Prestasi membanggakan baru-baru ini ditorehkan oleh anak bangsa bernama Maulana Fatahillah Adzima, siswa SMA Negeri 3 Semarang yang berhasil diterima di 21 universitas ternama dunia sekaligus.
Dilansir dari detikJateng, Maulana diterima 21 universitas di luar negeri dengan total 27 Letter of Acceptance (LoA). Ia diterima 6 universitas di Amerika, 4 universitas di Inggris, 4 universitas di Australia, 4 universitas di Kanada, dan berbagai universitas lain di Belanda, Bulgaria, dan Singapura.
Aktif Ikuti Berbagai Lomba Karya Ilmiah
Prestasi membanggakan yang berhasil diraih Maulana bukannya tanpa perjuangan, Beauties. Selama duduk di bangku sekolah, Maulana terbilang aktif mengikuti berbagai lomba karya ilmiah.
Dari hasil jerih payah Maulana terbayarkan ketika karya ilmiahnya berhasil mengantarkannya bisa berkesempatan berkuliah di luar negeri. Ya, selama menjadi siswa SMA Negeri 3 Semarang, Maulana memiliki segudang prestasi di dunia Olimpiade khususnya Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Geografi dan Kebumian yang menghantarkan dirinya menjadi salah satu penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional.
Menurut Wakil Kepala Bidang Komunikasi dan Kerjasama SMAN 3 Semarang, Arief Setyayoga, prestasi Maulana mengikuti lomba karya ilmiah diajukan menjadi nominasi sebagai calon penerima Beasiswa Indonesia Maju.
"Karena prestasi itu kemudian oleh Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional) itu kita nominasikan sebagai calon penerima Beasiswa Indonesia Maju yang di Bali," kata Arief saat ditemui di kantornya, Selasa (4/6), dikutip dari detikJateng.
SMA Negeri 3 Semarang terkenal telah menghasilkan sosok hebat dan berprestasi, misalnya seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Tak hanya itu, sekolah ini juga terkenal sebagai sekolah yang unggul dalam riset, di mana siswa diwajibkan untuk membuat karya ilmiah.
"Jadi dua anak membuat satu penelitian. Semester 1 mereka buat proposal, semester 2 mereka mulai membuat studi kelayakan, kelas 2 mereka melakukan penelitian, dan itu mereka dibimbing oleh pembimbing riset. Setiap kelas itu ada dua pembimbing riset," kata Arief.