Mengulik Sisi Gelap Standar Kecantikan Korea yang Ditampilkan di Drakor Netflix Mask Girl

Mask Girl merupakan salah satu drama Korea original Netflix terbaru yang dirilis pada Agustus 2023. Terdiri dari tujuh episode, serial yang satu ini menyajikan kisah yang berkaitan dengan salah satu sisi gelap kehidupan Korea Selatan, yakni adanya standar kecantikan Korea.

Untuk kamu yang belum tahu, standar kecantikan Korea atau Korean beauty standard menjadi salah satu istilah populer tak hanya di negara asalnya, namun juga dikenal hingga negara-negara lainnya, Beauties.

Mask Girl (2023)/ Foto: instagram.com/netflixkr

Di setiap negara tentunya memiliki standar kecantikan yang berbeda, begitu pula di Korea Selatan. Namun, standar kecantikan di negeri Ginseng tersebut bisa dibilang cukup ketat.

Melansir The Korean Times, beberapa aspek Korean beauty standard bagi perempuan ialah memiliki bentuk tubuh langsing, kulit cerah dan flawless, dagu yang runcing, kelopak mata ganda, dan masih banyak lagi.

Tak hanya perempuan, terdapat juga Korean beauty standard untuk pria seperti tuntutan memiliki bentuk tubuh spesifik yang tidak terlalu berisi atau terlalu kurus. Sayangnya, keberadaan Korean beauty standard tersebut tak bisa selalu diikuti semua orang.

Beberapa orang tertentu bisa melakukan berbagai tindakan untuk dapat memenuhi kriteria standar kecantikan tersebut, meskipun hal tersebut tidak 'wajib' dilakukan.

Berdasarkan survei oleh Gallup Korea di 2015, perempuan-perempuan di Korea dengan rentang usia 19 hingga 29 tahun melakukan operasi plastik. Hal ini juga dipengaruhi karena self-esteem yang rendah dan kecenderungan untuk membandingkan diri sendiri dengan penampilan orang lain.

Mask Girl Menghadirkan Isu Standar Kecantikan Korea yang ‘Relate’ bagi Sebagian Orang

Mask Girl (2023)/ Foto: instagram.com/netflixkr

Mask Girl sendiri mengisahkan seorang pegawai kantor perempuan bernama Kim Mo Mi. Dalam kehidupan sehari-hari, dirinya dikenal sebagai sosok tertutup dan kerap merasa tak percaya diri dengan penampilan wajahnya.

Padahal, dia memiliki impian untuk menjadi pusat perhatian dan tampil di atas panggung sejak kecil. Namun, orang-orang di sekitarnya sering menyangsikan hal tersebut karena wajahnya yang dinilai tidak ‘cantik’. Bahkan, sang ibu pun turut memiliki pendapat serupa saat mengetahui impian Ki Mo Mi saat masih belia.

Lee Han Byeol sebagai Kim Mo Mi/Foto: instagram.com/lhanbyeol

Layaknya di Korea Selatan sendiri yang memiliki Korean beauty standard, karakter Kim Mo Mi yang memiliki penampilan wajah sederhana membuatnya ingin tampil ‘cantik’ layaknya perempuan-perempuan lain.

Dia pun memiliki jati diri baru, yakni seorang livestreamer yang aktif di malam hari dengan menggunakan topeng bernama ‘Mask Girl’. Kim Mo Mi juga mengubah penampilannya dengan memakai pakaian-pakaian cantik, rambut wig panjang berwarna pirang, dan jauh lebih leluasa menunjukkan keinginannya.

Lewat identitas lainnya tersebut, Kim Mo Mi bisa lebih percaya diri untuk tampil menari hingga menyanyi secara online dan mendapat banyak pujian dari para pengguna online.

Tindakan Diskriminatif Terhadap Penampilan Seseorang dalam Mask Girl

Lee Han Byeol sebagai Kim Mo Mi/ Foto: Korea Joongang Daily

Selain mengangkat isu mengenai standar kecantikan Korea, Mask Girl turut menghadirkan gambaran tindakan diskriminatif terhadap penampilan seseorang atau dikenal sebagai lookism.

Istilah lookism sendiri mengarah pada prasangka sosial terhadap mereka yang dinilai tidak memenuhi standar penampilan tertentu seperti mengutip dari Jezebel.

Terlebih, banyak orang Korea menghargai keindahan estetika dan karenanya dianggap terobsesi dengan penampilan fisik mereka. Keinginan untuk mencapai standar kecantikan masyarakat membuat banyak orang menjalani prosedur untuk menghindari prasangka seperti mengutip dari High School Insider Los Angeles Time.

Dalam salah satu episode Mask Girl, terlihat perlakuan diskriminatif terhadap Kim Mo Mi yang dinilai tidak ‘cantik’ dari rekan-rekan kerjanya, terutama rekan kerja pria.

Sebaliknya, rekan-rekan kerja pria Kim Mo Mi bersikap sangat baik kepada pegawai perempuan baru di kantor mereka, terlebih karena pegawai baru tersebut dinilai ‘cantik’.

Dengan adanya lookism hingga Korean beauty standard tersebut, Kim Mo Mi turut menjadi karakter yang menggambarkan contoh ‘nyata’ bagaimana masyarakat setempat menilai seseorang berdasarkan penampilannya.