Bagi kamu pecinta kopi, pernahkah kamu menikmati kopi dengan gelas terbalik, Beauties? Yups! Di Aceh, salah satunya memiliki cara yang cukup unik dalam menyeruput kopi, yakni dengan gelas terbalik. Kopi yang diminum dengan cara unik ini dinamakan kupi khop atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti kopi tertelungkup.
Kupi khop ini berasal dari pesisir pantai barat Aceh, tepatnya kota Meulaboh, tempat kelahiran pahlawan Teuku Umar. Pertama, kopi ini disajikan di gelas dan ditutup dengan piring kecil sampai rapat, lalu dibalik secara cepat. Dikutip dari detikFood, untuk jenis kopinya, kupi khop menggunakan biji kopi robusta yang butirannya masih kasar.
Sejarah Kupi Khop
Sejarah kupi khop/Foto: Ade Irma Suryani |
Melansir dari situs resmi Kementerian Keuangan Republik Indonesia, kupi khop ini memiliki sejarah yang cukup menarik. Dalam sejarahnya, kupi khop sengaja disajikan dalam posisi terbalik.
Lantaran, para nelayan di daerah pesisir pantai barat Aceh yang membawa kopinya harus menjedanya untuk mencari ikan terlebih dahulu. Karena itulah, kopi sengaja dibuat terbalik agar tetap hangat saat diminum kembali. Selain itu, posisi gelas terbalik dapat menjaga kopi tetap aman dari polusi dan menjaga kadar asam yang ada. Sementara kopi yang disajikan terbuka, kadar asamnya akan tinggi seiring lamanya disimpan, sehingga tidak baik bagi kesehatan.
Selain itu, istilah kupi khop juga muncul dari kata-kata terakhir Teuku Umar sebelum tewas tertembak saat berperang dengan pasukan Belanda. Teuku Umar berkata, "Beungoh singoh geutanyoe jep kupi di keudee Meulaboh atawa ulon akan syahid." Artinya, "Besok pagi kita akan minum kopi di Meulaboh atau saya akan mati syahid." Namun akhirnya, tidak ada minum kopi bersama di Meulaboh pagi itu, karena sebelum sempat menyerang, beliau tewas tertembus peluru.
Sementara itu, pada tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat telah mendeklarasikan kupi khop sebagai Warisan Budaya Takbenda (WTB) Kabupaten Aceh Barat. Artinya kupi khop merupakan salah satu aset tak berwujud atau intangible asset bagi masyarakat di Provinsi Aceh.