
CERITA YUK!
Pelajaran Hidup dari Sop Buah Segar: Indahnya Berbagi dengan Sesama
Article's Theme
Cerita Ramadan Anak Kos

Jauh dari keluarga rasanya berat, apalagi saat bulan Ramadan. Bulan penuh berkah ini biasanya identik dengan berkumpul bersama keluarga, bukan?
Namun, mau bagaimana lagi. Ada impian yang cita-cita yang harus aku perjuangkan di perantauan.
Ada satu memori membekas yang akan selalu kuingat soal bulan Ramadan, yaitu soal indahnya berbagi.
Kisahku ini berawal ketika aku ingin mencari takjil untuk berbuka puasa. Hari itu rasanya sangat panas, pilihanku pun jatuh pada sop buah yang segar dan manis.
![]() |
Aku sampai di sebuah warung yang menjual sop buah. Karena berbuka seorang diri, aku pun hanya membeli satu porsi.
"Satu porsinya berapa, Pak?" tanyaku.
"12 ribu, Mbak," balas penjual itu.
Tak lama, penjual itu menyerahkan sop buah pesananku. Yang bikin aku kaget adalah penjual itu memberikan satu kantong plastik besar berisikan sop buah, bukan satu gelas plastik seperti ekspektasiku.
Permasalahannya, sop buah yang kubeli ini bisa untuk 3-4 porsi. Sementara aku hanya berbuka puasa seorang diri. Sudah pasti tidak akan habis.
Sedikit kebingungan, aku kembali ke kos sembari membawa sop buah dengan porsi yang sangat jumbo itu. Sembari bertanya-tanya dalam hati, bagaimana cara menghabiskannya, ya?
Namun, sepertinya ada pesan tersembunyi di balik sop buah jumbo yang aku beli ini. Sesampainya di kos, aku melihat tetangga kos kanan kiri kamarku juga baru pulang, di tangan mereka terlihat beberapa kantong plastik takjil.
Aku kemudian berinisiatif untuk mengajak mereka buka bersama dengan menawarkan sop buah untuk dimakan bersama. Mereka pun rupanya juga membeli banyak takjil dan bisa dimakan untuk beramai-ramai.
Sore itu, aku dan tetangga kosku banyak berbagi pengalaman soal hidup di perantauan. Kami menceritakan kesulitan masing-masing dan berjanji untuk saling membantu.
Siapa sangka, dari sop buah bisa menjadi ajang untuk mempererat hubungan silaturahmi dengan orang sekitarku.