10 Resolusi 2026 Buatmu yang Ingin Lebih Ramah Lingkungan, Terapkan Kebiasaan Sederhana Ini Yuk!

Justina Nur | Beautynesia
Selasa, 30 Dec 2025 10:30 WIB
Kurangi Kebiasaan Beli Gadget Terbaru
Hindari membeli perangkat elektronik terbaru meski yang baru pasti lebih canggih. Hal ini karena produksi setiap barangnya membutuhkan energi yang tidak sedikit./ Foto: Freepik.com/senivpetro

Menjelang tahun baru 2026 kini semakin banyak orang yang menyadari bahwa sekecil apapun yang kita lakukan bisa sangat berdampak dan membawa perubahan besar untuk lingkungan.

Hal itu bisa berupa cara kita belanja, mengelola sampah, hingga memanfaatkan sumber daya, semuanya memiliki kontribusi terhadap krisis iklim dan kelestarian lingkungan. Mengingat ada banyak bencana yang terjadi di Indonesia, sudah sewajarnya bagi kita untuk memiliki kesadaran agar berperilaku lebih ramah lingkungan di tahun 2026.

Menerapkan gaya hidup ramah lingkungan tak selalu mahal atau merepotkan. Kamu bisa mulai memasukkan list kebiasaan positif berikut ini untuk resolusi 2026 agar kita tidak lagi menjadi orang yang abai dengan kelestarian lingkungan yang kita tinggali.

Kurangi Belanja Fast Fashion dan Fast Beauty

Lawan godaan beli makeup, skincare, baju, celana, atau hijab terbaru hanya karena packaging-nya lucu dan tampak terlihat bagus di influencer yang menggunakannya. Belanja kompulsif ini bisa memicu menumpuknya sampah, apalagi jika kamu merasa tidak cocok dengan produk tersebut./ Foto: Freepik.com/Lifestylememory

Lawan godaan beli makeup, skincare, baju, celana, atau hijab terbaru hanya karena packaging-nya lucu dan tampak terlihat bagus di influencer yang menggunakannya. Belanja kompulsif ini bisa memicu menumpuknya sampah, apalagi jika kamu merasa tidak cocok dengan produk tersebut./ Foto: Freepik.com/Lifestylememory

Setiap bulan atau musim, berbagai brand baik itu merek fashion, makeup, atau skincare, akan meluncurkan produk mereka yang terbaru. Brand makeup dan skincare bisa saja merilis produk mereka dengan packaging yang lebih menarik, lebih lucu, dan dengan formula yang diklaim mampu memberikan tampilan lebih baik untuk kulitmu.

Begitu pula fast fashion, yang berlomba-lomba menjual berbagai busana dengan tren terkini dan menggoda konsumen untuk checkout sesegera mungkin.

Namun, kamu perlu tahu bahwa ada hidden cost dari setiap produksi makeup, skincare, atau fashion item. Bahkan untuk produk skincare dan makeup, mereka juga dapat menghasilkan sampah yang dapat menumpuk jika kamu hanya membeli untuk mencoba dan akhirnya tidak cocok.

Oleh karena itu, pastikan kamu hanya membeli pakaian, skincare, dan makeup seperlunya. Pilih suatu produk berdasarkan kebutuhan dan kualitas, daripada kuantitas. Hindari membeli sesuatu hanya untuk menimbun atau mengoleksi.

Disiplin Membawa Tas Belanja Sendiri

Jangan lupa membawa tas belanja saat akan grocery shopping atau sekadar jajan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai./ Foto: Freepik.com/garetsvisual

Jangan lupa membawa tas belanja saat akan grocery shopping atau sekadar jajan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai./ Foto: Freepik.com/garetsvisual

Beauties, pernahkah kamu menghitung berapa banyak kantong plastik yang kamu dapat dan buang dalam satu hari? Setidaknya, kita mendapat atau membuang paling tidak 1 sampah plastik tiap hari, baik itu ketika kita membeli sarapan, snack risoles saat jajan, atau membeli buah di pasar.

Mulai hari ini atau paling tidak mulai awal tahun 2026 ini, cobalah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Kantong plastik sekali pakai mungkin hanya kita gunakan tidak lebih dari 1 jam, tapi butuh ratusan tahun untuk terurai.

Tidak hanya itu, sampah plastik juga hanya berakhir dengan menggunung di tempat sampah atau bahkan sering berakhir mencemari laut dan ekosistem.

