
Tak Disangka, Deretan Trend Fashion Jaman Dulu Ini Ternyata Malah Bisa Membunuh Manusia

Crinoline
Kalau kamu sering menonton film-film kolosal Eropa yang berlatar belakang era Victoria dan Versailles, kamu pasti tidak asing dengan fashion jaman dulu yang satu ini. Crinoline adalah penunjang gaya yang populer pada Abad ke-18 dan 19. Berbentuk rangka yang terbuat dari logam, crinoline biasanya dipakai di bawah gaun. Para wanita pada masa tersebut akan terlihat anggun serta menarik dengan pinggang ramping namun pinggul yang lebih lebar saat memakai crinoline.

Meski crinoline amat populer, pemakaiannya ternyata bisa berakibat fatal. Tercatat sejumlah wanita tewas akibat kebakaran pada roknya. Pada 1858, New York Times dalam artikelnya menyatakan bahwa rata-rata ada 3 kematian per minggu akibat crinoline yang terbakar. Maka itu para wanita harus ekstra hati-hati saat sedang mengenakan crinoline. Salah langkah, nyawa bisa jadi taruhannya!
Stiff Collars
Tidak hanya fashion wanita yang bisa membahayakan nyawa. Ternyata fashion pria juga ada yang berbahaya. Stiff collars atau kerah tinggi yang kaku terkenal sebagai fashion jaman dulu para pria. Diciptakan pada Abad ke-19, stiff collars membuat leher terkesan lebih panjang dan tegak. Namun, kerah ini sangat kaku. Saking kakunya, stiff collars terbukti bisa mematikan hingga mendapat julukan 'father killer' atau 'Vatermorder' dalam Bahasa Jerman yang berarti pembunuh para ayah.

Lalu bagaimana benda yang menjadi bagian dari fashion jaman dulu tersebut bisa membunuh para pria? Ternyata stiff collars bisa memotong suplai darah ke arteri karotis, yang merupakan pembuluh darah yang menyuplai darah ke area leher dan kepala.
Para pria zaman dahulu memakai stiff collars sebagai aksesoris untuk pergi ke klub. Biasanya para pria bermabuk-mabukan hingga tertidur di kursi dengan kepala miring. Nah, pada saat posisi kepala miring inilah stiff collars bisa membahayakan mereka.
Korset
Penggunaan korset masih populer hingga saat ini. Namun, tidak semua wanita memakai korset setiap saat pada dewasa ini. Tidak seperti jaman dulu, dimana semua wanita wajib memakai korset saat keluar dari rumah. Hal ini berhubungan langsung dengan bentuk tubuh. Para wanita di era Victoria mendambakan tubuh mereka berlekuk seperti jam pasir, dengan pinggang kecil dan payudara yang terangkat menonjol.
Demi medapatkan tubuh idaman tersebut mereka rela menggunakan korset superketat dengan tali pengikat di belakangnya. Korset berhasil membuat tubuh pemakainya tampak indah. Namun, di sisi lain, korset mengandung bahaya bagi kesehatan.

Mad Hatter
Ini bukan nama karakter dalam novel Alice In Wonderland. Ungkapan 'mad as a hatter' telah digunakan 30 tahun sebelum Lewis Carroll mempopulerkannya dalam dongeng anak-anak tersebut. Mad Hatter merupakan sebuatan bagi para pembuat topi pada jaman dulu. Keracunan merkuri adalah risiko kerja bagi para pembuat topi pada Abad ke-18 dan ke-19.
Bahan kimia tersebut digunakan dalam produksi kulit. Paparan dalam jangka panjang bisa mengarah pada penyakit 'mad hatter'. Gejalanya termasuk gemetaran (tremor) dan rasa malu patologis, juga mudah tersinggung. Ketika diserap tubuh, merkuri dapat ditemukan di darah, air seni, empedu, keringat, air liur, dan pada beberapa permukaan usus.
Merkuri hingga kini juga bisa ditemukan dalam sejumlah produk pemutih, yang menjanjikan kulit putih dalam waktu yang singkat. Jadi, tidak hanya para pemakai fashion jaman dulu saja yang terancam bahaya, namun juga para produsen fashion sendiri ikut merasakan bahaya tersebut.
