Marah Tapi Ditunjukkan dengan Diam dan Cara Tersirat, Kenali Lebih Dalam Apa Itu Kepribadian Pasif-Agresif

Fina Prichilia | Beautynesia
Senin, 27 Sep 2021 22:30 WIB
Ilustrasi marah dalam diam. /Foto: Dok. iStock/detikcom

Pernah nggak kamu berurusan dengan orang yang sebenarnya lagi marah, tapi kamu mulai menyadari bahwa emosi dia ditunjukkan hanya dengan diam seharian?

Kondisi ini bisa juga disebut sebagai perilaku pasif-agresif. Alicia Muñoz, seorang terapis asal AS, seperti dikutip dari laman Mind Body Green, mengungkap bahwa orang dengan perilaku tersebut akan menunjukkan kemarahan dengan cara tersirat atau tersembunyi.

Hal ini kemungkinan dimaksudkan untuk menghindari konfrontasi langsung, tetapi di saat yang bersamaan emosi negatif itu tetap terlihat. Apakah hal ini lebih baik daripada orang yang menunjukkan kemarahannya secara terang-terangan?

Belum tentu. Pasalnya, orang yang menerima perilaku ini dari orang lain pun bisa beraneka ragam responnya. Di antaranya seperti merasa bingung, frustrasi, hingga berisiko rusaknya hubungan personal maupun profesional.

Berikut, beberapa perilaku yang menunjukkan pasif agresif lainnya:

Ilustrasi marah tetapi diam. /Foto: freepik.com

Bahasa Tubuh Negatif

Misalnya, pasanganmu bilang tidak marah. Tapi terlihat dia yang cemberut, memutar mata, ketus, juga menyilangkan tangan. Ini terjadi karena ia enggan untuk membicarakan hal yang sebenarnya membuat ia marah tersebut, sehingga tampak ketidaksesuaian antara tingkah laku dan ucapan.

Sering Terlambat

Misal ada teman kamu yang kerap datang di menit-menit terakhir saat janjian. Atau bisa juga dia menunda-nunda pekerjaan kantor dan baru mengumpulkan pada detik terakhir.

Orang dengan perilaku pasif-agresif melakukan ini karena sebenarnya ia tak ingin melakukannya, mungkin karena adanya alasan tertentu alih-alih mengungkap keengganannya tersebut. Misalnya, load pekerjaan yang terlalu banyak.

Selain dua contoh di atas, perilaku pasif-agresif juga ditandai dengan tindakan ghosting, yakni tiba-tiba menghilang tanpa alasan yang jelas, suka mengkritik atau melontarkan saran yang padahal tidak diminta, dan sebagainya.

Lantas, Apa Sih Penyebabnya?

ilustrasi anak yang tidak dibiasakan bicarakan perasaannya, bisa memicu timbulnya perilaku pasif-agresif./ Foto: thinkstock/detikcom

Ada beberapa penyebab kenapa seseorang memiliki perilaku ini, Beauties. Di antaranya bisa karena pola asuh keluarga yang tidak mengajarkan anak untuk mengungkapkan tiap perasaan yang dirasa.

Bisa juga karena memang ingin menghindari konfrontasi karena alasan tertentu, maupun situasi yang tidak memungkinkan untuk bersikap.

Kiat Mengendalikannya

Kalau pasangan kamu adalah orang yang kerap menunjukkan perilaku ini, maka kamu bisa untuk berterus terang padanya bahwa sikapnya cenderung tidak menyenangkan dan tidak adil dalam sebuah hubungan, Beauties.

Sementara bila kamu menyadari bahwa dirimu yang melakukan hal ini, maka kamu bisa mulai berlatih untuk mengekspresikan diri. Selain itu, cobalah untuk mengenali kemungkinan-kemungkinan yang bisa memancing perilaku tersebut, dan berusaha untuk tetap tenang atau tidak terlalu reaktif.

Bila kamu merasa sangat sulit mengendalikan perilaku ini, cobalah mencari bantuan dengan menemui psikolog maupun psikiater.

---------------------

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

Loading ...