Nike Layoff Besar-besaran, Kini Banyak Pejabat Ikut Dipecat

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Rabu, 10 Jul 2024 15:00 WIB
Rapor Merah Keuangan Perusahaan
Nike/ Foto: nike.com

Industri fashion tak luput dari krisis keuangan yang mengharuskan perusahaan restrukturisasi hingga merumahkan karyawan. Bahkan perusahaan raksasa Nike kembali mengumumkan PHK besar-besaran.

Nike kembali lakukan pemutusan hubungan kerja pada bulan Juli 2024. Kali ini, jajaran eksekutif perusahaan dikabarkan jadi korban PHK. Gelombang kedua PHK telah dilakukan terhadap 740 karyawan markas besar Nike di Oregon pada 28 Juni lalu.

Nike melaporkan pada Bloomberg bahwa keputusan layoff 2% dari total angkatan kerja perusahaan merupakan bagian dari rencana penghematan biaya selama 3 tahun sebesar 2 miliar USD yang diumumkan sejak Desember 2023. Ribuan pekerja dirumahkan secara bertahap dimulai Februari 2024.

Sementara pada gelombang PHK bulan Juli, ratusan pejabat Nike ikut terdampak. Mengutip NBC Sports, Matthew Kish dari The Oregonian mengabarkan daftar layoff resmi dari Nike, yaitu total 732 pekerjaan tereliminasi, di antaranya 32 vice presidents, 112 senior directors, dan 174 directors. Angka tersebut menunjukkan lebih dari 40% posisi eksekutif yang hilang. Maka bisa disimpulkan Nike tengah berada dalam kondisi darurat finansial.

Rapor Merah Keuangan Perusahaan

Sepatu lari Nike. Foto: nike.com

Nike/ Foto: nike.com

Laporan keuangan Nike mencatat penurunan. Namun tak terbatas dari segi penjualan semata, tapi juga saham yang anjlok. Mengutip Sky News, penurunan membawa mereka ke level yang kurang lebih sama seperti periode pandemi.

Selain itu, penurunan penjualan juga diduga akibat kesalahan strategi yang diambil CEO Nike, John Donahoe, sejak Januari 2020––sebagian besar produk yang tersedia di ritel pihak ketiga dipindahkan ke toko dan website Nike sendiri.

Demi menyelamatkan perusahaan, Nike kembali mempekerjakan Tom Peddie, mantan vice president Nike yang pensiun tahun 2020. Ia pun kembali ambil langkah untuk membangun kembali partnerships dengan ritel di AS, seperti Foot Locker.

Dianggap Kurang Inovasi

Iklan Nike Jepang tentang Rasisme dan Olahraga Sulut Debat Sengit Netizen

Nike/ Foto: DW (News)

Dari perspektif konsumen, Nike juga kehilangan daya tarik akibat produk yang monoton. Dipantau Beautynesia dari unggahan Instagram akun @sneakerfreakermag, komentar sejumlah akun mengakui kolektor sneakers merasa tidak terkesan dengan produk-produk Nike belakangan ini.

Akun @djm********* bercerita bahwa dirinya sudah menjadi pecinta sneakers sejak tahun 90-an, tapi terkait model sepatu Nike “(...) saya memperhatikan kurangnya gaya inovatif yang segar”.

Akun @big******* ikut menyarankan, “Things needs to get scaled back. No more releases multiple times a week, go back to just Saturdays and honestly you don’t need to be dropping something every Saturday. Fewer releases, but more meaningful releases” (Segala sesuatunya perlu diperkecil. Tidak ada lagi rilis beberapa kali dalam seminggu, kembali ke hari Sabtu saja dan sejujurnya [Nike] tidak perlu merilis sesuatu setiap hari Sabtu. Lebih sedikit rilis, namun rilis lebih bermakna).

Pengguna @ars**** berkomentar Nike hanya bisa mengandalkan sepatu-sepatu retronya, “Lack of innovation. Boring shoes. Their last weapon just retros old shoes".

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE