You are Not Alone, Kenali Sindrom Baby Blues pada Ibu Muda
Kelahiran seorang anak seharusnya menjadi momen paling membahagiakan bagi seorang ibu. Sayangnya, kebahagiaan tersebut hanya sesaat bagi sebagian besar orang. Beberapa hari pasca melahirkan anak, ada yang merasa sedih berlebihan, tiba-tiba menangis, hingga perasaan tak mampu menjadi ibu yang baik. Baby blues adalah sindrom yang biasanya dialami oleh para ibu muda setelah melahirkan.
Apa itu Baby Blues?
Foto: IstimewaDilansir oleh Alodokter, pada kelahiran anak pertama, hampir 80% ibu baru melahirkan mengalami sindrom baby blues. Sementara, sekitar 10% ibu baru mengalami depresi pasca melahirkan (postpartum depression).
| Baca Juga : ASI Sedikit dan Tidak Lancar? Ini Tipsnya, Moms! |
Foto: IstimewaBaby blues terjadi setelah melahirkan karena adanya berbagai perubahan yang membuat ibu kaget secara psikologis. Kehadiran bayi membuat ibu merasa bingung dan cemas terkait cara merawat bayi. Biasanya para ibu yang mengalami baby blues sering kali menanyakan apakah mereka adalah ibu yang baik bagi bayinya.
Kegelisahan yang berlanjut ini kemudian menyebabkan perubahan suasana hati, menangis tanpa alasan, sedih karena hal sepele, merasa tidak mampu menjaga anak, jadi pemarah hingga kehilangan nafsu makan.
Penyebab Baby Blues yang Perlu Diwaspadai
Foto: IstimewaPada umumnya baby blues hanya terjadi pada minggu pertama dan kedua pasca melahirkan. Karena termasuk gangguan ringan, baby blues tidak memerlukan perawatan dari penyedia layanan kesehatan. Ngobrol dengan ibu lain, pasangan atau anggota keluarga yang mengerti kondisimu bisa membuat lebih tenang.
Penyebab baby blues bisa terjadi akibat beberapa faktor berikut:
- Kelelahan merawat bayi pasca melahirkan
- Adaptasi dengan kehadiran si kecil
- Payudara bengkak dan puting lecet hingga mengalami demam
- Perubahan tubuh yang drastis
- Penurunan hormon
- Lingkungan yang kurang mendukung
- Tuntutan dari lingkungan untuk menjadi 'perfect mom'
Jika gangguan psikologis ini terus berlanjut lebih dari 2 minggu, kamu perlu waspada. Bisa jadi hal yang kamu alami sudah bukan sindrom baby blues biasa, namun sudah meningkat menjadi depresi pasca melahirkan.
Kasus Baby Blues di Indonesia
Foto: IstimewaKisah lain datang dari Nur Yanayirah. Dilansir oleh bbc.com, Yana mengalami depresi pasca melahirkan dan ingin bunuh diri bersama anaknya. Ia pernah hampir melakukan aksi bunuh diri di danau bersama anaknya hingga menawarkan adopsi anaknya di laman Facebook. Aksinya ini pun mendapat perhatian sekaligus kecaman dari publik.
Kesadaran masyarakat yang begitu rendah tentang baby blues, sering kali justru memojokkan pada ibu. Padahal dalam kondisi gangguan psikologis ini, setiap ibu membutuhkan dukungan dari orang terdekat dan lingkungan untuk segera pulih.
Penanganan Baby Blues
Foto: IstimewaBaby blues bisa ditangani dengan adanya edukasi diri sebelum melahirkan. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah meminta dukungan pada orang terdekat untuk menguatkan secara psikologis. Calon ibu sebaiknya juga mengedukasi diri tentang cara merawat dan persiapan matang setelah melahirkan. Kamu juga bisa bergabung dengan komunitas dan sharing seputar parenting, agar bisa saling menguatkan.
Penanganan lainnya yang bisa membantu adalah sharing dengan pasangan atau keluarga tentang kesulitan yang dialami. Jangan ragu untuk meminta bantuan merawat si kecil. Gunakan waktu luang untuk beristirahat, relaksasi, mengatur pola makan dan lebih memperhatikan diri sendiri.
Baby blues bisa terjadi pada ibu baru mana pun. Tapi, kamu nggak sendirian kok! Terima kasih telah menjadi seorang ibu yang kuat. Perjalanan ini baru dimulai, lho. Semoga kamu segera pulih dan kembali menjadi ibu bahagia yang dibutuhkan si kecil. Semangat!