BILLBOARD
970x250

Tak Disangka, Deretan Trend Fashion Jaman Dulu Ini Ternyata Malah Bisa Membunuh Manusia

Yasmin Artyas | Beautynesia
Kamis, 30 Nov 2017 11:00 WIB
Tak Disangka, Deretan Trend Fashion Jaman Dulu Ini Ternyata Malah Bisa Membunuh Manusia
Beauty is pain. Ungkapan tersebut tidak hanya berlaku untuk jaman sekarang, namun juga jaman dulu. Para wanita jaman dulu ternyata senang sekali menyiksa diri mereka agar bisa tampil cantik. Tidak hanya wanita, para pria juga ikut menjadi korban trend fashion jaman dulu yang bisa membunuh diri mereka. Kira-kira apa saja? Simak yuk!

Crinoline



Kalau kamu sering menonton film-film kolosal Eropa yang berlatar belakang era Victoria dan Versailles, kamu pasti tidak asing dengan fashion jaman dulu yang satu ini. Crinoline adalah penunjang gaya yang populer pada Abad ke-18 dan 19. Berbentuk rangka yang terbuat dari logam, crinoline biasanya dipakai di bawah gaun. Para wanita pada masa tersebut akan terlihat anggun serta menarik dengan pinggang ramping namun pinggul yang lebih lebar saat memakai crinoline. 

 


Foto: https://www.dr.dk

Meski crinoline amat populer, pemakaiannya ternyata bisa berakibat fatal. Tercatat sejumlah wanita tewas akibat kebakaran pada roknya. Pada 1858, New York Times dalam artikelnya menyatakan bahwa rata-rata ada 3 kematian per minggu akibat crinoline yang terbakar. Maka itu para wanita harus ekstra hati-hati saat sedang mengenakan crinoline. Salah langkah, nyawa bisa jadi taruhannya!

 


Stiff Collars


Tidak hanya fashion wanita yang bisa membahayakan nyawa. Ternyata fashion pria juga ada yang berbahaya. Stiff collars atau kerah tinggi yang kaku terkenal sebagai fashion jaman dulu para pria. Diciptakan pada Abad ke-19, stiff collars membuat leher terkesan lebih panjang dan tegak. Namun, kerah ini sangat kaku. Saking kakunya, stiff collars terbukti bisa mematikan hingga mendapat julukan 'father killer' atau 'Vatermorder' dalam Bahasa Jerman yang berarti pembunuh para ayah. 


Foto: https://global.liputan6.com

Lalu bagaimana benda yang menjadi bagian dari fashion jaman dulu tersebut bisa membunuh para pria? Ternyata stiff collars bisa memotong suplai darah ke arteri karotis, yang merupakan pembuluh darah yang menyuplai darah ke area leher dan kepala. 

Para pria zaman dahulu memakai stiff collars sebagai aksesoris untuk pergi ke klub. Biasanya para pria bermabuk-mabukan hingga tertidur di kursi dengan kepala miring. Nah, pada saat posisi kepala miring inilah stiff collars bisa membahayakan mereka. 

 


Korset


Penggunaan korset masih populer hingga saat ini. Namun, tidak semua wanita memakai korset setiap saat pada dewasa ini. Tidak seperti jaman dulu, dimana semua wanita wajib memakai korset saat keluar dari rumah. Hal ini berhubungan langsung dengan bentuk tubuh. Para wanita di era Victoria mendambakan tubuh mereka berlekuk seperti jam pasir, dengan pinggang kecil dan payudara yang terangkat menonjol.

Demi medapatkan tubuh idaman tersebut mereka rela menggunakan korset superketat dengan tali pengikat di belakangnya. Korset berhasil membuat tubuh pemakainya tampak indah. Namun, di sisi lain, korset mengandung bahaya bagi kesehatan. 
 


Foto: https://www.brilio.net
Korset superketat ternyata bisa menyebabkan gangguan pencernaan, sembelit, hingga membuat pemakainya sering pingsan karena kesulitan bernafas, dan bahkan pendarahan. Korset juga menghambat pernafasan sehingga menimbulkan kondisi yang dikenal sebagai 'heaving bosom' pada era Victorian yang merupakan indikasi adanya tekanan pada paru-paru. Tidak hanya itu, korset mampu menggeser organ internal dari posisi alami mereka untuk mengakomodasi bentuk dan tekanan korset. 

 

Mad Hatter



Ini bukan nama karakter dalam novel Alice In Wonderland. Ungkapan 'mad as a hatter' telah digunakan 30 tahun sebelum Lewis Carroll mempopulerkannya dalam dongeng anak-anak tersebut. Mad Hatter merupakan sebuatan bagi para pembuat topi pada jaman dulu. Keracunan merkuri adalah risiko kerja bagi para pembuat topi pada Abad ke-18 dan ke-19.

Bahan kimia tersebut digunakan dalam produksi kulit. Paparan dalam jangka panjang bisa mengarah pada penyakit 'mad hatter'. Gejalanya termasuk gemetaran (tremor) dan rasa malu patologis, juga mudah tersinggung. Ketika diserap tubuh, merkuri dapat ditemukan di darah, air seni, empedu, keringat, air liur, dan pada beberapa permukaan usus.

Merkuri hingga kini juga bisa ditemukan dalam sejumlah produk pemutih, yang menjanjikan kulit putih dalam waktu yang singkat. Jadi, tidak hanya para pemakai fashion jaman dulu saja yang terancam bahaya, namun juga para produsen fashion sendiri ikut merasakan bahaya tersebut. 


Foto: https://www.trenzing.id
(ebn/ebn)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE