Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan kecelakaan maut bus pariwisata SMK Lingga Kencana Depok. Kecelakaan yang terjadi pada Sabtu (11/05) ini telah merenggut 11 korban jiwa dan puluhan luka-luka. Menurut keterangan yang dihimpun, rem pada bus blong sehingga membuat kendaraan jadi hilang kendali.
Buntut dari kecelakaan ini, sejumlah daerah dengan tegas memberlakukan aturan baru soal study tour. Adapun aturannya adalah larangan sekolah mengadakan study tour ke luar provinsi. Setidaknya, beberapa daerah yang sudah mengultimatum aturan ini adalah, DKI Jakarta hingga Jawa Barat.
Tentu saja, aturan ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian besar wali murid menyetujui aturan ini dengan dalih menghemat biaya perjalanan. Sementara itu tidak sedikit juga yang menolak. Bahkan, Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno menyebutkan keberatannya di akun X milik-nya.
“Dari musibah kecelakaan yang terjadi di Ciater, kita jadikan ini pelajaran bahwa bukan study tour-nya yang harus diperketat, melainkan kelayakan kendaraan, fasilitas, dan sumber daya manusianya,” tulis Sandi pada Selasa (14/05).
Di tengah polemik yang cukup pelik ini, perlu diketahui bahwa sebenarnya study tour memiliki manfaat yang signifikan pada perkembangan belajar dan kognitif siswa, lho! Apa saja manfaatnya?