6 Brand Fashion Era Milenial yang Terancam dan Sudah Bangkrut di 2025, Ada Forever 21 hingga Esprit

Tria Oktyana | Beautynesia
Sabtu, 31 May 2025 10:00 WIB
6 Brand Fashion Era Milenial yang Terancam dan Sudah Bangkrut di 2025, Ada Forever 21 hingga Esprit
Foto: instagram.com/tokyofashion

Industri fashion global sedang mengalami tekanan besar. Di tengah perubahan perilaku belanja konsumen dan persaingan e-commerce yang makin ganas banyak brand besar kesulitan bertahan. Bahkan nama-nama yang dulu dianggap kuat kini harus menutup toko, merumahkan karyawan atau bahkan telah mengajukan kebangkrutan.

Beberapa brand bahkan sudah masuk proses hukum untuk mencari perlindungan dari kreditor. Berikut tujuh brand yang sedang berada di ambang kehancuran atau sudah resmi bangkrut.

Rue21

Rue21/Foto: instagram.com/rue21

Brand fashion asal Amerika, Rue21, kembali bangkrut untuk ketiga kalinya pada Mei 2024. Brand ini gagal bersaing di tengah perubahan gaya belanja remaja yang kini lebih tertarik pada tren TikTok dan belanja online.

Perusahaan akan menutup semua 540 tokonya dan menjual aset digital mereka. Langkah ini menandai akhir dari keberadaan fisik Rue21 di pasar ritel AS setelah bertahun-tahun mencoba bertahan.

Express Inc.

Express Inc./Foto: instagram.com/bethanyclough

Express Inc. yang merupakan pemilik merek Express, Bonobos, dan UpWest  mengajukan kebangkrutan pada April 2024. Perusahaan ini mengumumkan penutupan hampir 100 toko Express dan semua toko UpWest.

Meski masih ada harapan karena ada pihak yang tertarik membeli sebagian asetnya. Kondisi keuangan perusahaan sangat lemah. Express gagal mengikuti perubahan tren belanja yang semakin digital dan cepat.

Dancing Leopard

Dancing Leopard/Foto: dancingleopard.co.uk

Brand fashion perempuan asal Inggris ini telah masuk dalam proses administrasi pada Januari 2025. Masalah keuangan muncul akibat penurunan penjualan dan biaya operasional yang tinggi.

Dancing Leopard menunjuk firma insolvensi Sanderlings untuk mengelola proses restrukturisasi. Masa depan brand ini masih belum jelas, bergantung pada apakah mereka bisa menemukan investor atau pembeli baru.

Y/Project

Y/Project/Foto: instagram.com/yproject_official

Y/Project telah resmi menutup operasinya pada awal 2025 setelah gagal menemukan pembeli baru. Brand ini sempat dipuji karena desainnya yang avant-garde dan inovatif.

Setelah masuk dalam proses administrasi, perusahaan tidak mampu membayar utang dan akhirnya menghentikan semua kegiatan bisnisnya. Ini menjadi salah satu contoh bahwa kreativitas saja tidak cukup tanpa model bisnis yang berkelanjutan.

Esprit

Esprit/Foto: instagram.com/esprit/

Brand fashion global yang populer di era 90-an ini sedang menghadapi krisis besar. Pada Mei 2024, Esprit Europe GmbH dan enam anak perusahaan lainnya di Jerman mengajukan permohonan kebangkrutan dalam upaya menyelamatkan bisnisnya.

Sebelumnya, anak perusahaan Esprit di Belgia dan Swiss juga telah bangkrut. Langkah ini menunjukkan betapa sulitnya mempertahankan brand lawas di tengah tekanan global dan pergeseran konsumen ke merek yang lebih dinamis secara digital.

Forever 21

Forever 21/Foto: Instagram.com/mcmillandoolittleretail/

Forever 21 resmi mengajukan kebangkrutan untuk kedua kalinya pada Maret 2025. Mereka menyalahkan kompetisi dari brand fast fashion online seperti Shein dan Temu yang mampu menjual barang lebih murah karena memanfaatkan celah hukum impor.

Toko-toko Forever 21 di AS sudah mulai melakukan diskon besar-besaran sebelum ditutup. Meski situs dan toko di luar negeri tetap berjalan, masa depan merek ini di AS masih belum jelas. Dikabarkan pemilik brand ini masih mencari calon pembeli baru.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE