10 Rahasia di Balik Kepintaran Anak-Anak Finlandia, Bisa Disontek oleh Indonesia Lho!

Ade Irma Suryani | Beautynesia
Senin, 16 Sep 2024 20:30 WIB
6. Tidak Mengejar Prestasi Akademik
Ilustrasi para siswa/Foto: Freepik.com/freepik

Sebagai negara yang konsisten menduduki peringkat pertama negara paling bahagia di dunia, Finlandia juga termasuk salah satu negara yang memiliki pendidikan paling maju di dunia. Hal ini telah dibuktikan oleh Studi Kompetitif Global yang dilakukan oleh World Economic Forum (WEF). 

Karena itu, tidak mengherankan rasanya jika anak-anak Finlandia hampir selalu mencatatkan nilai tertinggi dalam tes internasional.

Hal ini pun didukung oleh sistem pendidikan Finlandia yang menekankan kesetaraan atas keunggulan. Sistem tersebut telah memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa terlepas dari latar belakang atau kemampuan mereka. 

Melansir dari CNBC Indonesia, berikut beberapa rahasia kepintaran anak-anak di negara Finlandia.  

1. Mulai Sekolah Usia 7 Tahun

Ilustrasi pergi ke sekolah/Foto: Freepik.com/pvproductions

Ketika anak-anak di Finlandia sudah memasuki usia 7 tahun, barulah mereka diizinkan bersekolah. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah Finlandia agar anak-anak dapat menikmati masa kecilnya dengan maksimal, tanpa harus terbebani dengan tugas-tugas sekolah di usia dini. 

Selain itu, pemerintah Finlandia hanya mewajibkan 9 tahun belajar. Sementara pendidikan setelah kelas 9 atau di atas usia 16 tahun merupakan pilihan.  

2. Pembelajaran Dimulai Lebih Siang

Ilustrasi anak-anak yang sedang belajar di kelas/Foto: Freepik.com/freepik

Menurut penelitian yang dipublikasikan PubMed Central, jam belajar di sekolah yang lebih awal bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, kebahagiaan, dan tingkat kematangan siswa. Karena itu, sekolah di Finlandia baru dimulai pukul 09.00 hingga 09.45 dan biasanya berakhir pada pukul 02.00 hingga 02.45. 

Sekolah di Finlandia memiliki periode kelas yang lebih lama dan istirahat yang lebih lama. Selain itu, sistem pembelajaran secara keseluruhan tidak ada yang memberikan informasi atau pelajaran yang banyak kepada siswa, tetapi untuk menciptakan lingkungan pembelajaran holistik. 

 

3. Sistem Belajar yang Lebih Santai

Ilustrasi suasana di kelas/Foto: Freepik.com/freepik

Suasana pembelajaran di Finlandia cenderung lebih santai. Para siswanya pun hanya memiliki beberapa kelas dalam sehari. Mereka diberi waktu untuk makan, melakukan kegiatan yang menyenangkan, dan bersantai. 

Selain itu, para guru pun juga diberi ruang khusus di setiap sekolah untuk bersantai, mempersiapkan hari, dan bersosialisasi. 

4. Jarang Ada PR

Ilustrasi sedang mengerjakan tugas dari sekolah/Foto: Freepik.com/freepik

Ternyata di Finlandia, para siswa jarang diberi tugas rumah alias PR. Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), para siswa di Finlandia memiliki jumlah pekerjaan rumah (PR) yang paling sedikit dibandingkan dengan para siswa lain di seluruh dunia.

Bahkan, tugas dari sekolah yang dikerjakan di rumah hanya butuh waktu maksimal 30 menit untuk diselesaikan.

5. Tidak Ada Persaingan di Kelas, Tapi Kerja Sama

Ilustrasi para siswa di sekolah/Foto: Freepik.com/freepik

Di Finlandia, para siswa tidak dituntut untuk bersaing menjadi nomor satu dan berlomba-lomba meraih nilai tinggi di kelas. Sekolah di Finlandia juga tidak memiliki daftar siswa terbaik. Hal ini karena pendidikan di sana tidak menerapkan persaingan, melainkan kerja sama.

6. Tidak Mengejar Prestasi Akademik

Ilustrasi para siswa/Foto: Freepik.com/freepik

Umumnya, sebagian besar sekolah di dunia sering kali menuntut para siswanya untuk unggul dalam matematika dan sains. Selain itu, nilai ujian yang tinggi pun sangat diprioritaskan. Sementara itu, aspek emosional siswa sering kali diabaikan. 

Namun sejak 1980-an, Finlandia mulai berfokus pada hal-hal yang mendasar dalam pendidikan, sehingga lingkungan sekolah menjadi tempat yang menyenangkan. 

Beberapa hal dasar yang menjadi prioritas pendidikan di Finlandia sebagaimana berikut:

  • Pendidikan harus menjadi instrumen untuk mengimbangi ketimpangan sosial
  • Semua siswa menerima makanan sekolah gratis
  • Kemudahan akses pelayanan kesehatan 
  • Konseling psikologi 
  • Bimbingan individual 

7. Guru yang Sama Selama Bertahun-tahun

Ilustrasi guru dan siswa/Foto: Freepik.com/gpointstudio

Di Finlandia, para siswa diajari oleh guru yang sama selama enam tahun sekolah. Selama bertahun-tahun bersama, siswa dan guru bisa saling mengenal, menghormati, dan membangun rasa saling percaya. Dengan begitu, guru bisa berperan sebagai mentor atau bahkan seperti anggota keluarga. 

Dengan menerapkan sistem guru yang sama selama bertahun-tahun, para guru diharapkan dapat mengetahui kebutuhan khusus para siswanya, sehingga mereka dapat memperhatikan perkembangan siswa secara akurat. 

8. Guru Wajib Memiliki Gelar Master

Ilustrasi seorang guru/Foto: Freepik.com/stockking

Di Finlandia, seluruh guru diwajibkan memiliki gelar master, termasuk ilmu pedagogis. Profesi guru di negara Finlandia pun sangat dihormati dan digaji besar. Tak mengherankan, jika jurusan pendidikan di sana sangat bergengsi. 

9. Tidak Ada Tes Standar

Ilustrasi ujian di kelas/Foto: Freepik.com/freepik

Jika di Indonesia sebelumnya pernah ada tes standar untuk seluruh siswa seperti Ujian Nasional (UN), maka di Finlandia tidak ada. Karena Pemerintah Finlandia menyadari, bahwa setiap anak memiliki keunikan dan kecerdasannya masing-masing.

Seluruh siswa di Finlandia dinilai secara individual dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan oleh guru masing-masing. Kemudian, keseluruhan nilai perkembangan siswa dilakukan oleh Kementerian Pendidikan setempat yang mengambil sampel kelompok dari berbagai sekolah. 

Namun, satu-satunya tes yang terdapat di negara Finlandia adalah Ujian Matrikulasi Nasional. Tapi, tes tersebut bersifat sukarela untuk siswa tahun terakhir menengah atas.

10. Ada Opsi Selain Kuliah

Ilustrasi mahasiswa/Foto: Freepik.com/KamranAydinov

Bagi siswa Finlandia yang ingin melanjutkan pendidikannya, ada opsi menguntungkan yang bisa dipilih sesuai minat. Di Finlandia, ada sekolah menengah atas (setara SMA) yang merupakan program tiga tahun untuk mempersiapkan siswa mengikuti Ujian Matrikulasi. 

Ujian Matrikulasi merupakan ujian yang menentukan penerimaan mereka di universitas. Biasanya, ujian tersebut didasarkan pada spesialisasi yang mereka peroleh selama menempuh pendidikan di sekolah menengah. 

Sementara itu, juga ada pendidikan kejuruan, yaitu program tiga tahun yang melatih siswa untuk melanjutkan karir profesional. Para siswa memiliki pilihan untuk mengikuti tes Matrikulasi jika ingin mendaftar ke universitas. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE