Kuliner Indonesia semakin dikenal dunia lewat film bertajuk 'The Last of Us' yang tayang pada Januari silam. Film karya Naughty Dog ini adalah serial post-apocalyptic terbaru hasil adaptasi gim video bertajuk serupa.
Pada episode ke-2, Indonesia dibuat bangga lantaran terdapat cuplikan adegan berlatarkan restoran masakan padang. Seperti yang kita tau, masakan padang adalah salah satu kuliner Indonesia yang paling legendaris.
Adegan itu menampilkan Christine Hakim –Pemeran di 'The Last of Us' sekaligus aktor dari Indonesia– yang sedang makan siang di restoran masakan padang, Kedai Kapau.
Lantaran munculnya masakan padang di film ini, tentu membuat sebagian penonton penasaran tentang masakan tersebut. Menariknya lagi salah satu menu masakan padang sudah diakui UNESCO dan jadi salah satu masakan terenak di dunia.
Masakan Padang dari Mana?
Masakan padang adalah salah satu kekayaan budaya kuliner Indonesia yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.
Meskipun bernama masakan padang, masakan ini tidak mutlak asli Padang. Diketahui resep masakan padang tidak hanya berasal dari Kota Padang melainkan dari Payakumbuh, Bukittinggi, Solok, dan Padang Pariaman.
Di beberapa tempat, masakan padang juga dikenal dengan nama masakan minang.
Menu masakan minang pun beragam. Menu yang paling populer di telinga masyarakat Indonesia adalah rendang. Selain rendang ada gulai tunjang, ayam lado mudo, hingga hingga dendeng balado.
Ciri Khas Masakan Padang yang Melekat di Lidah
Ciri khas dari masakan padang adalah cita rasanya yang cenderung gurih dan pedas/Foto: pixabay/Denny Lubis |
Kalau ngomongin masakan padang, rasanya setiap orang selalu berkata 'sekali nyoba, dijamin nagih deh'. Setelah ditelusuri, ternyata yang membuat foodies ketagihan adalah cita rasa dari masakan itu sendiri.
Diketahui masakan padang memiliki cita rasa yang cenderung pedas, gurih, dan kaya akan bumbu rempah-rempah seperti pala dan merica. Siapa sangka bahwa rasa gurih berasal dari penggunaan santan yang dipengaruhi oleh masakan India dan Timur Tengah.
Mengutip buku karya sejarawan Gusti Asnan bertajuk 'Dunia Maritim Pantai Barat Sumatra', pada abad ke 16, Sumatera Barat menjadi salah satu kawasan yang dilewati jalur perdagangan dan menjadi persinggahan banyak pedagang dari India dan Timur Tengah. Konon mereka tidak hanya berdagang, tetapi juga menularkan kebiasaan memasak dengan bumbu yang kaya akan santan, cabai, dan rempah.