CERITA YUK!

Rantau yang Mendewasakan, untuk Kesekian Kalinya...

BRP | Beautynesia
Selasa, 09 Apr 2024 08:30 WIB

Article's Theme

Kiriman Pembaca

Cerita Ramadan Anak Kos

Rantau yang Mendewasakan, untuk Kesekian Kalinya...
Dokumentasi Pribadi: BRP

“Jadi pulang?” tanya ibu.

“Tidak bu,” jawabku...

Itulah penggalan percakapan singkat dimana akhirnya aku memutuskan untuk tidak pulang di momen Ramadan hingga lebaran tahun ini. Ya, sebenarnya ini bukan kali pertama aku memutuskan untuk tidak pulang. Tahun sebelumnya pun demikian. Tentunya ada sebab musabab nya.

Khususnya tahun ini, “tidak pulang” bukanlah keinginan, apalagi rencanaku. Aku bahkan sudah hampir memesan tiket kepulangan ke kampung halaman yang jaraknya sekitar 1.893,1 km. Namun memang, aku merencanakan kepulangan bersyarat. Eh, bersyarat gimana maksudnya?

Saat ini aku sedang menempuh studi jenjang magister. Dannn.. ini adalah tahun terakhir studiku, yang berarti juga aku sedang berteman akrab dengan yang namanya “Tesis”.

Waktu itu, aku telah bertekad pulang, jika setidaknya progress tesis dan timeline penelitianku sesuai schedule yang telah aku rencanakan dan schedule dari tempat aku melakukan penelitian. Oleh karenanya lah, aku hampir tidak pernah melewatkan jadwal bimbingan, bolak balik ke kampus, revisi, diskusi, tanya sana sini, dan lain sebagainya.

Namun bak kata petuah “manusia hanya bisa berencana, tapi Tuhan lah yang menentukan akhirnya”. Sebaik-baik rencana yang telah ku buat, Qadarullah keadaannya berkata lain. Aku menemui titik dimana schedule dan timeline yang telah ku buat berbenturan dengan kondisi lapangan.

Ya, jelas aku tidak boleh egois. Proses riset tesisku ini bukan hanya melibatkan aku dan kampusku. Tetapi juga tempat dimana aku melakukan penelitiannya. Setidaknya, aku memang harus memastikan ketiga komponen ini tidak saling bebenturan. Masing-masing punya aturan. Pada akhirnya keputusan paling ideal yang bisa ku ambil adalah mengalah dengan rencana kepulanganku.

Lantas, bagaimana aku menjalani Ramadan dan lebaran di perantauan?

Sumber: Koleksi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi BRP

Everything gonna be okay” InsyaAllah hehe.

Aku selalu meyakini bahwa “kebahagiaan itu diciptakan, bukan dicari”. Oleh karenanya, sekarang kembali ke diriku sendiri. Bagaimana aku menciptakannya di situasi yang awalnya bukan hal yang aku inginkan?

Untuk menjawab hal ini biasanya senjataku hanya satu, yaitu mengingat QS. Al Baqarah ayat 216 yang artinya “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”.

Di samping itu, hal konkret yang biasa aku lakukan adalah senantiasa terhubung dengan keluargaku, baik itu melalui chat, video call, telepon dan apapun itu. Bagiku, ini sangat recharge my energy. Tidak lupa, aku juga selalu minta didoakan yang terbaik. Aku selalu meyakini doa orang tua itu menembus langit. Dalam hati aku kerap bergumam “jika bukan doaku, aku masih punya doa orang tuaku” InsyaAllah.

Aku yakin, hal yang sama bukan hanya terjadi padaku. Banyak teman-temanku, yang aku juga tau sedang berjuang di perantauan, mengantongi rasa rindu sementara untuk memperjuangkan tanggung jawabnya. Semoga aku, kamu, kita, dan siapapun, senantiasa bisa berbaik sangka dengan hal-hal yang terjadi di luar rencana. Selalu ada kekuatan, selalu ada kebahagiaan. Mari kita ciptakan 😊

BRP
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.