Tipe Impostor Syndrome yang Perlu Kamu Ketahui, Mulai dari Perfeksionis sampai Solois

Budi Rahmah Panjaitan | Beautynesia
Rabu, 26 Jan 2022 22:15 WIB
Tipe impostor syndrom yang perlu kamu ketahui/ Foto: Freepik.com

Impostor syndrome atau sindrom penipu nyatanya tidak hanya terbagi dalam satu jenis saja. Ya, sindrom penipu ini bisa dikategorikan lagi menjadi beberapa bagian. Setiap jenis dari sindrom penipu ini memiliki karakteristik masing-masing sehingga perlu untuk di bedakan untuk dapat mengenalinya dengan baik.

Dikutip dari Very Well Mind, setidaknya ada 5 jenis sindrom penipu. Simak selengkapnya di bawah ini.

Perfeksionis


Ilustrasi perfeksionis/ Foto: Freepik.com

Jenis sindrom penipu yang pertama adalah perfeksionis. Perilaku perfeksionis bisa dikenali lewat perasaan yang tidak pernah puas dan selalu merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan lebih baik dari yang dilakukan oleh orang lain.

Alih-alih fokus pada kekuatan yang dimiliki, mereka yang perfeksionis malah akan cenderung terpaku pada kekurangan atau kesalahan apapun. Tidak jarang hal ini kemudian menyebabkan banyak tekanan dan kecemasan yang tinggi. Dari sinilah kemungkinan bermulanya impostor syndrome atau sindrom penipu.

Superhero


Ilustrasi bekerja keras/ Foto: Freepik.com

Adapun makna superhero di sini bukan berarti seseorang yang memiliki kekuatan di luar nalar. Sebaliknya makna superhero di sini adalah yang terdorong untuk bekerja sekeras mungkin karena adanya perasaan tidak mampu untuk melakukan sesuatu.

Rasa ketidakmampuan inilah yang dapat menjadi cikal bakal perasaan tidak pantas berada di suatu tempat sehingga seseorang bisa saja melakukan sesuatu hal untuk mencapai sesuatu dengan sangat bekerja keras agar merasa pantas berada di lingkungannya.

Pakar


Ilustrasi ahli/ Foto: Freepik.com

Tahukah kamu Beauties bahwa ternyata seorang pakar pun bisa terkena impostor syndrome atau sindrom penipu. Ya, sebagaimana diketahui pakar merupakan orang-orang yang memiliki keahlian di bidang tertentu dan sudah dipercaya oleh banyak orang.

Hal ini pulalah yang tidak jarang mendorong mereka untuk selalu berusaha belajar lebih banyak dan tidak pernah puas dengan tingkat pemahaman yang mereka miliki. Meskipun para pakar ini sangat terampil, tak jarang mereka merasa ragu bahkan meremehkan keahlian mereka sendiri.

Jenius Alami


Ilustrasi jenius/ Foto: Freepik.com

Adapun orang-orang yang jenius alami ini menetapkan tujuan yang terlalu tinggi untuk diri mereka sendiri. Oleh karenanya ketika mengalami kegagalan pada percobaan pertama, mereka akan merasa hancur dengan hal tersebut.

Tentunya hal ini bisa mendatangkan perasaan tidak pantas untuk suatu hal. Kegagalan yang terjadi akan memicu datangnya perasaan untuk melabeli diri bahwa mereka tidak sepantasnya untuk diterima dan akhirnya muncul sindrom penipu.

Solois


Ilustrasi bekerja sendiri/ Foto: Freepik.com

Nah, jenis impostor syndrome yang satu ini cenderung individualistis dan lebih suka bekerja sendiri. Orang-orang yang solois ini merasa bahwa harga dirinya berasal dari produktivitas yang mereka lakukan.

Tidak jarang mereka juga akan menolak tawaran bantuan. Dengan kata lain mereka cenderung melihat bahwa meminta bantuan sebagai tanda kelemahan atau ketidakmampuan.

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(fip/fip)
Loading ...