Gunakan Botol Minum dan Wadah Makan Reusable

Jangan ragu untuk menolak pemakaian wadah plastik sekali pakai dengan menggantinya menggunakan botol minum dan wadah makan reusable untuk menurunkan jumlah sampah wadah sekali pakai./ Foto: Freepik.com

Jangan ragu untuk menolak pemakaian wadah plastik sekali pakai dengan menggantinya menggunakan botol minum dan wadah makan reusable untuk menurunkan jumlah sampah wadah sekali pakai./ Foto: Freepik.com

Botol atau cup plastik sekali pakai merupakan salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia. Oleh karena itu, jangan lupa untuk membawa dan menggunakan botol minum dan wadah makan sendiri untuk mengurangi sampah plastik ini.

Jangan malu untuk bertanya dan minta tolong kepada penjual, bahwa kamu ingin membeli produk mereka tapi dengan wadah yang kamu bawa sendiri. 

Selain itu, jika tidak membawa wadah, kamu juga bisa mengusahakan untuk makan atau minum di tempatnya, namun di warung makan atau restoran yang selalu mencuci peralatan makan dengan baik.

Mengurangi Limbah Makanan

Hindari membuang bahan makanan dengan membuat menu makan secara cermat dan habiskan makanan yang sudah dimasak./ Foto: Freepik.com

Hindari membuang bahan makanan dengan membuat menu makan secara cermat dan habiskan makanan yang sudah dimasak./ Foto: Freepik.com

Ada banyak isu tentang makanan yang kita terima di tahun 2025 ini. Ada yang kekurangan makan, tapi ada juga limbah makanan yang menumpuk. Maka dari itu, sangat penting buat kamu untuk rutin merencanakan menu makan, menyimpan makanan dengan benar, dan menghabiskan makanan yang sudah dimasak. Kebiasaan sederhana ini membantu menekan munculnya limbah makanan yang dapat menyumbang gas metana di tempat pembuangan sampah akhir.

Gunakan Transportasi Umum atau Berjalan Kaki

Rutin menggunakan transportasi umum tidak hanya menurunkan angka kemacetan, tapi juga menekan munculnya polusi dan membuatmu jadi lebih sehat./ Foto: Freepik.com

Rutin menggunakan transportasi umum tidak hanya menurunkan angka kemacetan, tapi juga menekan munculnya polusi dan membuatmu jadi lebih sehat./ Foto: Freepik.com

Penggunaan kendaraan pribadi tak hanya membuat pengeluaranmu semakin banyak tapi juga membuatmu jadi malas gerak yang justru berdampak negatif untuk kesehatan tubuh. Di sisi lain, rutin menggunakan transportasi umum selain menekan polusi udara dan emisi gas rumah kaca, juga memaksamu untuk bergerak, berjalan kaki hingga ke halte atau stasiun. Kebiasaan ini tak hanya menurunkan kemacetan dan lebih ramah lingkungan, tapi juga membuatmu lebih hemat.

Menghemat Air dalam Aktivitas Sehari-hari

Bijaklah menggunakan air bersih dengan menggunakannya secara secukupnya, seperti matikan keran air saat sikat gigi atau tidak terlalu lama menyalakan shower saat mandi./ Foto: Freepik.com/Jcomp

Bijaklah menggunakan air bersih dengan menggunakannya secara secukupnya, seperti matikan keran air saat sikat gigi atau tidak terlalu lama menyalakan shower saat mandi./ Foto: Freepik.com/Jcomp

Krisis air bersih adalah salah satu isu lingkungan yang terjadi di tahun 2025 ini terutama di daerah bencana atau konflik. 

Penting bagi kamu untuk mencoba menggunakan air bersih dengan lebih adar, seperti menggunakan air secukupnya, mematikan keran air saat menyikat gigi, tidak berlama-lama menggunakan shower, atau menekan flush di toilet.

Memilah Sampah dari Rumah

Memilah sampah dari rumah akan membantu proses pengelolaan sampah di TPA/TPS jadi lebih efektif./ Foto: Freepik.com

Memilah sampah dari rumah akan membantu proses pengelolaan sampah di TPA/TPS jadi lebih efektif./ Foto: Freepik.com

Sebelum kamu membuang sampah, cobalah untuk memilah dan memisahkan sampah terlebih dahulu berdasarkan jenisnya, seperti sampah organik, anorganik, dan yang bisa didaur ulang.

