Mengenal Diet 1975, Rahasia Umur Panjang dan Tubuh Langsing Orang Jepang

Retno Anggraini | Beautynesia
Rabu, 14 Jun 2023 09:30 WIB
Mengenal Diet 1975, Rahasia Umur Panjang dan Tubuh Langsing Orang Jepang/Foto: freepik.com/freepik

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaitkan peningkatan populasi yang menua di dunia sebagian besar dikarenakan penurunan kesuburan dan usia yang relatif singkat. Menurut American Society on Aging, Jepang merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki populasi di mana setidaknya 15 persen populasinya berusia 65 tahun atau lebih.

Dilansir dari Rejuvant, Jepang memiliki lebih dari 71 ribu centenarian (seseorang yang telah hidup yang diyakini berumur 100 tahun) pada 15 September 2019. Lantas, apa rahasianya?

Di antara banyaknya diet Jepang yang memiliki manfaat memperpanjang usia, salah satu yang paling terkenal adalah diet 1975. Yuk, simak pembahasan lebih lanjut seputar diet 1975 berikut ini!

Diet Jepang vs Diet Amerika


Makanan Jepang/Foto: Unsplash.com/Chanhee Lee

Makanan tradisional Jepang sangat berbeda dari makanan Amerika. Diet Amerika umumnya melibatkan asupan makanan hewani yang tinggi lemak jenuh, garam, dan kalori yang terkait dengan gula halus dan alkohol. Ditambah dengan tingginya konsumsi makanan olahan dan kemasan seperti daging dan keju serta konsumsi buah dan sayur yang rendah, mengakibatkan asupan serat makanan tidak cukup.

Sedangkan diet Jepang mengandung jauh lebih sedikit makanan olahan, tinggi nutrisi, dan rendah kalori. Kelompok makanan dalam diet Jepang termasuk makanan nabati, ikan, produk kedelai, rumput laut, dan teh hijau yang tinggi antioksidan.

Selain itu, orang Jepang memiliki pendekatan yang lebih sehat pada makanan. Mereka memiliki beberapa hidangan berbeda dalam satu hari, memakan makanan dari piring kecil, dan metode memasak mereka melibatkan mengukus dan merebus. Orang Jepang juga terbiasa mengonsumsi hidangan utama dan makanan ringan secukupnya.

Sejarah Diet 1975


Makanan Jepang/Foto: Unsplash.com/Richard Iwaki

Para peneliti memahami bahwa pola makan memengaruhi kesehatan dan usia panjang suatu populasi. Banyak yang percaya bahwa makanan di Jepang memainkan peran penting dalam harapan hidup panjang negara tersebut. Para peneliti pun mengamati menu mingguan dari tahun 1960, 1975, 1990, dan 2005.

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan kelompok tikus, mereka menemukan bahwa diet tahun 1975 menurunkan risiko diabetes dan penyakit hati berlemak. Selain itu, kehilangan memori dan kemampuan belajar tikus menurun dibandingkan dengan pola makan periode lainnya. Ditambah, penuaan berkembang lebih lambat yang memperpanjang usia mereka.


Makanan Jepang/Foto: Unsplash.com/Kofookoo.de

Setelah melihat manfaat diet 1975 pada tikus, para peneliti mencoba eksperimen mereka pada subjek manusia yang berusia antara 20 hingga 70 tahun dengan membaginya menjadi beberapa kelompok. Kelompok yang mengikuti diet 1975 akan mengonsumsi makanan sebanyak tiga kali sehari selama 28 hari.

Para peneliti pun menemukan bahwa indeks massa tubuh rata-rata, lingkar pinggang, dan berat badan anggota kelompok yang mengikuti diet 1975 menurun secara substansial, beserta kolesterol jahat dan hemoglobin A1C. Mereka juga menemukan bahwa kelompok yang mengikuti diet 1975 menunjukkan berkurangnya stres, peningkatan kebugaran, dan jumlah bakteri yang lebih sedikit dalam usus mereka.

(naq/naq)