Majalah Vogue Ukraina Minta Label Fashion Mewah Melakukan Embargo Ke Rusia
Invasi Rusia ke Ukraina turut menjadi perhatian industri fashion. Apalagi agresi militer tersebut terjadi berbarengan dengan pelaksanaan Milan Fashion Week. Sejauh ini baru Giorgio Armani, desainer yang menunjukkan solidaritasnya di runway dengan menggelar pertunjukan tanpa musik.
Sejumlah aksi damai juga terjadi di luar area fashion show, sejumlah tamu undangan mengibarkan bendera Ukraina sembari menuntut untuk dihentikannya peperangan.
Majalah Vogue Ukraina juga kini turut menyuarakan aspirasinya dengan menuntut diberlakukannya embargo penjualan barang mewah kepada Rusia.
Petisi Vogue Ukraina/ Foto: instagram vogue_ukraine |
Pada unggahan di akun Instagram resminya, Vogue Ukraina meminta para konglomerat pengusaha barang mewah fashion untuk berhenti bekerja sama dengan Rusia. Bahkan Vogue Ukraina turut menyebut sejumlah nama besar yang merupakan kliennya untuk mengambil sikap tegas, seperti diantaranya LVMH, Prada Group, Chanel, dan Burberry.
Vogue Ukraina juga menuliskan bahwa aksi ini juga berlaku untuk mereka yang melakukan distribusi dan menjual aksesori, perhiasan, jam tangan, dan produk gaya hidup di Rusia.
"Menunjukkan kepedulian Anda dan lebih mementingkan rasa kemanusiaan daripada keuntungan finansial, adalah satu-satunya alasan yang tepat untuk melawan aksi kejam yang dilakukan Rusia." tulis akun majalah Vogue Ukraina.
Kepentingan Bisnis di Rusia
protes invasi Rusia ke Ukraina di Milan Fashion Week/ Foto: IMAXtree |
Permintaan majalah Vogue Ukraina tersebut tidak terlepas dari artikel New York Times yang menuliskan bahwa Italia meminta penjualan barang mewah dari negaranya tidak termasuk ke dalam sanksi yang diberlakukan Uni Eropa terhadap Rusia.
Perwakilan Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan kepada Vogue Business bahwa pemerintah Italia tidak pernah meminta hal tersebut kepada Uni Eropa.
Italia sendiri merupakan salah satu sentra produksi barang fashion mewah terbesar. Tak hanya label-label Italia saja seperti Prada dan Gucci, kliennya juga berasal dari brand besar asal Prancis seperti Louis Vuitton dan Chanel.
Organisasi mode Italia, Camera Nazionale della Moda Italiana, melansir bahwa ekspor barang mode dari negaranya ke Rusia nilainya mencapai 1,2 miliar Euro per tahun.
"Dampak yang akan dialami tergantung perusahaan dan efek dari sanksi akan terasa, beberapa label akan jadi yang paling terdampak dibanding yang lainnya, namun mereka tidak akan pernah mementingkan bisnis daripada nilai kemanusiaan. Kami yakin pemerintah, bersama Uni Eropa, akan menemukan jalan terbaik. Kami memiliki hubungan bisnis yang baik dengan Ukraina dan Rusia, dan tidak ada satupun yang menginginkan peperangan, saya bisa memastikan itu," ujar Carlo Capasa selaku President Camera Nazionale della Moda Italiana seperti dikutip dari situs WWD.
protes invasi Rusia ke Ukraina di Milan Fashion Week/ Foto: livingly.com/IMAXtree |
Jika dari segi perekonomian nasional Italia mungkin turut terdampak, menilik dari segi bisnis para label fashion mewah pemasukan dari pasar Rusia sendiri porsinya tidak terlalu besar.
Perusahaan investasi bank dan jasa keuangan multinasional asal Amerika Serikat Morgan Stanley mengestimasi bahwa penjualan di Rusia grup konglomerat Kering dan Richemont, pemilik Gucci dan Cartier, hanya sebesar 2 persen dari total penjualan keduanya.
"Perkembangan penjualan barang mewah di Rusia kian menurun selama beberapa tahun dan kini relatif tidak berpengaruh," terang Édouard Aubin selaku analis Morgan Stanley seperti dikutip dari Vogue Business.
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Petisi Vogue Ukraina/ Foto: instagram vogue_ukraine
protes invasi Rusia ke Ukraina di Milan Fashion Week/ Foto: IMAXtree
protes invasi Rusia ke Ukraina di Milan Fashion Week/ Foto: livingly.com/IMAXtree