
CERITA YUK!
Suka Cita dan Cari Berkah di Bulan Suci Ramadan Ala Anak Kos
Article's Theme
Cerita Ramadan Anak Kos

Menjalankan puasa di bulan Ramadan paling nikmat dan nyaman di rumah. Ibadah terasa lengkap jika seluruh anggota keluarga berkumpul bersama. Menikmati menu sahur buatan ibu, berbuka dengan menu hasil masakan bersama ibu, hingga berangkat sholat tarawih bersama.
Suasana terasa nikmati, ketika mendengar suara anak-anak yang tadarus dengan lantang di surau. Begitu yang aku rindukan ketika berpuasa pertama kali di tanah rantau.
Pun demikian, menjalankan puasa dengan hanya merindukan kampung halaman bukanlah diriku. Jadi untuk itu, kali ini aku akan membagikan kisah seruku menikmati Ramadan ala anak kos di tengah kerinduan ingin pulang ke rumah.
Aktivitas Seru Dibandingkan Tidur
Sebagai anak kuliah sekaligus perantau, aku memang banyak beraktivitas di kampus. Selebihnya, aku hanya anak kos yang berada di dalam kamar dan hanya keluar untuk bekerja part time sebagai tutor.
Awalnya, waktuku hanya berkutat di kamar dan tidur. Namun, aktivitasku mulai beragam ketika berkenalan dengan teman-teman baru di rumah kos. Dari hanya berkenalan, kemudian mulai mencari ide mengisi waktu kosong.
Dari bercerita makanan kesukaan dan kerinduan rumah, muncullah ide untuk membuat menu berbuka dan camilan-camilan khas lebaran. Tentu saja, sebagai anak kos yang 'sok tau' dan banyak salahnya kita mencoba membuat menu paling mudah.
Sebagai 'orang awam' di dapur, menu pertama kita sukses terlihat cantik di toples meja. Tentu saja sukses tersebut didampingi dengan kegagalan di proses pembuatan yang masih terkenang sampai saat ini. Bukan sekedar rasa yang jauh dari kata enak, tapi dapur kos juga berantakan akibat tepung yang bertaburan.
Jajan-jalan Sekaligus Hunting Takjil
Sebagai anak kos, rugi kalau belum keliling kota sekaligus hunting takjil ketika puasa. Nggak cuman nonis aja yang sudah hunting takjil dari jam 3 sore, aku pun juga sama.
Di kota rantauku (Malang), banyak sekali tujuan jalan-jalan yang nyaman. Pusat berburu takjil juga tidak sedikit, dan bisa pilih sesuka hati. Salah satu yang paling terkenal ada di kawasan Suhat (Soekarno Hatta).
Dari ujung sampai ujung, puas banget melihat aneka jajanan yang menggiurkan. Harganya pun juga bervariasi. Tapi, sebagai anak kos dengan budget pas-pasan, aku hanya memilih satu dari aneka takil tersebut. Dan tentunya memilih yang murah meriah, enak, dan mengenyangkan.
Takjil Gratis Paling Berkesan
![]() |
Setelah beberapa hari berpuasa di tanah rantau, tentu tahu betul bagaimana suasana syahdu di Malang. Meskipun uang tipis, sebagai anak kos tetap mencari takjil. Salah satu alasannya karena belum bisa sepenuhnya memasak.
Ada satu momen yang paling berkesan buatku hingga saat ini. Aku pernah berada di titik hanya memiliki beberapa lembar rupiah di dompet. Uang tersebut hanya cukup untuk beli mie instan atau telur hingga esok hari. Kebetulan, gas di rumah kos juga habis.
Sambil menunggu dapat kiriman dari orang tua, aku akhirnya membeli takjil yang bisa dibagi untuk berbuka dan sahur. Karena tidak buru-buru berbuka, akhirnya aku memutuskan untuk sholat sejenak di masjid terdekat.
Usai mengambil air wudhu, ada bapak-bapak dengan sopan memanggilku. Ia kemudian memberikan segelas teh, kue, dan kurma. Ia juga memintaku untuk berbuka terlebih dahulu. Aku melihat di sekitarku sudah membawa takjil yang ternyata disediakan oleh pengurus masjid.
Rezeki anak kos tak sampai di situ, usai sholat masih ada nasi kotak yang sudah disiapkan untuk para jamaah. Saat itu pula, aku menangis karena bersyukur ditemukan dengan orang-orang baik.
Parcel Manis Bikin Mudik Sumringah
Tidak berdiam diri dan melakukan aktivitas yang bermanfaat ternyata juga membawa berkah. Seperti yang diawal aku sampaikan, aku memiliki pekerjaan sampingan sebagai tutor. Siapa sangka, aku juga mendapatkan parsel manis untuk lebaran dari orang tua anak didikku.
Tentu saja senang bukan main. Apalagi mengingat ukurannya yang besar. Hingga waktu mudik tiba, parsel tersebut masih rapi dan cantik di atas meja. Memang tidak dibuka dan sengaja akan aku bawa pulang sebagai hadiah untuk ibu di rumah.
Meskipun kesulitan ketika membawa pulang, tapi rasanya lega dan bahagia ketika melihat raut wajah ibu menerima parsel tersebut.
Menjalankan puasa jauh dari keluarga tercinta memang rindu bukan main. Tapi dimanapun kita berada, jika hati menjalani suka cita akan hadir hal-hal baik.