Pandemi COVID-19 yang melanda dunia tahun 2020 jadi tantangan berat bagi para pelaku industri. Alih-alih guncang perusahaan raksasa, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kian berdarah, termasuk dalam lingkup industri fashion Indonesia.
Imbasnya, tak sedikit orang yang urungkan niat memulai bisnis fashion karena situasi yang tak menentu. Sementara bisnis fashion yang sudah kukuh berdiri lakukan berbagai upaya untuk selamat 2 tahun pandemi.
Memasuki tahun 2022, titik cerah ditemukan di mana transaksi industri fashion mulai pulih. Mengutip situs resmi Kemenparekraf, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan sektor ekonomi kreatif tumbuh signifikan usai pandemi 2020. Pertumbuhan ekonomi kreatif tahun 2019 sebesar 2,9%, merosot -0,5% di tahun berikutnya akibat pandemi. Nilai mulai merangkak naik tahun 2021 sebesar 2,9% dan melonjak hingga 9,49% pada tahun 2022.
Sementara berdasarkan data Kementerian Perindustrian RI yang dikutip dari Portal Informasi Indonesia, sektor ekonomi kreatif tahun 2023 menyumbang sebesar 7,8% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Subsektor yang berkontribusi terbesar yaitu kuliner, fashion, dan kriya.
Berada di top 3 kontributor terbesar ekonomi kreatif, pencapaian ini tentu tak luput dari campur tangan, baik pelaku industri fashion maupun kreatif, yang berusaha bangkit.