
Potret Tenun Kekinian Persembahan Cita Tenun Indonesia di Jakarta Fashion Week 2025
Oscar Lawalata Culture, fbudi, dan Era Soekamto presentasikan koleksi 'DIALEKTIKA' menggunakan tenun di panggung Cita Tenun Indonesia, JFW 2025, Rabu (23/10).

Asha Samara Darra, desainer untuk rumah mode Oscar Lawalata Culture, menggunakan Tenun Songket Halaban dari Sumatera Barat pada koleksinya/ Foto: Dok. JFW

Kain tenun dalam warna-warni lembut itu mudah dikenali lewat karakteristik timbul, hasil dari penambahan benang Pakan di atas benang Lungsi dengan cara disungkit. Oleh karena pembuatannya yang cukup rumit, proses pengerjaannya pun memakan waktu relatif lama/ Foto: Dok. JFW

Menampilkan potongan yang serba clean serta aksen slits pada atasan tenun, koleksi Oscar Lawalata Culture terinspirasi dari tekstur, motif, dan sisi substansial kain tenun itu sendiri/ Foto: Dok. JFW

fbudi yang berani bereksplorasi menggunakan kain Tenun Sobi Muna dari Sulawesi. Tenun ini ditemukan khususnya Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan, serta Kepulauan Wakatobi, Pulau Muna, dan pulau kecil lainnya/ Foto: Dok. JFW

Tenun ini mempunyai quirks tersendiri yang cocok disandingkan dengan desain streetwear nan youthful sebagaimana diterapkan oleh Felicia Budi selaku desainer di baliknya. Mulai dari corak hingga warna yang mencolok, tenun ini dirancang sedemikian rupa agar mudah diterima oleh generasi muda/ Foto: Dok. JFW

Karakteristik paling menonjol dari tenun Sobi Muna adalah motif yang hanya terlihat di sisi depan kain dan sisi baliknya polos. Ini merupakan hasil dari teknik menenun khas suku Bugis, yakni saat benang Pakan dimasukkan, benang Lungsi diselingkan di bawah atau diturunkan./ Foto: Dok. JFW

Koleksi Era Soekamto yang bertajuk Pakerti berkesan megah berkat desain dan styling-nya. Benar saja, koleksi ini terinspirasi dari baju kebesaran Melayu dan Jawa baik untuk laki-laki maupun perempuan/ Foto: Dok. JFW

Era Soekamto mengolah kain Tenun Cual Sambas yang merupakan hasil akulturasi Suku Melayu dan Dayak, dikombinasikan Batik Tulis Jawa/ Foto: Dok. JFW

Sejarah budaya tenun Sambas dapat ditarik dari masa Kesultanan Sambas abad ke-17. Pembuatannya menggabungkan teknik ikat dan teknik songket, sedangkan pewarnaan benang diikat sesuai dengan desain motif. Oleh karena itu, tenun juga merupakan perwujudan dari harmonisasi. Era Soekamto mengatakan, "Songket Sambas mencerminkan harmoni antara keindahan lahir dan batin, di mana pemakainya harus menjaga nilai-nilai adat dan kehormatan keluarga"/ Foto: Dok. JFW