Selain dikenal maju di bidang teknologi, Jepang juga memiliki ragam destinasi wisata menarik, tatanan masyarakat stabil, keramahan warga, hingga rendahnya tingkat kriminalitas. Tidak heran jika Negeri Sakura dianggap sebagai salah satu negara terbaik untuk dikunjungi dan ditinggali.
Walau banyak peminat, namun tinggal di Jepang ternyata bukan hal mudah karena tingginya harga properti. Cheap Houses Japan melaporkan bahwa rumah bekas di kawasan terpencil saja dibandrol setidaknya 142 ribu USD atau sekitar Rp2,07 miliar menurut kurs saat ini.
Untungnya, saat ini ada program rumah gratis di Jepang yang memungkinkan siapa pun untuk mendapatkan tempat tinggal dengan harga sangat terjangkau, bahkan tanpa biaya!
Bagaimana cara mendapatkannya? Yuk cari tahu!
Rumah Gratis di Jepang Sebagai Solusi Mahalnya Properti
Ilustrasi Rumah Gratis di Jepang/Foto: Pixabay.com/jackmac34 |
Walaupun harga properti di Jepang sangat tinggi, namun ternyata banyak penduduk yang sengaja meninggalkan rumahnya karena berbagai alasan, misalnya bencana alam, paparan zat berbahaya, hingga alasan ekonomi seperti pajak dan renovasi yang dianggap terlalu tinggi. Rumah-rumah yang ditinggalkan ini biasa disebut akiya, yang dalam bahasa Jepang berarti rumah kosong atau terbengkalai.
Question Japan melaporkan bahwa ada setidaknya 8,4 juta rumah yang telah ditinggalkan selama bertahun-tahun. Akiya umumnya berada di kawasan terpencil dengan akses terbatas namun ada pula beberapa unit yang letaknya berada di kota metropolitan. Di Tokyo saja, dilaporkan bahwa 1 dari 10 rumah telah ditinggalkan, dan jumlahnya terus bertambah.
Akiya sendiri kebanyakan adalah rumah yang berada di kawasan kurang strategis sehingga jarang diminati. Namun jika jumlahnya terus bertambah tanpa ada solusi, maka setidaknya 900 wilayah di Jepang akan menjadi kota mati dan tidak produktif. Karenanya, muncul inisiatif untuk membagikan akiya secara gratis pada yang berminat.
Rumah Gratis yang Tidak Sepenuhnya 'Gratis'
Ilustrasi Rumah Gratis di Jepang/Foto: maxpixel.net |
Perlu diketahui bahwa penyebutan "gratis" di sini merujuk pada nilai rumah. Jika sudah sepakat untuk menempati, penghuni baru tetap harus membayar pajak rumah, pajak hadiah karena mendapatkan rumah secara cuma-cuma, serta biaya lain yang mungkin timbul.
Selain itu, akiya biasanya ditawarkan dalam kondisi apa adanya. Karena telah ditinggalkan cukup lama, mungkin saja kondisinya tidak benar-benar layak huni sehingga perlu renovasi, tentunya dengan biaya yang cukup besar.
Beberapa hunian memang akan diberikan gratis (belum termasuk pajak), terutama jika kondisinya cukup parah dan lokasinya sangat sepi peminat. Namun untuk hunian yang masih layak, pengelola akan menetapkan “harga sewa bulanan/tahunan” sebagai syarat menempati. Setelah beberapa tahun, baru hak milik akan diberikan penuh pada penghuni.
Pada dasarnya, kamu seperti sedang membeli rumah dengan mencicil. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pembeli benar-benar menempati rumah tersebut dalam waktu lama. Namun bagaimanapun, jika dihitung ulang, harga total yang dibayarkan akan tetap terjangkau dan di bawah rate pasaran.