Setiap perempuan tentu menginginkan rambut yang sehat dan indah untuk dirinya, mengingat rambut adalah mahkota bagi setiap perempuan. Karena itu, tidak heran banyak perempuan yang melakukan berbagai cara untuk membuat rambutnya agar tampak indah dan berkilau.
Namun, di balik itu kerontokan rambut pun juga bisa terjadi. Sebenarnya adalah hal yang wajar jika rambut rontok. Akan tetapi, akan menjadi suatu masalah jika kerontokan rambut terjadi secara berlebihan. Tentunya ada kondisi tertentu yang bisa menyebabkan demikian.
Dilansir dari laman Byrdie, berikut beberapa penyebab umum yang membuat seorang perempuan mengalami kerontokan rambut. Simak!
1. Kehamilan dan Persalinan
Kehamilan dan Persalinan/ Foto: pexels.com/Helena Lopes |
Selama kehamilan, biasanya rambut seorang perempuan akan terlihat lebih indah dan sedikit rontok atau tidak ada kerontokan sama sekali. Namun, hal ini tidak bertahan lama. Pasalnya, beberapa bulan memasuki periode pasca persalinan, perempuan akan mengalami kerontokan rambut yang lebih banyak daripada biasanya. Lantas mengapa ini bisa terjadi?
Sebenarnya, ada tiga fase siklus pertumbuhan rambut pada seseorang: yaitu anagen (pertumbuhan), katagen (transisi), dan telogen (istirahat).
Nah, selama kehamilan dan mengalami perubahan hormonal, maka rambut tetap dalam fase anagen. Ketika bayi lahir dan hormon berubah lagi, maka kondisi rambut bergerak ke fase katagen dan telogen. Dengan begitu, rambut pun rontok dengan sendirinya.
Namun tak perlu khawatir, karena beberapa bulan kemudian hormon akan kembali seimbang dan kondisi rambut pun akan kembali normal.
2. Perubahan Hormon
Perubahan Hormon/ Foto: pexels.com/Karolina Grabowska |
Sebagai seorang perempuan, tentunya akan mengalami banyak perubahan hormonal dalam hidupnya. Hal tersebut bisa berupa postpartum, menopause, perawatan IVF, dan melakukan atau menghentikan kontrasepsi.
Hal ini tentunya dapat membuat ketidakseimbangan hormon, sehingga menyebabkan kerontokan rambut.
3. Stres
Stres/ Foto: pexels.com/Andrea Piacquadio |
Ketika seseorang stres, maka tubuh akan mematikan sistem yang paling tidak penting sebagai upaya untuk menyembuhkan diri, dan itu termasuk sistem rambut. Selain terkait dengan peradangan pada tubuh dan masalah kekebalan, stres tampaknya juga terkait dengan kerontokan rambut.
Menurut pakar rambut dan thricologist, Shab Reslan, kerontokan rambut reaksioner yang biasanya disebabkan oleh stres dan pembengkakan di tubuh, biasanya muncul secara tiba-tiba. Jenis kerontokan seperti ini bersifat reversibel dan sementara jika tingkat stres dan kesehatan kembali normal.
Namun, stres yang berkepanjangan dan gaya hidup yang penuh tekanan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada folikel rambut.