Perjuangan mencapai kesetaraan gender telah berlangsung selama lebih dari satu abad. Bukan proses yang mudah, namun setidaknya ada banyak pencapaian bisa kita rasakan dalam perayaan International Women’s Day (IWD) yang jatuh setiap tanggal 8 Maret.
Dilansir dari laman History, penetapan tanggal ini telah dilakukan sejak tahun 1975 dan selalu meraih simpati publik dari waktu ke waktu. Meski demikian, tidak semua orang tahu bagaimana awal mula perayaan ini dan mengapa dunia harus merayakannya. Karenanya, agar dapat memaknainya dengan baik, simak penjelasan berikut ini!
Apa Itu International Women’s Day?
Dilansir dari laman UN Australia, International Women’s Day adalah hari di mana para perempuan diakui atas prestasi mereka. Momen ini lahir berkat gerakan buruh pada awal abad ke-20 di kawasan Amerika Utara dan Eropa.
Awalnya gerakan ini adalah bentuk protes terhadap ketidakadilan yang dialami perempuan, namun berkembang menjadi upaya meraih kesetaraan gender secara menyeluruh. Pada akhirnya, Hari Perempuan Internasional menjadi titik sentral aksi demi membangun dukungan bagi hak-hak perempuan dan partisipasi penuh mereka dalam ekonomi, politik, komunitas, dan kehidupan sehari-hari.
Sejarah Awal Hari Perempuan Internasional
Penetapan tanggal International Women’s Day telah dilakukan sejak 1975. Namun sebagaimana dipaparkan History, perjuangan perempuan menuntut kesetaraan hak telah dimulai jauh sebelum itu. Sejarahwan Temma Kaplan mengungkapkan bahwa momen pertama yang berhasil direkam terjadi pada tahun 1908 di New York City.
Saat itu, setidaknya 15 ribu perempuan melakukan demonstrasi di sepanjang jalanan New York City untuk menuntut kehidupan yang lebih layak. Tindakan ini adalah buntut dari pembatasan hak perempuan dalam Pemilu, kelayakan upah kerja, hingga diskriminasi jam kerja. Setelah melalui berbagai macam proses, tercetuslah National Woman’s Day (NWD) pertama pada 28 Februari 1909.
Pada tahun 1910, konsep Hari Perempuan akhirnya menjalar ke Eropa. Konferensi Internasional Perempuan Pekerja digelar pada tahun tersebut. Seorang perempuan bernama Clara Zetkin mengusulkan untuk menetapkan perayaan hari perempuan yang berlaku secara universal di seluruh dunia.