Miris, 31 Anak Dipekerjakan secara Ilegal di Pabrik Pengepakan Daging: Ada yang di Bawah Umur hingga Alami Luka Bakar

Nadya Quamila | Beautynesia
Selasa, 15 Nov 2022 14:30 WIB
31 Anak Dipekerjakan secara Ilegal di Pabrik Pengepakan Daging: Ada yang di Bawah Umur hingga Alami Luka Bakar/Foto: Dok. U.S. Department of Labor

Salah satu perusahaan keamanan pangan terbesar di Amerika Serikat (AS), Layanan Sanitasi Packers, secara ilegal mempekerjakan lebih dari 31 anak di tiga pabrik pengepakan daging. Dilaporkan beberapa dari pekerja anak tersebut menderita luka bakar akibat pembersih korosif yang harus mereka gunakan saat bekerja, menurut temuan Departemen Tenaga Kerja AS, dilansir dari The New York Times.

Departemen Tenaga Kerja AS telah mengajukan perintah di Pengadilan Distrik AS di Nebraska terhadap Layanan Sanitasi Packers. Perintah tersebut mengharuskan perusahaan untuk berhenti "mempekerjakan pekerja anak yang menindas" dan mematuhi penyelidikan Departemen Tenaga Kerja atas praktik tersebut.

Pekerja Anak di Pabrik Pengepakan Daging di AS/ Foto: Dok. U.S. Department of Labor

Packers adalah sebuah perusahaan kebersihan dan sanitasi yang berbasis di Kieler, Wisconsin, AS. Perusahaan tersebut menyediakan pekerjaan kontrak di ratusan pabrik pemotongan dan pengemasan daging di seluruh negeri.

Departemen Tenaga Kerja menemukan bahwa Packers mempekerjakan setidaknya 31 anak, dengan rentang usia 13 hingga 17 tahun. Adapun jenis pekerjaan yang dilakukan adalah membersihkan peralatan berbahaya dengan pembersih korosif selama shift malam di tiga fasilitas pemotongan dan pengemasan daging, yaitu pabrik Turkey Valley Farms di Marshall, Minnesota, dan JBS Pabrik AS di Grand Island, Nebraska, dan Worthington, Minnesota.

Pekerja Anak di Pabrik Pengepakan Daging di AS/ Foto: Dok. U.S. Department of Labor

Berdasarkan dokumen pengadilan, pekerja anak tersebut diminta untuk membersihkan lantai, gergaji pemotong daging dan tulang, hingga mesin penggiling dan pisau listrik. Menurut para penyelidik, pekerja anak itu terdiri dari anak laki-laki dan perempuan yang tidak fasih berbahasa Inggris. Sebagian besar dari mereka diwawancarai dalam bahasa Spanyol.

Tak hanya itu, Departemen Tenaga Kerja AS menemukan bahwa ada beberapa anak di bawah umur yang dipekerjakan oleh perusahaan, salah satunya seorang anak berusia 13 tahun yang dilaporkan menderita luka bakar kimia kaustik dan cedera lainnya.

Sementara itu, seorang anak berusia 14 tahun, yang bekerja dari jam 11 malam sampai jam 5 pagi lima sampai enam hari seminggu, menderita luka bakar kimia dari mesin pembersih yang digunakan untuk memotong daging. Karena bekerja di pabrik, beberapa anak tersebut tertidur di sekolah atau ketinggalan kelas.

(naq/naq)