Pemilahan sampah sejak dari rumah ini akan membantu proses pengelolaan limbah jadi lebih efektif. Selain itu, memudahkan petugas sampah ketika akan mengangkutnya.

Lebih baik lagi jika sampah yang organik kita olah dari rumah, seperti memanfaatkan maggot yang dapat mengurai sampah organik. Dengan mengolah sampah sejak dari rumah, tempat pembuangan akhir tidak akan terlalu terbebani untuk mengelola sampah dari rumah tangga.

Menghemat Pemakaian Listrik dan Energi

Hemat pemakaian listrik seperti dengan mematikan lampu saat tidak digunakan dan mencabut charger ponsel jika sudah tidak dibutuhkan./ Foto: Freepik.com/pvproductions

Hemat pemakaian listrik seperti dengan mematikan lampu saat tidak digunakan dan mencabut charger ponsel jika sudah tidak dibutuhkan./ Foto: Freepik.com/pvproductions

Kebiasaan seperti mematikan lampu saat tidak digunakan, mencabut charger, dan memilih peralatan hemat energi bisa mengurangi jejak karbon rumah tangga.

Selain menghemat pemakaian listrik, kebiasaan ini jika rutin dilakukan justru membuat rumah lebih aman karena terhindar dari bahaya kebakaran akibat korsleting listrik.

Belanja di Toko Dekat Rumah

Usahakan belanja di toko dekat rumah, karena dapat menambah jejak karbon atau emisi dan sampah dari bungkus atau packaging-nya./ Foto: Freepik.com

Usahakan belanja di toko dekat rumah, karena dapat menambah jejak karbon atau emisi dan sampah dari bungkus atau packaging-nya./ Foto: Freepik.com

Kamu pasti paham kalau belanja online, penjual akan mencoba membungkus barang dengan rapi dan aman, menggunakan berbagai lapisan bubble wrap dan plastik yang ketika kita unboxing hanya akan menjadi sampah.

Oleh karena itu, cobalah untuk lebih mindful ketika belanja online. Jika barang tersebut dijual di dekat rumahmu, lebih baik kamu membeli di toko dekat rumah meski sedikit lebih mahal seperti di kisaran Rp1,000-Rp5,000.

Selain membantu toko-toko daerah sekitarmu tetap bertahan di kondisi ekonomi yang sulit ini, kamu juga tidak akan menambah jejak karbon dan timbunan sampah plastik hasil dari belanja online.

Kurangi Kebiasaan Beli Gadget Terbaru

Hindari membeli perangkat elektronik terbaru meski yang baru pasti lebih canggih. Hal ini karena produksi setiap barangnya membutuhkan energi yang tidak sedikit./ Foto: Freepik.com/senivpetro

Hindari membeli perangkat elektronik terbaru meski yang baru pasti lebih canggih. Hal ini karena produksi setiap barangnya membutuhkan energi yang tidak sedikit./ Foto: Freepik.com/senivpetro

Setiap tahun, tak sedikit produsen gadget atau perangkat elektronik mengeluarkan produk terbarunya. Namun, kali ini kita sebaiknya menahan diri untuk upgrade ponsel, laptop, atau tablet terbaru jika barang yang lama masih bisa digunakan.

Hal ini karena setiap gadget membutuhkan berbagai komponen yang salah satu komponennya yaitu baterai membutuhkan penambangan 

Produksi setiap perangkat elektronik membutuhkan energi yang tidak sedikit. Perangkat elektronik membutuhkan beberapa komponen yang harus ditambang terlebih dahulu, contohnya kobalt. 

Dilansir dari Sustainability By Number, hampir 70% kobalt di dunia ternyata berasal dari Kongo. Kongo tak hanya memiliki cadangan kobalt dalam jumlah yang besar tapi juga berkualitas.

Para penambang kobalt sering berada di kondisi pekerjaan yang tidak layak, bahkan pekerja tambang anak-anak adalah hal yang biasa dijumpai.

Selain itu, membuang limbah perangkat elektronik secara sembarangan sangat berbahaya untuk dilakukan, karena sampah perangkat elektronik dapat melepaskan bahan kimia beracun seperti timbal, merkuri, kadmium yang dapat meresap hingga ke dalam tanah dan air.

Dengan meningkatnya konsumen gadget yang ingin mengganti perangkat elektronik mereka, maka volume limbah elektronik akan terus meningkat.

Itu tadi Beauties, deretan kebiasaan ramah lingkungan yang bisa kamu terapkan sebagai resolusi di tahun baru, tahun 2026 nanti. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE