10 Pemimpin Negara yang Pernah Dimakzulkan dan Alasannya

Natasha Riyandani | Beautynesia
Rabu, 10 Sep 2025 13:00 WIB
10 Pemimpin Negara yang Pernah Dimakzulkan dan Alasannya
Pemimpin negara yang pernah dimakzulkan/Foto: BBC World

Bukan lagi fenomena baru, rupanya banyak pemimpin dunia yang dimakzulkan atau dipaksa mengundurkan diri dari jabatannya karena melakukan pelanggaran serius terhadap konstitusi atau hukum negara, termasuk menyelewengkan kekuasaan, korupsi, dan pelanggaran hukum lainnya.

Meskipun proses pemakzulan terhadap seorang presiden merupakan langkah hukum dan politik yang tidak mudah untuk dilakukan. Nyatanya, dalam sejarah dunia, telah banyak presiden atau pemimpin negara yang dimakzulkan akibat berbagai pelanggaran yang dilakukan saat menjabat.

Lantas, siapa saja presiden atau pemimpin negara yang pernah dimakzulkan dan alasannya? Melansir dari CNBC Indonesia, berikut daftar lengkapnya. Simak!

1. Yoon Suk Yeol – Korea Selatan

Yoon Suk Yeol/ Foto: Presidential Residence of South Korea

Pada Desember 2024, Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer yang kontroversial. Ia juga mencoba membubarkan Majelis Nasional Korea Selatan. Langkahnya ini dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap demokrasi, sehingga memicu protes besar-besaran dari masyarakat dan oposisi. Tindakan tersebut tidak hanya memperburuk citranya, tetapi juga meningkatkan ketidakstabilan politik di Korea Selatan.

Pada Januari 2025, Yoon Suk Yeol akhirnya menyerahkan diri kepada pihak berwenang setelah bersembunyi selama berminggu-minggu. Kemudian, pada April 2025, Mahkamah Konstitusi mengukuhkan pemakzulan yang sebelumnya disetujui oleh parlemen, menjadikannya Presiden kedua Korea Selatan yang diberhentikan melalui proses ini.

Penangkapannya menandai momen penting dalam sejarah Korea Selatan, yang dikenal sebagai negara dengan tradisi hukum yang ketat terhadap pemimpin yang melanggar aturan.

2. Pedro Castillo – Peru

Pedro Castillo/ Foto: Galería del Ministerio de Defensa del Perú

Presiden Peru, Pedro Castillo, memenangkan kursi kepresidenan pada 2021 dengan janji membawa perubahan besar bagi rakyat miskin. Namun, selang setahun lebih kepemimpinannya, ia menghadapi tekanan besar atas dugaan korupsi, ketidakmampuan mengelola ekonomi, dan terlibat konflik dengan Kongres.

Pada Desember 2022, Castillo secara kontroversial mencoba membubarkan Kongres dan membentuk pemerintahan darurat hanya beberapa jam sebelum sidang pemakzulan terhadap dirinya berlangsung.

Tindakannya tersebut memicu kecaman nasional dan internasional, yang berujung pada pemecatannya melalui pemungutan suara oleh Kongres. Castillo kini menghadapi tuntutan hukum dan digantikan oleh Dina Boluarte, yang menjadi presiden perempuan pertama Peru.

3. Donald Trump – Amerika Serikat

Donald Trump/ Foto: trumpwhitehouse.archives.gov

Sepanjang sejarah Amerika Serikat, Donald Trump menjadi satu-satunya Presiden yang dimakzulkan sebanyak dua kali. Pemakzulan pertama terjadi pada 2019, saat Trump dituduh menyalahgunakan kekuasaan terkait percakapannya dengan Presiden Ukraina. Dalam percakapan tersebut, Trump diduga meminta Ukraina menyelidiki rival politiknya.

Selanjutnya, pemakzulan kedua terjadi pada awal 2021, setelah peristiwa kerusuhan di Gedung Capitol. Trump lagi-lagi dituduh menghasut massa untuk menggagalkan sertifikasi hasil pemilihan presiden. Meski demikian, Senat membebaskannya dalam kedua kasus yang dianggap tidak terbukti tersebut.

Akibat kasus pemakzulan Trump tersebut, menciptakan polarisasi besar di Amerika Serikat yang mempertegas jurang politik antara Partai Republik dan Demokrat.

4. Park Geun Hye – Korea Selatan

Park Geun Hye/ Foto: Arsip Nasional Korea

Park Geun Hye merupakan presiden perempuan pertama Korea Selatan yang dimakzulkan pada 2017. Ia dituduh terlibat dalam skandal korupsi besar yang melibatkan sahabat dekatnya, Choi Soon-sil. Skandal ini memicu kemarahan publik dan aksi demonstrasi besar-besaran.

Mahkamah Konstitusi Korea Selatan akhirnya mengabulkan pemakzulan Geun Hye, memecatnya dari jabatan Presiden. Kasus ini bukan hanya mencoreng reputasinya, tetapi juga mengubah lanskap politik di Korea Selatan.

Skandal tersebut menunjukkan bagaimana penyalahgunaan kekuasaan dapat merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah. Park Geun Hye pun dijatuhi hukuman penjara, menutup karier politiknya yang penuh kontroversi.

5. Dilma Rousseff – Brasil

Dilma Rousseff/ Foto: Palácio do Planalto

Presiden perempuan pertama Brasil, Dilma Rousseff, dimakzulkan setelah diduga melakukan manipulasi laporan keuangan negara untuk menyembunyikan defisit anggaran yang besar. Tuduhan ini diperburuk oleh resesi ekonomi dan skandal korupsi besar-besaran yang melibatkan perusahaan minyak negara, Petrobras.

Pada Agustus 2016, Senat Brasil menggelar sidang pemakzulan yang penuh kontroversi dan akhirnya memberhentikan Dilma Rousseff dari jabatannya. Banyak pengamat yang melihat pemakzulan ini sebagai langkah politik oleh oposisi untuk merebut kekuasaan. Apalagi sampai hari ini, Rousseff tetap menyangkal tuduhan tak berdasar tersebut.

6. Fernando Lugo – Paraguay

Fernando Lugo/ Foto: Flickr.com/Juan Alberto Pérez

Kongres Paraguay dalam pemungutan suara memutuskan untuk memakzulkan Presiden Fernando Lugo. Pemakzulan ini dipicu oleh bentrokan antara petani dan polisi, yang menewaskan setidaknya 17 orang.

Presiden Paraguay itu dipaksa turun dari kursi kepresidenan karena dianggap lalai dalam bertugas pada 22 Juni 2012. Sebelumnya, pada 2008, Lugo terpilih setelah berjanji akan memperjuangkan kaum miskin di Paraguay, sehingga membuat harapan rakyat di negeri landlocked itu sangat tinggi terhadap kapabilitasnya.

7. Alberto Fujimori – Peru

Alberto Fujimori/ Foto: European Union, 2025

Alberto Fujimori, yang memimpin Peru dari 1990 hingga 2000, dimakzulkan setelah skandal video yang melibatkan kepala intelijennya, Vladimiro Montesinos, sedang menyuap anggota Kongres memicu protes besar-besaran dari masyarakat.

Fujimori pun melarikan diri ke Jepang dan mengirim surat pengunduran diri dari sana, tetapi Kongres Peru menolaknya dan secara resmi memecatnya melalui sidang pemakzulan. Ia akhirnya diekstradisi ke Peru pada 2007 dan dijatuhi hukuman penjara atas berbagai tuduhan kejahatan.

8. Rolandas Paksas – Lithuania

Rolandas Paksas/ Foto: European Union, 1998 – 2025

Rolandas Paksas merupakan presiden Lithuania pertama yang dimakzulkan setelah menghadapi tuduhan serius terkait korupsi dan pelanggaran konstitusi. Investigasi mendalam mengungkap bahwa dirinya memberikan kewarganegaraan Lithuania kepada seorang pengusaha Rusia yang memiliki hubungan pada kelompok kriminal, dengan imbalan sejumlah uang.

Keputusan ini diduga sebagai imbalan atas dukungan finansial selama kampanye pemilihannya. Pemakzulan Paksas disetujui oleh parlemen pada 2004, menjadikannya presiden Eropa pertama yang diberhentikan dari jabatan melalui proses hukum.

Meskipun begitu, Paksas tetap berusaha kembali ke panggung politik walau dibatasi oleh undang-undang.

9. K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Indonesia

K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)/ Foto: Badan Informasi dan Komunikasi Nasional Republik Indonesia

Nama K.H. Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, pastinya sudah tidak asing lagi di telinga rakyat Indonesia. Sosoknya pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia keempat pada 1999. Gus Dur terpilih melalui dukungan mayoritas anggota MPR setelah masa reformasi yang menggulingkan Orde Baru. Namun, perjalanan politiknya tidak berjalan mulus.

Pada 2001, Gus Dur menghadapi tuduhan terkait dugaan korupsi dan penyalahgunaan dana yayasan. Meskipun telah menyangkal tuduhan tersebut, langkah politik untuk memakzulkannya tetap berjalan. Sidang Istimewa MPR akhirnya memutuskan mencopot Gus Dur dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia pada 23 Juli 2001.

Pemakzulan ini menimbulkan perdebatan panjang di Indonesia. Banyak yang menganggap bahwa ini semua sebagai langkah politik, bukan berdasarkan fakta hukum. Namun, keputusan tersebut telah menjadi peristiwa penting dalam sejarah politik Tanah Air.

10. Carlos Andres Perez – Venezuela

Carlos Andres Perez/ Foto: White House Staff Photographers

Presiden Venezuela, Carlos Andres Perez, yang telah dua kali memerintah pada 1974-1979 dan 1989-1993, dimakzulkan pada 1993 karena menyalahgunakan dana publik dengan mentransfer dana negara ke rekening pribadi ke New York. Akibatnya, berujung pada tahanan rumah selama dua tahun.

Kasus pemakzulan ini mengajarkan pentingnya akuntabilitas dalam pemerintahan. Meskipun prosesnya sering kali memicu perdebatan, pemakzulan adalah alat penting untuk menjaga demokrasi negara tetap berjalan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE