Hati-Hati! 3 Makanan Ini Paling Gampang Bikin Keracunan

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Selasa, 14 Oct 2025 12:00 WIB
Makanan yang Paling Gampang Bikin Keracunan/Foto: Freepik

Keracunan makanan bukan sekadar masalah sepele yang bisa diabaikan, melainkan ancaman serius yang dapat membahayakan kesehatan, bahkan berujung pada kondisi darurat medis. Gejalanya bisa muncul tiba-tiba, mulai dari mual, muntah, diare, hingga dehidrasi parah yang menguras energi tubuh.

Dilansir dari Fodmap Everyday, ada 3 jenis makanan yang harus dihindari menurut para ahli yang paling sering menjadi pemicu keracunan. Mengetahui informasi ini sangat penting karena banyak dari makanan penyebab keracunan tersebut sebenarnya sering kamu temui dalam kehidupan sehari-hari dan tampak aman untuk dikonsumsi.

Ayam dan Kalkun


Ayam dan kalkun sering dikaitkan dengan kasus keracunan makanan/Foto: Freepik

Ayam dan kalkun sering dianggap sebagai penyumbang terbesar kasus keracunan makanan yang mematikan. Menurut National Institutes of Health, daging unggas bertanggung jawab atas 29 persen kematian akibat penyakit bawaan makanan sehingga menjadikannya masuk dalam kategori makanan paling berisiko. Penyebab utamanya adalah kuman seperti Salmonella, Campylobacter, dan Clostridium perfringens.

Hal ang membuatnya berbahaya, ayam bisa membawa Salmonella dalam ususnya tanpa terlihat sakit. Baru saat disembelih, bakteri ini mudah berpindah ke daging yang akhirnya sampai di meja makanmu. Risiko makin tinggi jika terjadi kontaminasi silang di rumah, di mana cairan dari ayam mentah bisa mencemari meja, talenan, atau bahkan makanan lain di sekitar dapur.

Di Indonesia, keberadaan Salmonella pada ayam dianggap sebagai risiko yang harus dikendalikan. Regulasi pangan, seperti SNI (Standar Nasional Indonesia) 7388:2009 dan peraturan BPOM No.13 Tahun 2019, menetapkan bahwa daging ayam segar tidak boleh mengandung Salmonella sama sekali (statusnya “negatif Salmonella”). Artinya, produsen wajib menjaga proses pemeliharaan, pemotongan, dan distribusi agar aman sebelum produk sampai ke konsumen.

Meskipun begitu, bukan berarti ayam yang dijual di pasar atau supermarket selalu bebas bakteri seratus persen. Kontaminasi masih bisa terjadi, terutama bila rantai produksi atau penyimpanan tidak higienis. Oleh karena itu, konsumen tetap memegang peran penting untuk memastikan keamanan di dapur.

Cara paling aman adalah memasak ayam hingga benar-benar matang dengan suhu internal minimal 74°C. Jangan pernah mencuci ayam mentah, karena cipratannya justru menyebarkan kuman ke permukaan dapur. Gunakan talenan terpisah khusus untuk unggas mentah—utamakan yang berbahan plastik atau akrilik yang bisa dicuci bersih atau disterilkan—agar risiko kontaminasi silang bisa dicegah.

(naq/naq)