Sunat Perempuan, Perlu Nggak sih? Cek Jawabannya di Sini!

Fina Prichilia | Beautynesia
Senin, 07 Feb 2022 17:00 WIB
Ilustrasi sunat perempuan. /Foto: Pinterest.com/Muito Chique

Istilah sunat, memang lebih akrab disematkan pada pria. Tapi, pernahkah kamu mendengar kalau perempuan mengalaminya juga?

Kalau pada anak laki-laki, sunat berupa membuang kulit penutup depan dari penis. Hal ini dikenal juga dengan prepsium. Sementara pada anak perempuan, WHO mendefiniskan sebagai mutilasi alat kelamin perempuan sebab prosedur yang libatkan pengangkatan sebagian atau seluruh alat kelamin bagian luar.

Rupanya terdapat beberapa jenis, dirangkum dari laman WHO berikut di antaranya:

mitos sunat perempuan / freepik.com / wayhomestudio/

- Tipe 1: pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar klitoris dan atau kulit klitoris.

- Tipe 2: pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar klitoris dan labia minora, dengan atau tanpa labia mayora.

- Tipe 3: dikenal juga dengan infibulasi, yaitu tindakan menyempitkan lubang vagina dengan membuat segel penutup. Caranya dengan memotong atau memposisikan ulang labia minora atau labia mayora.

- Tipe 4: Prosedur seperti menusuk, menggores, memotong, dan membakar yang mana hal ini berbahaya.

Tidak Ada Manfaat Kesehatan, tapi Hanya Menyakiti

Ilustrasi pendarahan. / Foto: Freepik.com/ Foto: Rumaysha Milhania

Masih melansir dari laman WHO, sunat perempuan atau FGM (female genital mutilation) tidak memiliki dampak kesehatan dan hanya menyakiti perempuan. Prosedur ini justru menghilangkan dan merusak jaringan genital perempuan yang sehat serta normal. Sehingga justru akan mengganggu fungsi alami tubuh anak perempuan.

Adapun komplikasi langsung dari FGM ini meliputi: rasa sakit yang hebat, pendarahan yang berlebihan, pembengkakan jaringan genital, demam, infeksi (tetanus), masalah berkemih, hingga kematian.

Sementara dalam jangka panjang, di antaranya masalah berkemih (nyeri saat buang air kecil), masalah pada vagina, masalah menstruasi, masalah seksual, hingga risiko komplikasi persalinan.

Tradisi Sunat Perempuan

Praktiknya, menurut catatan WHO, hal ini masih dilakukan di beberapa kalangan karena adanya faktor budaya, sosial, juga agama, dengan berbagai alasan tertentu. Itulah mengapa prosedur ini masih menjadi kontroversi di beberapa negara. Meski ditentang WHO, mirisnya ada juga tenaga medis yang menyediakan layanan ini.

Hari Anti-Sunat Perempuan Sedunia

Kemarin, pada 6 Februari diperingati sebagai HariAnti-Sunat Perempuan Sedunia. Hal ini telah diakui secara internasional sebagai pelanggaran hak asasi pada perempuan. Adapun tema pada tahun ini yaitu "Mempercepat Investasi untuk Mengakhiri Sunat Perempuan" yang merupakan program bersama UNFPA-UNICEF.

Sehingga, sunat perempuan bukanlah prosedur untuk alasan kesehatan dan yang terjadi malah sebaliknya. Jika kamu atau orang di sekitar menjalani prosedur ini dan merasakan berbagai keluhan, segera temui dokter.

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(fip/fip)
Loading ...