarik pada seseorang (tentu saja berawal dari ketertarikan fisik), tubuh akan melepaskan zat kimia tertentu, seperti dopamin dan oksitosin, yang memberikan perasaan euforia dan kebahagiaan. Zat kimia ini berperan besar dalam proses jatuh cinta dan bisa menutupi kekurangan atau ketidaksesuaian dengan pasangan yang sebenarnya tidak ideal.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Helen Fisher, seorang ahli biologi dan antropolog, menunjukkan bahwa reaksi kimia dalam otak kita memainkan peran penting dalam bagaimana kita memilih pasangan.

Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Neurophysiology, Dr. Fisher menyatakan bahwa dopamin memberi kita perasaan “kenikmatan” saat bersama seseorang yang kita sukai, yang dapat mengaburkan penilaian kita terhadap orang tersebut.

Hormon ini tak hanya berhubungan dengan kecocokan emosional tapi juga membuat kita lebih mudah terjebak dalam hubungan yang mungkin berbahaya atau tidak sehat.

Trauma dan Pola Pengasuhan Masa Kecil

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Kita sering kali tidak sadar bahwa pola hubungan kita sebagai orang dewasa dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil, termasuk hubungan dengan orang tua atau pengasuh kita.

Teori psikologi dari ahli psikoanalitik seperti Sigmund Freud dan lebih lanjut dikembangkan oleh John Bowlby dengan teori attachment, menunjukkan bahwa pengalaman kita saat membentuk ikatan dengan orang tua, akan membentuk pula cara kita berinteraksi dalam hubungan intim di kemudian hari.

Jika seseorang memiliki pola attachment yang tidak sehat atau terjalin dengan orang tua yang kurang mendukung, mereka mungkin lebih cenderung jatuh cinta pada orang yang tak mampu memberikan hubungan yang stabil atau penuh perhatian.

Bahkan, mereka dengan pola attachment tersebut cenderung merasa lebih tertarik pada seseorang yang memancarkan sifat-sifat yang mirip dengan orang tua atau pengalaman masa kecil yang belum terselesaikan, meskipun ini tidak selalu cocok untuk kesejahteraan jangka panjang mereka.

Pengaruh Media dan Harapan Sosial

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Kita hidup di dunia yang sangat dipengaruhi oleh media, baik itu film, serial televisi, atau media sosial. Gambar dan cerita yang disajikan sering kali memperkenalkan kita pada ide-ide tentang cinta yang tidak realistis, seperti hubungan yang penuh drama, konflik, atau bahkan pasangan yang kurang baik untuk kita.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Psychological Science menunjukkan bahwa media sosial dapat mempengaruhi harapan kita terhadap pasangan ideal, menciptakan perasaan bahwa kita harus “mencapai” cinta yang sempurna.

Hal ini bisa membuat kita merasa tertarik pada orang yang “seru” atau menarik secara fisik meskipun mereka mungkin tidak cocok dengan nilai-nilai atau tujuan hidup kita. Terkadang, harapan kita terhadap hubungan menjadi seperti itu, dipengaruhi oleh apa yang kita lihat di luar sana, sehingga kita mengabaikan perasaan sejati kita terhadap diri sendiri dan pasangan yang lebih realistis.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!