Fakta Kostum House of The Dragon, dari yang Paling Sulit Dibuat hingga Inspirasi Dibaliknya

Serial terbaru HBO Max, House of The Dragon berhasil cetak rekor penonton terbanyak pada episode pertama. Serial prekuel Game of Thrones yang dibintangi Paddy Considine, Matt Smith, Emma D’Arcy, dan Olivia Cooke memang jadi salah satu yang paling ditunggu pada tahun ini. Bukan cuma jalan cerita menegangkan berlatar waktu 200 tahun sebelum plot Game of Thrones, animasi yang memesona, tapi semua didukung oleh kostum yang buat kisah fantasi makin terasa nyata. 

Ya, kostum memegang peranan penting dalam serial yang terdiri dari 10 episode itu. Bukan sekadar busana indah, tapi kostum tersebut juga harus merepresentasikan latar belakang, karakter, dan status sosial keluarga. Jany Temime yang didaulat sebagai costume designer merupakan otak kreatif dibaliknya. Yuk simak beberapa fakta kostum House of The Dragon yang dibeberkan Temime pada Tatler Asia!

Skema Warna Jadi Bagian yang Krusial

Warna merupakan elemen paling simbolis yang esensial dalam membuat kostum setiap keluarga, baik Targaryen, Hightower, maupun Velaryon, mempunyai ciri khas warnanya sendiri yang menangkap identitas dan kekuasaan.

Skema warna yang digunakan seperti merah, hitam dan emas kental dengan karakteristik keluarga Targaryen, merepresentasikan darah, seks, kekuatan, kematian, dan api. Sementara pada keluarga lainnya menunjukkan warna biru dan hijau seperti yang ditunjukkan Hightower.

“Mempunyai kisah kuat dibalik warna tersebut sangat menyempurnakan desain,” perancang kostum asli Prancis mengakui. “Warna memengaruhi siluet––simpel dan bentuk grafis membantu aksentuasi––dan mendorong kami untuk mempertimbangkan bagaimana warna itu akan terlihat di layar nantinya.”

Inspirasi Kostum

Untuk desain, Temime mengambil inspirasi periode medieval yang disebutnya sebagai inspirasi kostum kerajaan dan armor. Namun khusus untuk aksesori, desainer yang sebelumnya mengerjakan kostum Harry Potter itu ambil inspirasi dari pengantin Maroko. Beberapa elemen berbeda digabungkannya untuk hasilkan tampilan indah yang masih relevan dengan penonton. 

“Contohnya, headpiece Rhaenyra. Aku menumpuk beberapa kalung dari pasar. Kita menggabungkannya sedikit demi sedikit seperti puzzle. Aku menemukan sejumlah kancing dan menambahkannya, lalu kepingan metal dan tambahkan lagi, potong sesuatu dari benda lain dan begitu seterusnya,” jelas Temime yang juga merombak anting yang ia temukan jadi ekstra panjang agar terkesan misterius.

Kostum yang Paling Sulit Dibuat

Membuat kostum fantasi dengan siluet berbeda dari pakaian konvensional menjadi tantangan tersendiri. Terlebih ketika ia berusaha untuk menampilkan makna tersirat dibaliknya. Temime menyebutkan 2 kostum tersulit yang ia buat, yaitu armor milik Daemon Targaryen dan gaun pemahkotaan Rhaenyra Targaryen.

“Bagiku armor Daemon sangat penting dalam acara karena itu sulit untuk mendesainnya. Ketika berurusan dengan topi baja, aku tidak mau sekadar topeng––aku ingin membuat naga yang seksi”, jelasnya. Sementara untuk gaun pemahkotaan Rhaenyra, ia kesulitan untuk mendesain gaun yang antik, unik dari segi budaya, dan spesial, tapi masih dalam nuansa fantasi.

Tantangan Merancang Kostum Selama Pandemi

Satu hal yang perlu diingat ketika dalam pengerjaan kostum film House of The Dragon adalah semua dilakukan pada masa pandemi. Terdapat tantangan tertentu karena proses panjang tersebut dilakukan melalui Zoom secara konstan. Terlebih ketika ia harus bekerja jarak jauh di Prancis Selatan, sedangkan desainer yang ikut kolaborasi di Los Angeles, jam tidur dilewatkannya untuk bekerja. Walaupun begitu, perempuan 74 tahun itu menganggap House of The Dragon memberikan mereka alasan untuk bertahan hidup di tengah lockdown.

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!