10 Rahasia Finlandia untuk Menjadi Negara dengan Kualitas Pendidikan Terbaik
Memiliki kualitas pendidikan yang baik adalah hal yang penting dimiliki oleh sebuah negara. Hal ini tidak mengherankan mengingat selain memiliki sumber daya alam yang baik, negara juga memerlukan sumber daya manusia berpendidikan untuk mengelolanya.
Berdasarkan standar kualitas pendidikan terbaik di dunia, Finlandia adalah juaranya jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Dilansir dari Afterschool Africa, inilah beberapa rahasia yang membuat Finlandia menjadi negara terbaik di dunia soal kualitas pendidikan.
Tidak Ada Ujian Standar
Finlandia menghindari penerapan ujian standar karena hal ini akan membuat siswa terbiasa belajar keras dalam waktu singkat hanya demi lolos dari ujian. Hal ini juga akan membuat guru cenderung mengajar dengan tujuan utama agar muridnya lulus dari ujian tersebut sehingga memahami sebuah ilmu dengan sungguh-sungguh tidak lagi menjadi prioritas pendidikan.
Meskipun begitu, Finlandia memiliki satu ujian bernama Ujian Matrikulasi Nasional yang bisa diikuti oleh para siswa di akhir sekolah menengah ke atas jika mereka mau berpartisipasi. Di luar dari ujian itu, secara umum, semua siswa di Finlandia dinilai berdasarkan kemampuan individu yang sistemnya ditentukan oleh guru masing-masing.
Kemudian untuk mengawasi kemajuan dari sistem pendidikannya, Kementerian Pendidikan Finlandia akan mengambil kelompok sampel dari beberapa sekolah di Finlandia untuk diamati.
Standar Profesi Guru yang Tinggi
Ilustrasi/Foto: Unsplash
Hampir tidak ada alasan untuk meragukan profesi seorang guru di negeri Finlandia. Hal ini karena semua orang yang menjalani profesi sebagai tenaga pendidik harus melalui seleksi yang ketat.
Semua guru di Finlandia diharuskan memiliki gelar Magister dan menjalani seleksi yang ketat di sekolah pendidikan guru. Kemudian, kepala sekolah adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap performa seorang guru di sebuah sekolah.
Tidak Ada Kompetisi
Ilustrasi/Foto: Unsplash/javier trueba
Jika di sebagian besar negara kita menjumpai fenomena di mana ruang lingkup pendidikan diwarnai dengan kompetisi sengit, iklim pendidikan yang berbeda bisa dirasakan di Finlandia. Budaya sistem pendidikan di Finlandia meyakini bahwa “pemenang yang sesungguhnya tidak akan sibuk bersaing”.
Sistem pendidikan Finlandia tidak memusingkan soal sistem berbasis prestasi yang secara sewenang-wenang mengategorikan murid atau guru ke dalam peringkat-peringkat tertentu. Prinsip seperti ini justru menempatkan Finlandia sebagai negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia.
Memprioritaskan Hal-Hal Dasar
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/bangkokclickstudio
Banyak sistem pendidikan yang sangat fokus untuk meningkatkan nilai ujian dan pemahaman siswanya dalam pelajaran matematika dan sains. Sayangnya, pembuat sistem pendidikan itu cenderung melupakan bahwa pelajar lebih memerlukan lingkungan belajar yang menyenangkan, seimbang, dan sehat.
Finlandia sendiri melakukan reformasi sistem pendidikan besar-besaran pada tahun 1980. Sejak itu, pendidik di Finlandia fokus untuk memprioritaskan hal-hal dasar berikut:
- Pendidik harus menjadi alat untuk menyeimbangkan hal-hal timpang yang terjadi di tengah masyarakat.
- Semua murid menerima makan gratis di sekolah.
- Kemudahan akses kesehatan.
- Konseling psikologi.
- Panduan untuk masing-masing individu.
Murid Mulai Bersekolah di Usia yang Lebih Matang
Ilustrasi/Foto: Unsplash/note thanun
Murid di Finlandia juga mulai bersekolah di usia yang lebih matang daripada di negara lain, yakni pada usia 7 tahun. Sebelum usia itu, mereka diberi kebebasan untuk menikmati masa kanak-kanaknya tanpa dibebani dengan keharusan menempuh pendidikan wajib.
Siswa di Finlandia juga hanya memiliki masa pendidikan wajib selama 9 tahun. Kemudian, setelah melewati masa pendidikan wajib itu, mereka bisa dengan bebas memilih untuk menjatuhkan pilihan terbaik untuk dirinya, entah itu secara akademis ataupun karier.
Siswa Bebas Memilih Kelanjutan Karier atau Studi
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Vasily Koloda
Seperti yang telah disebutkan dalam poin sebelumnya, siswa di Finlandia bebas untuk memilih melanjutkan studi ataupun langsung berkarier. Kedua pilihan tersebut dinilai sama menguntungkannya bagi para pelajar.
Di Finlandia, tidak ada gap yang jauh atau pengotak-ngotakan antara murid yang menempuh pendidikan universitas dengan murid yang lulus dari pendidikan vokasi. Kedua kelompok itu punya kesempatan yang sama untuk menjadi profesional dan memiliki karier yang cemerlang.
Di Finlandia, ada sekolah menengah ke atas yang harus ditempuh selama 3 tahun dan khusus mempersiapkan murid untuk menjalani Tes Matrikulasi yang menentukan penerimaan mereka di Perguruan Tinggi.
Ada pula pendidikan vokasi yang juga harus ditempuh selama 3 tahun untuk mendidik murid sebelum terjun ke dunia karier. Murid yang menempuh pendidikan vokasi juga tetap bisa mengikuti Tes Matrikulasi jika mereka akhirnya berniat untuk mendaftar ke universitas.
Jam Sekolah yang Dimulai Lebih Siang
Ilustrasi/Foto: Freepik/freepic.diller
Jika di sebagian besar negara di dunia menerapkan jam masuk sekolah mulai dari jam 7 hingga jam 8, murid di Finlandia malah biasa masuk sekolah antara pukul 9 sampai 9.45 pagi. Hal ini didasari oleh penelitian dari US National Library of Medicine yang menunjukkan bahwa waktu masuk yang terlalu pagi akan merugikan bagi kesejahteraan, kesehatan, dan pendewasaan para pelajar.
Jam sekolah di Finlandia sendiri berakhir pada pukul 2 hingga 2.45 siang di mana para murid tinggal di kelas dengan waktu yang lebih lama dan menjalani waktu istirahat yang juga lebih lama di antara setiap kelas. Sistem pendidikan yang diterapkan itu sendiri tidak bertujuan untuk menjejalkan informasi-informasi kepada siswanya, tetapi untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat.
Tidak Ada Pergantian Guru
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Adam Winger
Murid di Finlandia akan dididik oleh guru yang sama hingga 6 tahun masa pendidikan mereka. Selama waktu ini, guru akan menempati peran sebagai mentor atau bahkan anggota keluarga di mana mereka bisa menjalin rasa percaya dan ikatan yang kuat dengan muridnya.
Hal inilah yang membuat guru di Finlandia bisa menerapkan pola ajar yang berbeda dan disesuaikan dengan kebutuhan serta gaya belajar dari masing-masing individu. Guru juga akhirnya bisa dengan akurat mengukur dan mengawasi progres yang dibuat oleh masing-masing muridnya sehingga bisa membantu mereka untuk mencapai tujuannya.
Lingkungan Belajar yang Lebih Santai
Ilustrasi/Foto: Unsplash/CDC
Murid di Finlandia hanya punya beberapa kelas dalam satu hari. Di samping itu, mereka juga diberikan beberapa kali waktu istirahat selama 15 hingga 20 menit setelah belajar selama 45 menit.
Lingkungan belajar yang seperti ini juga diperlukan oleh para guru. Ruang istirahat untuk guru selalu disediakan bagi para tenaga pendidik yang ingin bersantai, mempersiapkan kelas berikutnya, atau bersosialisasi dengan guru lainnya.
Sistem pendidikan di Finlandia yang sangat memanusiakan para guru ini bertujuan agar para tenaga pendidik tersebut bisa menunjukkan performa terbaiknya selama bertugas.
Lebih Sedikit Pekerjaan Rumah
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Jerry Wang
Menurut OECD, murid di Finlandia punya jumlah tugas dan pekerjaan rumah yang lebih sedikit dibandingkan siswa lain di seluruh dunia. Mereka bahkan hanya menghabiskan kurang dari setengah jam dalam semalam untuk menyelesaikan tugas dari sekolah.
Siswa di Finlandia juga tidak memiliki tutor. Mereka menyelesaikan segala yang perlu dipelajari di sekolah tanpa tambahan tekanan untuk menjadi yang terbaik dalam pelajaran apa pun. Tanpa mencemaskan soal nilai dan tugas, mereka bisa fokus untuk menyelesaikan tugas yang lebih penting, belajar, dan berkembang menjadi manusia yang lebih baik.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!