Filosofi Yin Yang, Larangan Pakaian Berwarna Hitam dan Putih Saat Imlek
Tidak lama lagi masyarakat Tionghoa akan merayakan Imlek atau Tahun Baru Cina. Berbagai persiapan akan dilakukan menjelang pergantian tahun Lunar ini, karena Imlek juga menjadi penanda pergantian musim dingin ke musim semi di Cina. Tak hanya dirayakan oleh umat Khonghuchu, namun juga seluruh masyarakat Tionghoa yang ingin melestarikan tradisi dan sebagai ungkapan syukur atas apa yang diterima.
Berbagai persiapan seperti menyiapkan hidangan dan menghias rumah dilakukan agar suasana tercipta bahagia. Namun di balik itu, ada beberapa pantangan yang harus dipatuhi oleh masyarakat Tionghoa. Ada pantangan seperti larangan membersihkan rumah, larangan keramas, bahkan larangan mengenakan pakaian berwarna hitam putih.
Filosofi Yin Yang
![]() Filosofi Yin Yang/Foto: Pinterest/Laurent Langlais |
Seperti yang kita ketahui, warna dekorasi dan pakaian Imlek identik dengan warna merah dan kuning. Ternyata, aturan warna dalam menyambut perayaan Imlek ini telah disebut dalam filosofi Yin Yang. Filosofi ini di ibaratkan sebagai wujud keseimbangan dasar alam semesta. Yin digambarkan sebagai perempuan, pasif, dingin, gelap, dan kematian. Sedangkan Yang dipandang sebagai sosok laki-laki yang hangat, terang, aktif, dan hidup.
Masyarakat Tionghoa mempercayai segala sesuatu yang ada di bawah langit bisa diklasifikasikan ke dalam lima elemen antara lain emas, air, api, kayu, dan bumi. Kelima elemen ini akan membantu keseimbangan Yin dan Yang lebih jauh lagi dibanding hanya mengandalkan keseimbangan dua teori saja. Berdasarkan filosofi Yin dan Yang, kelima elemen dapat bekerja secara produktif dan kontraproduktif.
![]() Yin Yang Element/Foto: Pinterest/Thoth Adan |
Dikatakan produktif ketika ada kombinasi antara kayu dengan api, tanah dengan emas, air dengan kayu, api dengan tanah, dan emas dengan air. Namun bisa juga kontradiktif saat air dengan api, api dengan emas, kayu dengan tanah, tanah dengan air, emas dengan kayu. Itulah dua kombinasi yang menunjukkan mana letak antara Yin dan Yang produktif atau kontraproduktif.
Lima elemen ini masing-masingnya memiliki kaitan dengan warna yang memiliki simbolis kuat bagi orang Tionghoa. Seperti warna merah yang diartikan sebagai simbol api dari unsur "Yang", dan kuning yang adalah tanah dengan unsur "Yang". Sedangkan Hijau merupakan kayu berunsur "Yin", putih adalah emas berunsur "Yang", dan hitam merupakan air dengan unsur "Yin".
Filosofi Yin Yang, Larangan Pakaian Berwarna Hitam dan Putih Saat Imlek
Filosofi Yin Yang, Larangan Pakaian Berwarna Hitam dan Putih Saat Imlek/Foto: Pinterest/Bailu
Filosofi Warna Hitam
![]() Filosofi Warna Hitam/Foto: Pinterest/Luulla |
Dalam budaya Tionghoa, mengenakan pakaian berwarna hitam merupakan tanda berduka. Bahkan masyarakat Tionghoa kuno tak hanya menganggap pakaian hitam sebagai pakaian melayat, tapi juga mengaitkannya dengan kesedihan dan kejahatan, lho.
Warna hitam atau sering disebut hēi sè dalam bahasa Mandarin merupakan lambang air dan memiliki arti nasib buruk, keterpurukan, dan ilegalitas. Beberapa orang Tiongkok kuno mengatakan hitam merupakan raja dari segala warna yang seringkali dikaitkan dengan nasib buruk.
Oleh sebab itu, warna hitam tidak dianjurkan untuk dikenakan dalam acara yang membawa kebahagiaan di dalamnya, seperti perayaan tahun baru Imlek, pernikahan, dan lain sebagainya. Mereka takut jika melanggar dan tetap memilih memakai warna hitam, maka nasib buruk akan datang ke depannya.
Filosofi Warna Putih
![]() Filosofi Warna Putih/Foto: Pinterest/Evvy |
Warna putih atau dalam bahasa Mandarin dibaca bái sè, merupakan warna yang menyiratkan kecerahan dan kemurnian. Namun di balik itu, warna putih ternyata juga dianggap sebagai warna kematian seperti warna hitam, lho. Hal ini disebabkan karena warna putih erat kaitannya dengan elemen emas yang identik dengan suasana duka, beauties.
Nggak cuman itu, warna putih disebut sebagai kebalikan warna merah. Dimana artinya, warna tersebut mengekspresikan perasaan sedih. Pakaian warna putih seringkali digunakan oleh masyarakat China saat mendatangi pemakaman dan kematian. Tentu saja, warna ini juga tidak boleh digunakan saat perayaan tahun baru Imlek, yha!
Feng Shui Warna Tionghoa
![]() Feng Shui Warna Tionghoa/Foto: Pinterest/Huyen |
Feng Shui dalam filosofi Tionghoa merupakan pengaturan spasial yang memiliki energi dan dapat membawa sebuah keberuntungan. Nah, Feng Shui sendiri digunakan dalam penataan bangunan, benda, dan banyak lainnya. Salah satu Feng Shui yang harus diperhatikan saat perayaan Imlek adalah Feng Shui warna. Feng Shui ini bisa di implementasikan lewat pemilihan warna pakaian.
Warna yang dianggap mendatangkan keberuntungan, antara lain ada merah, biru, hijau, dan kuning. Warna merah menjadi yang paling sakral pada perayaan acara-acara besar Tionghoa. Warna merah sendiri memancarkan suasana kegembiraan, dan mampu menangkal pengaruh jahat dari luar.
Kemudian warna lain seperti kuning, erat kaitannya dengan kekuasaan. Warna ini juga menjadi warna khas dari kekaisaran China. Terakhir ada biru dan hijau, kedua warna ini memiliki arti pertumbuhan, biasa digunakan untuk menggambarkan umur panjang serta keharmonisan. Bila hijau dipadukan dengan merah, maka akan terlahir makna pertumbuhan dan keberuntungan berlimpah di Tahun Baru Imlek.




