Salah satu jenis alat pelindung diri yang dibutuhkan para petugas medis ialah hazmat. Namun ketersediaannya saat ini begitu minim. Hal tersebutlah yang akhirnya membuat para desainer tanah air turut berkontribusi membuat hazmat. Siapa saja desainer nya?
Cotton Ink

Foto: https://akcdn.detik.net.id
Dilansir dari
wolipop.detik.com desainer pertama yang ikut membuat hazmat bagi para petugas medis yang menangani pasien corona ialah Ria Sarwono dan Carline Darjanto. Keduanya merupakan pendiri label
Cotton Ink. Kabar menyedihkan tentang keterbatasan alat pelindung diri para petugas medis rupanya telah sampai ke telinga keduanya. Hasil dengan niat yang tulus mereka berdua pun akhirnya tergerak untuk ikut membantu.
Langkah selanjutnya mereka lakukan ialah melakukan penggalangan dana melalui
kitabisa.com yang akan dijadikan modal pembuatan hazmat sekaligus membayar upah harian penjahit. Adapun target kumpul ialah 500 juta selama 60 hari. Namun di luar perkiraan, dalam waktu 4 hari saja dana yang terkumpul sudah mencapai angka 350 jutaan.
Tim dari Cotton Ink pun akhirnya bergerak cepat untuk membuat 10 ribu hazmat dengan cara bertahap. Hazmat yang dibuat telah disesuaikan dengan arahan para dokter, termasuk soal material yang digunakan. Hal yang tidak kalah penting ialah harus tahan air.
Anne Avantie

Foto: https://www.instagram.com/anneavantieheart/?hl=id
Desainer senior yang terkenal dengan rancangan kebaya dan gaun-gaun indah ini juga turut membuat hazmat bagi para petugas medis. Bahkan sudah 10 hari ia absen membuat kebaya dan gaun pesanan untuk rumah produksinya yang ada di Semarang. Tempat tersebut diubah sementara menjadi tempat pembuatan alat pelindung diri berupa hazmat. Menurutnya hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian dalam kondisi yang sedang mencekam saat ini.
Meskipun sudah 30 tahun berkarya dan telah memiliki yayasan yang bergerak di bidang kesehatan, belum pernah membuat alat pelindung diri. Terlebih lagi mengesampingkan produksi kebaya yang selama ini menjadi sumber utama pemasukan baginya.
Karena tindakan mulianya tersebut,
Anne Avantie harus bertaruh dengan bisnis dan kesejahteraan karyawannya. Terlebih lagi mendekati bulan suci Ramadan dan lebaran dirinya harus mempersiapkan THR. Meski demikian Anne Avantie mengaku ia melakukan apa yang ia bisa dan selebihnya ia menyerahkannya kepada Tuhan.
Baju APD atau hazmat yang sudah dijahit hanya akan disumbangkan kepada rumah sakit yang sudah mengirim surat kepada pihaknya. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi adanya kemungkinan hazmat jatuh ke tangan pihak-pihak yang ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan. Anne Avantie juga menuturkan bahwa hingga saat ini sudah ada lebih dari 400 rumah sakit yang mengirimkan pengajuan kepadanya.
Hian Tjen

Foto: https://www.instagram.com/p/B8xl-OUADzO/
Terakhir ada desainer Hian Tjen yang juga melakukan aksi serupa. Melalui akun Instagram, dia telah mengemukakan bahwa timnya sedang sibuk membuat baju medis serta hazmat. Tidak lupa, Hian Tjen juga mengajak Para desainer anggota ikatan perancang mode Indonesia untuk melakukan aksi yang sama.
Hasil kolaborasinya dengan desainer lain, tim Hian Tjen telah berhasil membuat 1000 baju medis. Sedangkan untuk saat ini tim nya sedang disibukkan membuat hazmat yang akan didonasikan kepada
@project_indonesia. Adapun desainer yang digandeng oleh Hian Tjian ialah Danny satriadi Yogi Pratama, Stella Rissa dan Priyo Oktaviano. Hingga saat ini tidak kurang dari 700 APD buatan dirinya dan tim sudah dikirimkan ke Maluku Kalimantan bahkan Papua Barat. Indonesia itu sendiri merupakan himpunan dokter lulusan dari Universitas Trisakti.
(kik/kik)