Pernah nggak, sih, kamu merasa cemburu banget sama hubungan masa lalu pasangan meskipun nggak ada alasan jelas buat cemburu? Bisa jadi itu adalah gejala dari “Rebecca Syncrome” yang bisa membuat stres emosional parah dan bahkan merusak hubunganmu.
Istilah ini diambil dari novel Rebecca karya Daphne du Maurier yang terbit pada 1938, yang menceritakan kisah seorang istri kedua dari seorang duda yang merasa tidak akan bisa bersaing dengan almarhum istri pertama yang dikagumi banyak orang karena kecantikannya dan kesempurnaannya.
Di zaman sekarang yang serba online, masa lalu pasangan jadi lebih mudah diakses, bahkan sebuah studi menunjukkan bahwa lebih dari setengah orang dalam hubungan pernah mencari tahu tentang mantan pasangan mereka. Psikolog Dr. Louise Goddard-Crawley menyebutkan bahwa beberapa orang bisa sangat terobsesi dengan hubungan masa lalu pasangan mereka meskipun nggak ada alasan rasional buat merasa cemburu.
Simak penjelasan yang dilansir dari Bored Panda ini untuk tahu lebih dalam tentang fenomena Rebecca Syndrome (sindrom Rebecca) beserta dampak negatifnya pada hubungan!
Sindrom Rebecca Makin Sering Terjadi
Ilustrasi/Foto: Freepik/garetsvisual |
Meskipun sindrom ini masih belum diakui secara resmi sebagai gangguan psikologis, tetapi fenomena ini sudah begitu melekat dalam budaya populer, bahkan sudah diadaptasi dalam berbagai karya media oleh sutradara terkenal seperti Alfred Hitchcok dan Orson Welles. Menurut Goddard-Crawley, fenomena ini makin relevan di era modern karena keberadaan internet yang membuat orang makin mudah membandingkan diri mereka dengan standar-standar yang sering kali tidak realistis.
Goddard-Crawley menjelaskan bahwa perasaan cemburu yang berlebihan ini sebenarnya tidak rasional. Salah satu tanda umum dari sindrom ini adalah obsesi yang membuat individu terus-menerus memikirkan hubungan masa lalu pasangan mereka.
Seiring berjalannya waktu, perasaan yang tidak menyenangkan ini bisa berkembang menjadi perilaku yang mengendalikan dan mengganggu pihak yang cemburu, yang mencoba mengelola kecemburuannya tetapi gagal. Orang yang mengalami sindrom ini bisa menjadi curiga atau paranoid terhadap masa lalu pasangan mereka, bahkan percaya bahwa mantan pasangan tetap menjadi ancaman bagi hubungan yang sedang dijalani.