Dulu Jadi Idola, Sosmed Ini Sekarang Sudah Tak Ada Kabarnya
Di antara jejeran media sosial yang trennya naik-turun, ada yang memilih tutup ada juga yang tetap lanjut walau mulai ditinggalkan penggunanya, sehingga kesannya seperti hidup segan mati pun tak hendak.
Berikut adalah media sosial yang sebetulnya menarik tetapi harus terkubur dari muka bumi.
1. Foursquare
Sosial media yang populer di Indonesia sekitar tahun 2009 ini memang membuatmu yang hendak berpergian dan mengunjungi berbagai tempat untuk mendapatkan badge.
Foto: IstimewaNamun fungsi Foursquare mulai tergantikan dengan berbagai sosial media mainstream yang sudah memiliki fitur serupa. Walaupun perusahaan ini juga membuat aplikasi terpisah bernama Swarm, tetap saja membuat sosial media ini makin jarang digunakan.
2. Gab
Lalu ada Gab, yang fungsinya hampir sama dengan Twitter. Namun bedanya Gab terkenal lebih frontal dan bebas buat para penggunanya mem-posting pesan-pesan yang bahkan berisikan ujaran kebencian.
Foto: IstimewaPengguna Gab terbilang sedikit bahkan sangat kecil dibanding sosial media lainnya. Hal ini juga karena platform iOS dan Android menolak keberadaan Gab di layanan toko mereka.
3. Koprol
Di tengah kepopuleran forum diskusi Kaskus saat ini, Koprol hadir sebagai platform sosial media alternatif selain Facebook dan Twitter. Aplikasi sosial media karya anak bangsa ini pun bisa menghubungkan para penggunanya jika berada di lokasi yang sama.
Foto: IstimewaKoprol pun menarik perhatian Yahoo untuk mengakuisisinya karena memiliki peluang yang cukup menjanjikan. Namun yang terjadi kebalikan, dua tahun setelah diakuisi, Yahoo terpaksa harus memberhentikan layanan Koprol.
4. Plurk
Plurk, layanan microblogging yang sempat populer di Indonesia sekitar tahun 2009 silam. Sosial media ini pun memiliki sejumlah fitur mirip seperti Twitter, seperti timeline hingga batasan karakter pada awalnya.
Foto: IstimewaHingga saat ini, sejumlah orang masih menggunakan Plurk walau nggak seramai dulu. Mungkin karena user interface-nya masih terkesan jadul, banyak kalangan muda yang enggan menggunakannya.
5. Migme
Ini merupakan transformasi dari mig33 yang telah dirilis dari 2005. Aplikasi ini pun tergolong sangat populer di Bangladesh, Indonesia, India, Asia Selatan hingga Afrika dan umumnya digunakan untuk mencari jodoh pada kala itu. Kalau sekarang, mungkin lebih familiar dengan nama Tinder.
Foto: IstimewaDahulu mig33 umumnya digunakan melalui komputer atau yang paling canggih menggunakan aplikasi di featured phone. Walaupun mulai branding baru, tetap saja Migme mulai ditinggalkan karena konsepnya nggak disukai pengguna sosial media saat sekarang.
6. Path
Kabar mengejutkan datang dari Path setelah mengumumkan menutup layanannya secara bertahap beberapa hari ke belakang. Path akan mulai tidak bisa diunduh per 1 Oktober 2018 dan mulai tidak bisa diakses sama sekali mulai 18 Oktober 2018.
Walaupun Path memiliki fitur-fitur unik, namun tetap saja sosial media ini harus menghadapi kenyataan mulai ditinggalkan pelanggan.
Foto: IstimewaBeberapa kasus terkait privasi pengguna pun membuat popularitas Path turun. Salah satunya fakta bahwa Path diam-diam bisa mengakses dan menyimpan kontak telepon pengguna tanpa permisi.
Setelah meminta maaf, Path terpergok menyimpan data privasi dari pengguna-pengguna di bawah umur pada 2013 lalu. FTC pun mendenda Path sebesar 800.000 dollar AS (Rp 10 miliar) karena kasus ini.