Mengenal Kakeibo, Seni Mengatur Uang ala Jepang yang Efektif dan Bikin Hemat

Dian Aprilia | Beautynesia
Selasa, 23 Mar 2021 16:30 WIB
Ilustrasi Kakeibo/ foto: pexels.com

Pada umumnya, cara budgeting yang biasa dilakukan adalah menerapkan persentase untuk pengeluaran. Misalnya aturan 50/30/20, 80/20 dan lainnya. Tapi, pernahkah kamu mendengar tentang Kakeibo sebelumnya? Kakeibo adalah cara cerdas mengatur keuangan ala Jepang. Kakeibo artinya adalah buku besar atau catatan keuangan rumah tangga. Jadi simpelnya, Kakeibo adalah jurnal pembukuan untuk pengelolaan pendapatan dan pengeluaran yang dicatat manual dengan tulisan tangan.

Berikut beautynesia.id telah merangkum 5 langkah yang perlu kamu lakukan saat menerapkan aturan Kakeibo sebagai berikut:

Catat Pemasukan


Catat pemasukan/pexels.com

Cara pertama adalah dengan mencatat seluruh pemasukan bulanan yang kamu dapatkan. Tidak hanya gaji bulanan saja, kamu juga perlu memasukkan dana tambahan seperti penghasilan sampingan, pemberian orang tua atau kakak dan adik (jika ada), dan lainnya.

Sisihkan Uang untuk Tabungan dan Investasi


Menabung/pexels.com

Langkah yang kedua adalah menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi. Tabungan dan investasi ini merupakan pengeluaran pertama yang perlu kamu lakukan. Jangan jadi pos pengeluaran terakhir, yang biasanya hanya mengandalkan uang sisa bulanan.

Alokasikan Keuangan dalam 4 Aspek


Alokasi keuangan/pexels.com

Salah satu hal utama yang membuat Kakeibo ini simpel tapi efektif adalah pembagian alokasi keuangannya. Kakeibo menuntut kita untuk membagi keuangan dalam 4 pos, diantaranya adalah:

Survival

Survival adalah semua hal yang kita butuhkan untuk bertahan hidup. Hal ini akrab dikenal di Indonesia dengan sebutan kebutuhan pokok yakni sandang pangan dan papan. Kebutuhan yang masuk dalam hal ini di antaranya adalah kebutuhan makanan, perlengkapan sehari-hari, tagihan, cicilan, transportasi, kuota dan banyak lainnya bergantung pada pekerjaan dan aktivitasmu sehari-hari.

Optional

Optional adalah alokasi untuk hiburan dan hal-hal lain yang tidak terlalu penting dan mendesak. Misalnya, nongkrong di kafe, jalan-jalan, belanja barang-barang branded, dan lainnya. Intinya kebutuhan ini tidak menuntut untuk dipenuhi. Jadi kalaupun tidak dipenuhi kehidupanmu tetap berjalan dengan lancar dan baik.

Culture

Culture adalah alokasi kebutuhan untuk menambah wawasan baru. Seperti halnya membeli buku, film, majalah, online course dan lainnya.

Extra

Terakhir, alokasi untuk pengeluaran yang di luar dugaan dan tidak direncanakan sebelumnya. Contohnya adalah membeli kado untuk teman, memperbaiki laptop rusak, memperbaiki rumah dan lainnya.

Siapkan Wadah


Amplop/pexels.com

Selanjutnya kamu perlu siapkan wadah untuk menyiapkan budget di setiap pos alokasi. Kamu bisa pilih amplop, dompet, atau kalau di masa modern saat ini bisa berbentuk rekening. Jangan lupa untuk mencatat semua pengeluaran yang kamu lakukan di setiap rekening.

Evaluasi Laporan Keuangan


Evaluasi/pexels.com

Terakhir, lakukan evaluasi terhadap perencanaan keuangan tersebut. Periksa isi setiap amplop alokasi, apakah ada yang masih sisa ataukah seluruhnya habis bahkan minus? Dari kondisi setiap amplop ini bisa mencerminkan kebutuhan yang paling besar dan ringan. Sehingga bisa menjadi pijakan budgeting bulan depan.

Itulah cara atur keuangan ala Jepang, karena simpel dan mudah dipraktikkan membuat banyak orang menerapkannya. Cara ini juga sangat cocok untuk ibu rumah tangga guna mengatur keuangan keluarga. Selamat mencoba!

(arm2/arm2)
Loading ...