Jangan Cuma Hobi Ngopi, Kenali Jenis Kopi Dunia yang Sering Kamu Minum

SETYADI!! | Beautynesia
Selasa, 01 Oct 2019 13:30 WIB
https://truenorthfamilydental.com/wp-content/uploads/2019/01/01-Veneers-Blog-Post2-1030x687.jpg
Terdapat lebih dari 100 spesies jenis kopi yang dikenal. Namun kebanyakan rasanya kurang sedap atau memiliki hasil panen yang kecil. Namun, yang menjadi komoditas populer di dunia ternyata tidak banyak.

Kamu pecinta kopi? Atau sekaligus penikmat senja? Tapi, jangan mengaku sebagai penikmat kopi kalau belum mengenal jenis-jenis kopi. Asal tahu saja, terdapat lebih dari 100 spesies atau jenis kopi yang dikenal. Namun kebanyakan rasanya kurang sedap atau memiliki hasil panen yang kecil.

Namun, hanya ada sedikit jenis kopi yang menjadi komoditas populer di dunia, ditambah produksi kopi yang berasal dari Indonesia. Simak ulasannya!


Foto: Istimewa


 


1. Kopi Arabika


Kopi Arabika atau Coffea Arabica merupakan kopi pertama yang ditemukan di Ethiopia oleh bangsa Arab yang kemudian disebarkan ke penjuru dunia. Sejurus kemudian, nama Arabika digunakan karena peran bangsa Arab dalam menyebarkan biji kopi tersebut. Arabika juga merupakan jenis kopi pertama yang dibawa ke Indonesia oleh Belanda.

Arabika tidak sekadar tumbuh bebas. Ia hanya dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1.000-2.000 meter dari permukaan laut. Pada dataran yang lebih rendah, tanaman ini sebenarnya masih bisa tumbuh. Namun, pertumbuhannya tidak akan optimal dan sangat mudah terserang hama.

Di Indonesia sendiri, kita bisa menemukan dan menikmati berbagai varietas arabika, mulai dari Aceh hingga Papua.
 


Foto: Istimewa

Biji arabika mengandung kafein yang rendah sehingga rasa dan aromanya lebih menonjol. Ciri khas kopi arabika adalah rasanya yang asam dan warna seduhan yang tidak terlalu kental.

Oleh karena jenis dan rasanya yang beraneka ragam, Arabika lebih banyak diminati daripada kopi robusta. Harga kopi pun lebih mahal karena perawatan tanaman arabika lebih sulit dibanding robusta. Kurang-lebih 70 persen Arabika menguasai pasar kopi dunia.
 


2. Kopi Robusta


Coffea canephora var. robusta nama latinnya. Konon, tanaman kopi ini pertama kali ditemukan di Kongo. Jenis ini sebetulnya merupakan subspesies atau varietas dari Coffea canephora.
 
Setidaknya ada dua varietas utama Coffea canephora, yaitu robusta dan nganda. Namun, di antara keduanya, robustalah yang lebih populer sehingga namanya sering digunakan untuk menyebut canephora.

Nama robusta diambil dari kata robust yang berarti kuat. Sayangnya, meski tanaman ini lebih kuat dan tahan terhadap gangguan hama dibanding arabika, kualitas buahnya lebih rendah.

Indonesia termasuk penghasil kopi robusta terbesar setelah Vietnam dan Brazil dalam perdagangan global. Lebih dari 80 persen perkebunan di Indonesia ditanami robusta. Kendati begitu, Kopi robusta hanya memenuhi sekitar 28 persen dari produksi kopi di dunia.
 


Foto: Istimewa

Konon, dahulu robusta didatangkan ke Indonesia oleh Belanda untuk menggantikan produksi jenis kopi arabika karena perawatannya lebih gampang. Oleh karena inilah, tanaman kopi robusta lebih banyak ditemui di Indonesia daripada arabika. Kopi robusta ini pernah mengantarkan Indonesia menjadi ladang pengekspor kopi terbesar di dunia.

Tanaman kopi robusta dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-900 atau idealnya 400-800 meter dari permukaan laut. Suhu rata-rata yang dibutuhkan untuk tumbuh adalah sekitar 24-30 °C dengan curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun.
 


3. Kopi Liberika & Excelsa


Coffea liberica atau kopi liberika pertama ditemukan di negara Liberia. Banyak orang beranggapan bahwa tanaman ini berasal dari daerah tersebut. Padahal liberika juga ditemukan tumbuh liar di daerah Afrika lainnya.

Pohon liberika bisa mencapai tinggi hingga 18 meter. Ukuran buahnya lebih besar dibanding arabika dan robusta. Meski buahnya besar, bobot buah keringnya hanya 10 persen dari bobot basahnya.
 


Foto: Istimewa

Penyusutan bobot ketika dipanen ini tentu kurang disukai oleh para petani. Ongkos panen menjadi lebih mahal. Hal ini membuat petani enggan mengembangkan kopi liberika sehingga produksi dan persebarannya tidak seramai arabika dan robusta.
 
Meskipun masih dibudidayakan di beberapa daerah, tingkat produksi liberika adalah yang paling rendah dari jenis lainnya. Produksi liberika kiranya hanya sekitar 1-2 persen dari produksi kopi dunia.

Adapun satu varian kopi liberika populer yang pada mulanya dianggap sebagai satu spesies sendiri, yaitu excelsa. Seorang botanis asal Prancis, Jean Paul Antoine Lebrun mengklasifikasikan excelsa sebagai salah satu varietas dari liberika. Pada 2006, excelsa diakui dan diresmikan dengan nama ilmiah Coffea liberica var. dewerei.
 


4. Kopi Luwak


Sementara di Indonesia memiliki kopi luwak. Ini merupakan kopi yang berasal dari biji kopi arabika atau robusta yang dimakan oleh luwak. Luwak akan menelan buah kopi dan memprosesnya dengan enzim yang ada di perutnya.

Nantinya, biji dari buah kopi itu lalu terbuang bersama kotorannya. Biji itulah yang dinamakan kopi luwak.

Kopi luwak dihargai sekitar Rp350 ribu bahkan lebih, tergantung jenis kopi yang dimakan luwak. Kopi luwak menjadi lebih istimewa karena luwak mencari buah kopi yang 90 persen matang. Ia tidak melihat warna, tetapi menggunakan daya penciuman yang tajam dan selalu mencari kopi pada malam hari.
 


Foto: Istimewa

Luwak hanya memakan biji kopi dengan kualitas tinggi, yang dapat dirasakannya dengan indra penciumannya. Oleh karena itu, cita rasa dari kopi luwak pun sangat tinggi, yang menjadikannya harga kopi tertinggi di dunia, dengan perbandingan berkali-kali lipat dari jenis biji arabika dan robusta biasa.
 


(arm2/arm2)
Loading ...